A Place To Remember - Papua

Jayapura
Kalau soal tempat paling berkesan yang pernah saya datangi seumur hidup, mudah saja. Ada tiga tempat yang semuanya di Indonesia yang benar-benar saya sukai. Saya berharap bisa kembali lagi ke sana. Tempat pertama Papua, kedua Sulawesi Selatan, dan ketiga Kabupaten Kediri. Banyak ya? Ah tapi saya cerita soal Papua saja. Soalnya kalo Sulawesi dan Kediri sudah lamaaaaa sekali tak saya hampiri.


Kalau ditanya berapa kali seumur hidup saya pindah rumah, mungkin saya lupa. Iya, saking seringnya. Maklum, papa seorang tentara. Tiap pindah tugas, seluruh anggota keluarga diboyong juga. Seakan kami ini keluarga nomaden J Tapi herannya sifat pemalu saya itu tidak hilang-hilang padahal dengan seringnya pindah rumah kan bikin saya mau tak mau cepat beradaptasi ya?

Ketika saya akan masuk kuliah tepatnya 2011 lalu, papa ditugaskan ke Papua. Tidak boleh membawa keluarga. Apalagi saya dianggap sudah besar. Tidak mungkin juga saya meninggalkan kuliah di Bogor. Jadi papa pergi sendiri. Setahun hanya pulang beberapa kali.

Mama dan adik saya beberapa kali menjenguk papa. Saya tidak pernah ikut karena jadwal kuliah yang luar biasa padat. Saya juga jarang ikut acara keluarga atau pulang ke kampung nenek. Saya sering diceritakan keindahan Papua. penasaran, tapi belum kesampaian.

Tahun lalu ketika libur semester empat ke semester lima, seharusnya saya melaksanakan praktek kerja lapangan (pkl). Tapi pkl saya tertunda. Saya juga sakit sampai bolak balik ke RS. Naaaah setelah sembuh, saya dibawa mama dan adik ke Papua. Itulah pengalaman pertama menginjakkan kaki di tanah mutiara hitam.
 
Jayapura - 2
Kota yang pertama kali saya singgahi adalah Jayapura. Tempatnya indah. Kami sekeluarga menginap di sebuah hotel yang pemandangannya langsung menghadap ke laut. Terakhir kali memiliki pengalaman berkesan dengan laut adalah ketika saya ke Pantai Bira di Sulawesi. Waktu melihat laut lagi, rasanya kerinduan saya tumpah.

Halaman belakang menghadap laut
Saya diajak untuk melihat tempat tinggal papa selama di Jayapura. Letaknya di atas bukit. Keren! Di satu kota ada laut sekaligus bukit. Tempat tinggal papa itu terletak di punggung bukit yang langsung menghadap laut. Dari kejauhan kami bisa melihat kapal-kapal yang lewat.
Pantai Hamadi

Karena saya dianggap jarang ikut bepergian dengan keluarga, saya benar-benar diajak memuaskan mata selama di Papua. Hampir seminggu yang kami lakukan adalah berkeliling ke seantero Jayapura. Kami sempat melihat Pantai Hamadi. Waktu itu pantainya sepi. Kami juga pergi ke perbatasan antara Papua dengan Papua Nugini. Tempatnya sangat panas. Banyak mobil berjajar dan sebagian dipakai untuk berdagang.
Monumen MacArthur

Salah satu lokasi yang paling saya sukai selama di Jayapura adalah Monumen MacArthur. Tempatnya memang agak jauh dari pusat kota. Jalannya berkelok-kelok menanjak. Kanan kiri barisan pepohonan menghiasi.
 
Danau Sentani dilihat dari Monumen MacArthur
Rumah makan di Danau Sentani
Monumen MacArthur terletak dalam kompleks militer. Saya lupa berkunjung di hari apa, tapi saat itu sangat sepi. Ada dua pasang muda-mudi yang juga tengah mengagumi keindangan pemandangan di sekitar Monumen MacArthur.

Terletak di atas bukit dan dikelilingi pepohonan ramping, monumen berdiri gagah. Kalau capek, pengunjung bisa duduk di bangku-bangku yang langsung menghadap ke Danau Sentani. Itulah yang membuat tempat ini menjadi sangat indah. Kita juga bisa melihat bandara.

Setelah beberapa jam menghabiskan waktu memotret, kami sekeluarga pulang ke Jayapura. Namun kami singgah ke sebuah tempat makan yang berada di atas Danau Sentani. Tempat makan itu terkenal dengan masakan berbahan baku ikan. Karena saya bukan pecinta ikan, saya lebih menikmati suasana rumah makan itu. Sejauh mata memandang terlihat air bening yang melimpah. Bahkan ketika shalat di sana terasa sangat damai dan khusyuk J

Destinasi berikutnya adalah Kabupaten Mimika. Letaknya jauh dari Jayapura sehingga kami menjangkaunya dengan pesawat. Kabupaten Mimika juga menjadi tempat saya melaksanakan praktek kerja lapangan (pkl) tahun ini. Saya tinggal sendiri karena papa sudah tidak bertugas di Papua. Kalau tahun sebelumnya saya bersama keluarga pergi ke Distrik Tembagapura, maka tahun ini saya menghabiskan sebagian besar waktu di Distrik Kuala Kencana.
Tembagapura

Tembagapura - 2
Tembagapura - 3
Distrik Tembagapura adalah wilayah dataran tinggi. Suhunya sangat dingin. Untuk penderita sinus dan alergi dingin seperti saya, suhunya sedikit menyiksa. Pemanas ruangan tidak banyak membantu. Saya pakai jaket super tebal yang biasa dipakai teknisi tambang. Uniknya, penduduk asli justru berpakaian tipis. Saya masih ingat ada bapak-bapak yang lewat menggunakan kaos dalam. Kok kuat ya?

Naik kereta gantung
Pemandangan dari kereta gantung
Grasberg, tempat tambang
Distrik Tembagapura termasuk dalam wilayah kontrak karya PT Freeport Indonesia. Saya kagum dengan kebersihan dan keteraturan komunitas yang hidup di sana. Lalu lintasnya juga sangat rapi. Tidak seperti di Jakarta atau Bogor deh. Tidak ada yang main salip-salipan atau saling klakson hingga jalanan menjadi bising. Disiplinnya tinggi.

Kalau Distrik Kuala Kencana sih di dataran rendah. Jadi udaranya panas. Tapi karena gedung tempat saya pkl dingin, kemana-mana saya bawa jaket. Saya betah meski jauh dari Bogor. Selain karena keteraturan dan kedisplinannya, saya juga nyaman dengan orang-orangnya. Teman-teman di sana baik. Mungkin karena saya yang paling muda, jadi dianggap adik atau anak, hehe.

Salah satu kegiatan di Distrik Kuala Kencana
Kabupaten Mimika memang bukan tempat wisata. Namun tinggal di sana selama dua bulan adalah salah satu pengalaman tak terlupakan. Saya mendapat banyak pengalaman sekaligus kesempatan mencoba berbagai hal. Rasa terima kasih saya tidak sebanding dengan orang-orang yang bersikap peduli pada saya. Jauh dari keluarga dan teman-teman membuat saya mandiri dan beradaptasi. Dua kali ke Papua adalah berkah.





Catatan: tulisan di atas merupakan rangkuman pengalaman saya dua kali pergi ke Papua. Foto-foto merupakan dokumentasi pribadi. Tulisan lebih lengkap sebelumnya pernah saya tulis di sini.

26 Komentar

  1. Whoaaaa papuaaa..berumtung sekali dikau bisa kesana, sipsip.. Makasih sudah berprtisipasi yaa..
    Btw, ini asik sekali lo dibcanya, coba buat buku aja.. Panduan traveling ke ke papua ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak hehe lagian akhir2 ini saya jarang posting :D

      ah masak? haha makasih mbak

      kalo pengalaman travelingnya udah banyak baru lah pede nulis-nulis hehe, ini aja jarang kemana-mana

      Hapus
    2. Tulis sajaaaa... Pasti ada penerbit yg mau, coba deehh

      Hapus
    3. tapi materi tulisannya kurang banyak mbak hehehhe

      Hapus
  2. aku juga rindu tanah Papua mak...Danau Sentani yang cantik dengan ikannya yang manis...McArthur yang tinggi di atas sanaaa....juga beberapa tempat yang sempat saya datangi tapi lupa namanya...Sungguh tanah yang indah...semoga menang GAnya mak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah mbak kapan ke sana? iya danaunya cantik sekali :D makasih aamiin

      Hapus
  3. wiw...papua...jadi penasaran gimana ya disana :), btw salam kenal :)

    BalasHapus
  4. Om ku ada yg tinggal di Papua, pengen kesana tapi kapan dan dlm rangka apa ya.. katanya disana memang indah sekali... :)

    BalasHapus
  5. kapan yah saya bisa ngebolang ( jalan-jalan ) ke Indonesia timur Papua....

    BalasHapus
  6. danau Sentani cantiknya ya...
    aku belum pernah ke Jayapura, tapi tamat SD di Sorong
    terima kasih udah mampir ke blogku ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah di sorong? saya belum pernah ke sana. iya sama sama :D

      Hapus
  7. wah, aku belum buat GAnya NOe
    good luck GAnya ya

    BalasHapus
  8. Waah.....bener bener indah banget kota di ujung timur Nusantara ini
    beruntungnya dirimu pernah kesana, Linda :)

    Semoga sukses di GA ini....

    salam

    BalasHapus
  9. saya belum pernah ke Papua nih, untuk sekarang cukup baca tulisan mbak tentang papua dulu heheee....

    BalasHapus
  10. cool Linda. Sumpah aku sampai geleng- geleng dengan cara mu bercerita. Kereeeen. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ajeb ajeb ya sil hahahaha #pasanglampudisko

      Hapus
  11. Jadi ngiler pengin makan di pinggir Danau Sentani jugaaa ;) Kapan ya aq bisa ke sana juga, pengin banget nyolek puncak Cartenz *ngimpi pake bangeeeet :)

    BalasHapus
  12. Hai Kak Linda, salam kenal! Saya Rani, Mahasiswi fakultas Teknik tahun ke-tiga. Kebetulan saya sedang mencari referensi tentang pengalaman kerja pratek atau PKL di PTFI, Papua, dan saya menemukan blog kakak. Saya sudah membaca beberapa postingan kakak terkait PKL di Papua, menarik sekali, tipsnya juga oke. Rencananya saya mau mangajukan proposal KP ke PTFI untuk tahun depan. Dari pengalaman kakak, saya ingin bartanya, sebenarnya lebih ke hal teknis. Kakak mengajukan berkas PKL ke PTFI itu berapa lama sebelum palaksanaan PKL? Seleksi apa saja yg kakak lewati? Dan mungkin kakak ada tips-tips seputar pengajuan berkas PKL ke PTFI? Terima kasih sebelumnya^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengajuan di tahun sebelumnya, mulai pkl di awal tahun berikutnya. Biasanya kalau perusahaan yang membutuhkan proposal kita untuk magang/pkl/kp memang tidak bisa mepet ya waktunya karena mereka kan harus menyeleksi proposal.

      Umumnya kalau perusahaan besar, selain proposal nanti kamu akan dites kesehatannya. Karena kamu jurusan teknik, kamu kerja lapangan kan jadi kamu harus fit ya.

      Dosen saya nolak ttd proposal saya karena polos cuma kayak bikin paper pas kuliah. Ya hvs 80 gram doang. Sebaiknya dibuat desain yang menarik dan profesional. Kamu bisa minta bantuan teman yang jago desain. Jelaskan kenapa kamu mau ke sana, benefit buat perusahaan dan kampus kamu apa (timbal balik dong ya), apa kaitannya sama jurusan kuliah kamu, terus di sana rencananya kamu mempelajari apa. Tapi kadang memang ada yang di proposal ditulisnya apa ternyata sampai di lapangan tugas yang diberikan beda. Kalau di PTFI sesudah kamu sampai di sana, sebelum kamu memulai kegiatan, kamu diberi informasi dulu seperti profil perusahaan dll.

      Hapus
Posting Komentar
Lebih baru Lebih lama