Tebak, apa coba? Gue baru selesai nangis! Iya, ga lucu banget abis nangis malah ditulis di blog. Apalagi nangisnya karena film KO-RE-A. Drama banget ga sih?! Tapi gue punya pembelaan. Soalnya filmnya bagus. Bagus banget. Gue pun nangis bukan karena hal yang gue sangka. Kalian juga pasti ga nyangka. Bukan drama cinta-cintaan lho ya. Drama keluarga. Itu diputer di NET.
Tadi gue nonton Dancing Queen. Gue pikir itu berkaitan dengan lagu (gue pernah denger lagu dari band ngetop yang judulnya Dancing Queen). Terus pas gue liat iklannya, ini pasti film somplak. Pasti! Tentang pemain teater (?) opera sabun (?) atau broadway ala korea (???). Ternyata bukan. Scene awalnya bikin gue ketawa (udah ketebak) pas di ending gue bercucuran air mata (ga nyangka).
Kisahnya tentang seorang pengacara yang lulus kuliahnya telat dan nikah sama cewek cantik yang dulu hampir masukin dia ke penjara karena tuduhan pelecehan seksual. Padahal si cowok ini orang baik-baik. Cuma karirnya bisa dibilang mandeg. Dia ga punya penghasilan selama tujuh tahun. Nah, karena suaminya begitu, si istri pun kerja keras. Tapi demi jadi istri sekaligus ibu yang baik, dia kerja ga seusai dengan hasratnya. Dia melupakan mimpinya.
Lalu suatu saat terjadi titik balik. Di waktu yang sama, mereka berdua sama-sama berhasil mewujudkan cita-cita dan harapan masing-masing. Sayangnya, impian mereka bertentangan. Suaminya terdesak karena dia dihujat masyarakat. Sementara istrinya merasa dia berhak memiliki impian. Pas akhirnya mereka sadar bahwa hidup mereka bertentangan inilah gue nangis kejer. Tau kejer? Nangis yang kayak sedih banget gitu lho. Padahal yang main film bukan gue #halah.
Sejujurnya gue punya rasa takut mengalami hal seperti si istri. Bukan, bukan punya suami hampir mendekati cap pengangguran. Tapi punya visi hidup yang bertentangan dengan pasangan. Gue tau ini konyol. Punya pacar aja belum masak mikirin kehidupan pernikahan. Ini karena gue merasa kalo gue membagi mimpi dengan keluarga dan beberapa orang dekat, mereka masih menganggap kok-visi-lu-gitu-sih. Maksud gue, selama ga bertentangan dengan norma agama dan masyarakat, apa salahnya dengan sebuah visi? Entah lingkungan gue terlalu konservatif atau gimana. Huffft banget hahahahha!
Gue nonton Masquerade yang tentang raja palsu aja nangis karena si raja palsu jauh lebih pantas jadi pemimpin sekaligus lebih manusiawi daripada raja asli. Bayangin. Liat pemimpin yang bodoh, konyol, ga tau protokoler kerajaan tapi punya ketulusan hati luar biasa aja gue nangis. Dan lebih kejer. Astaga.
Gue nonton The Host juga kejer. Iya, gue tau, ini film tentang monster-monsteran. Gue kejer pas bagian si pemeran utama mengira anaknya mati dimakan monster. Terus keluarganya pada datang buat penghormatan terakhir (padahal belum ada jasadnya). Si pemeran utama ini dihujat keluarganya karena dia dianggap gagal sebagai seorang bapak. Mereka nangis sambil merahan sampai dilerai orang banyak. Gue nangis ampe sesak nafas.
Filmnya bagus-bagus dan menginspirasi. Coba banyak film kayak gini di dalam negeri. Film televisi maksud gue. Biar ga perlu beli karcis bioskop :)
Tadi gue nonton Dancing Queen. Gue pikir itu berkaitan dengan lagu (gue pernah denger lagu dari band ngetop yang judulnya Dancing Queen). Terus pas gue liat iklannya, ini pasti film somplak. Pasti! Tentang pemain teater (?) opera sabun (?) atau broadway ala korea (???). Ternyata bukan. Scene awalnya bikin gue ketawa (udah ketebak) pas di ending gue bercucuran air mata (ga nyangka).
Kisahnya tentang seorang pengacara yang lulus kuliahnya telat dan nikah sama cewek cantik yang dulu hampir masukin dia ke penjara karena tuduhan pelecehan seksual. Padahal si cowok ini orang baik-baik. Cuma karirnya bisa dibilang mandeg. Dia ga punya penghasilan selama tujuh tahun. Nah, karena suaminya begitu, si istri pun kerja keras. Tapi demi jadi istri sekaligus ibu yang baik, dia kerja ga seusai dengan hasratnya. Dia melupakan mimpinya.
Lalu suatu saat terjadi titik balik. Di waktu yang sama, mereka berdua sama-sama berhasil mewujudkan cita-cita dan harapan masing-masing. Sayangnya, impian mereka bertentangan. Suaminya terdesak karena dia dihujat masyarakat. Sementara istrinya merasa dia berhak memiliki impian. Pas akhirnya mereka sadar bahwa hidup mereka bertentangan inilah gue nangis kejer. Tau kejer? Nangis yang kayak sedih banget gitu lho. Padahal yang main film bukan gue #halah.
Sejujurnya gue punya rasa takut mengalami hal seperti si istri. Bukan, bukan punya suami hampir mendekati cap pengangguran. Tapi punya visi hidup yang bertentangan dengan pasangan. Gue tau ini konyol. Punya pacar aja belum masak mikirin kehidupan pernikahan. Ini karena gue merasa kalo gue membagi mimpi dengan keluarga dan beberapa orang dekat, mereka masih menganggap kok-visi-lu-gitu-sih. Maksud gue, selama ga bertentangan dengan norma agama dan masyarakat, apa salahnya dengan sebuah visi? Entah lingkungan gue terlalu konservatif atau gimana. Huffft banget hahahahha!
Gue nonton Masquerade yang tentang raja palsu aja nangis karena si raja palsu jauh lebih pantas jadi pemimpin sekaligus lebih manusiawi daripada raja asli. Bayangin. Liat pemimpin yang bodoh, konyol, ga tau protokoler kerajaan tapi punya ketulusan hati luar biasa aja gue nangis. Dan lebih kejer. Astaga.
Gue nonton The Host juga kejer. Iya, gue tau, ini film tentang monster-monsteran. Gue kejer pas bagian si pemeran utama mengira anaknya mati dimakan monster. Terus keluarganya pada datang buat penghormatan terakhir (padahal belum ada jasadnya). Si pemeran utama ini dihujat keluarganya karena dia dianggap gagal sebagai seorang bapak. Mereka nangis sambil merahan sampai dilerai orang banyak. Gue nangis ampe sesak nafas.
Filmnya bagus-bagus dan menginspirasi. Coba banyak film kayak gini di dalam negeri. Film televisi maksud gue. Biar ga perlu beli karcis bioskop :)