Salah Sangka


Cerpen ini kelanjutan dari Conversation with  G. Selamat menikmati ^_^
***
Merindukan seseorang bukan hal yang salah. Keila menyadari hal itu sekarang ini. Tetapi sudah terlambat. Dia sudah berada di sini, di depan pintu kamar nomer 713. Tangannya sudah mengetuk pintu itu tiga kali dan kini pintu itu terbuka lebar dihapadannya.
“Keila?” Mario nampak terkejut.
                “Siapa sayang?” Terdengar suara seseorang dari dalam kamar.
Jantung Keila berdegup kencang. Astaga... Astaga! Dia kenal suara itu. Jadi, semua yang dikatakan Brinna memang benar!
“Jadi ini yang kamu sembunyikan? Kamu tega! Ini kan, alasan kamu ga angkat telpon, ga balas sms, ga online Skype? Benar kan? Dasar buaya. Kamu pikir kamu hebat bisa mempermainkan perempuan? Kamu pikir cowok di kampus cuma kamu?”
“Apanya yang aku sembunyikan? Tega kayak gimana aku ke kamu?”
“Aku dikasi tahu Brinna. Aku pikir Brinna bercanda. Ternyata kamu yang main mata.”
Wajah Keila pasti sangat merah sekarang. Matanya juga perih, tanda-tanda segera keluar air mata. Kalau tidak menahan diri, ingin rasanya ia cakar-cakar wajah Mario di sini. Hatinya sakit. Fisiknya juga sakit. Berhari-hari tidak tidur memikirkan Mario yang mendadak tanpa kabar. Ia capek. Luar biasa capek.
Dan suara perempuan itu terasa familiar.

“Siapa ini, Mario? Pacar kamu?”
Seorang perempuan berdaster biru dengan rambut disanggul muncul dari balik pintu. Mario yang nampaknya berusaha menyembunyikan perempuan itu akhirnya mengalah  dan membiarkannya membuka pintu lebih lebar. Perempuan itu kira-kira berumur setengah abad. Beberapa uban muncul menghiasi kepalanya.
Keila tertegun. Kalau ia melanjutkan kesoktahuannya, bisa saja ia menuduh Mario melayani tante girang. Tapi ia tahu ia tak sebodoh itu. Tante girang tidak mungkin memakai daster dan disanggul. Ini lebih pantas jadi...... mamanya Mario.
“Wah, pacar Mario cantik ya?”
“Ibu.... ibu ini mamanya Mario?”
“Hahahaha, kamu pasti berpikir macam-macam tentang Mario ya?”
“Tapi...tapi...”
“Ayo sini masuk dulu. Biar Mario sendiri yang menjelaskan ke kamu kenapa dia menghilang akhir-akhir ini.”
Keila masuk dan melihat sekeliling. Nampak dua buah koper berderet rapi di dekat lemari. Ada termos, biskuit, dan sekotak teh celup di meja. Ada pula boneka panda berukuran agak besar dan kotak plastik berisi mainan. Nah yang itu pasti milik adik perempuan Mario. Semua yang dilihat Keila semakin menegaskan kalau Mario tidak berbuat sesuatu yang buruk. Tidak mungkin Mario berkencan di hotel sambil membawa anak kecil.
“Kak Kei! Kak Kei!”
Seorang anak perempuan dengan bando kepala Mickey Mouse berlari masuk sambil tertawa-tawa. Ia memeluk Keila dengan manja. Di belakangnya, seorang perempuan yang sedikit lebih muda dari mama Mario muncul. Keila semakin salah tingkah.
“Kamu masih mau tanya kenapa aku ga ada kabar?” tanya Mario lembut. Keila menggeleng malu. Ia hanya mampu menunduk. Ia benar-benar memalukan. Tidak seharusnya ia bertengkar dengan Mario di depan keluarganya. Apa penilaian mamanya Mario nanti? Jangan-jangan ia langsung diblacklist dari daftar calon menantu.
Ternyata tante Mario sakit. Keluarga Mario pun datang ke sini untuk menjenguk. Karena kamar kost Mario sempit, ia harus menyewa kamar hotel untuk tempat menginap keluarganya. Saking sibuknya mengurus keluarga, Mario sampai lupa menghubungi Keila.
“Kamu ga ngambek lagi kan? Brinna pasti lihat aku sama sepupuku kemarin. Sepupuku seumuran kita, dia kuliah di luar kota. Mungkin Brinna pikir itu selingkuhanku.”
Keila tersenyum. Ah, bodohnya ia tidak mempercayai pacarnya.



10 Komentar

  1. Sukaaaaa... keren Linda hihihihi

    BalasHapus
  2. Huwaaa....langsung jadi nih....kerennn mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe malu kalo dipanggil mbak.....mbak udah jadi belum? :D

      Hapus
  3. pasti malu banget seandainya itu kejadian di dunia nyata :)


    Cheers

    Yulia Rahmawati

    BalasHapus
  4. hahhaa, makanya buka pintu dulu baru nuduh. :))

    BalasHapus
  5. wah keren nih :)
    salam kenal :)
    mind to follback?

    rofifahyusadi.blogspot.com

    BalasHapus
Posting Komentar
Lebih baru Lebih lama