Prompt #71 Nirvana

monday flash fiction

“Mau ke mana?”

Kamu tidak menjawab. Kamu terlalu fokus melihat jalan. Seakan peta yang tergambar dalam kepalamu sekejap hilang jika kau sempat mengalihkan perhatian. Bulir-bulir keringat menetes perlahan. Namun kau menolak berhenti atau sekedar meneguk minuman. Padahal tak ada yang mengejar. Tak ada yang mengikuti.

“Mau ke mana?” teriakku.

“Diam!” kamu membentak lebih keras.

“Apa sih, marah-marah? Emang aku punya salah? Aku kan cuma tanya, kita mau ke mana. Kamu pikir aku barang, ga bisa bicara. Harus diam saja sampai tempat tujuan. Memangnya cuma kamu yang ada di mobil ini? Aku juga! Aku berhak tanya, karena aku kamu bawa.”

“Aku dengar kamu udah tiga bulan ga kontrol.”

“Kenapa jadi bahas aku? Jangan mengalihkan suasana, brengsek!”

Ganti aku yang menatap fokus ke depan. Napasku naik turun karena terlalu marah. Bukan cuma orang yang punya darah tinggi yang kesulitan mengendalikan emosi. Semua yang penyakitan pun demikian. Sejak dokter mengumumkan vonis sialan itu, aku jadi roller coaster. Naik turun tak terkendali. Marah dan sedih datang silih berganti. Seakan tiap hari berperang melawan diri sendiri.

“Kenapa kamu ga kontrol? Kamu ga mikirin perasaan aku tiap kali lihat kamu muntah-muntah? Kamu ga hargai usaha aku setahun ini berusaha menguatkan kamu, bersabar menghadapi kamu? Egois!” kamu berteriak-teriak.

“Aku bosen ketemu dokter,” jawabku singkat. Sebetulnya bukan itu alasannya. Aku hanya terlalu.... putus asa. Sakitnya makin menjadi tiap hari. Obat anti rasa sakit sudah tidak mempan. Rasanya tiap hari hanya usaha untuk menunda kematian.

“Bosen kamu bilang? Ga sekalian aja kamu minta mati sekarang? Jadi gausah ketemu dokter lagi. Se-la-ma-nya. Puas kan?”

Tiba-tiba mobilnya ngebut. Aku terkejut. Kulirik speedometer. 150 kilometer per jam?!

“Heh! Apa-apaan sih? Kamu mau ikut mati? Bawa mobil jangan kayak gini! Kita mau ke mana sih? Oke, aku mau kontrol besok.”

“Telat!”

“Mau ke mana?”


“NIRVANA!!”
***
Karya lain dapat dilihat di sini. Terinspirasi dari lagu Sam Smith - Nirvana.

4 Komentar

  1. cowoknya sabar banget yah.....awalnya. pada akhirnya kesal juga dia. hehe

    BalasHapus
  2. Lin, sejak kapan deh blog kamu gak bisa di click kanan? :o just curious -,-

    BalasHapus
Posting Komentar
Lebih baru Lebih lama