Para pemain X-Men: Days of Future Past |
“Wih, ada black box!”
Demi
Tuhan, nak, black box itu warnya aslinya ORANYE. Saya spontan terbahak-bahak ketika salah satu
penonton di bioskop XXI Ekalokasari, Bogor, mengeluarkan celetukan itu. Black box yang dia maksud adalah adegan
ketika Erick−mungkin Anda lebih familiar dengan nama Magneto−menarik keluar bunker
berisi Presiden USA yang berada di bawah tanah. Bunker itu berwarna hitam.
Alkisah, saya menghabiskan akhir pekan dengan menonton X-Men: Days of Future Past. Selama ini Wolverine-lah
yang saya idolai. Namun kali ini saya lebih puas lagi karena disuguhi akting
menawan dari Jennifer Lawrence dan Ellen Page yang ikut menyemarakkan aksi para
mutan dalam X-Men.
Wolverine |
Kisah dibuka dengan serbuan
Sentinel, yaitu robot yang dapat mendeteksi dan menghancurkan para mutan. Sentinel
ini mengejar sekelompok kecil mutan. Salah satunya adalah Kitty yang diperankan
oleh Ellen Page. Perempuan mungil dari Kanada ini telah mencuri perhatian saya
sejak kemunculannya di Juno dan Inception. Keluar dari topik, dalam Juno, Ellen Page memerankan
seorang remaja tomboi yang hamil di luar nikah dan memutuskan untuk tidak
mengaborsi janinnya. Ia sukses memerankan karakter seorang remaja labil yang
berani mengambil keputusan dan menghadapi risiko dalam hidupnya. Setelah melahirkan,
bayinya diadopsi seorang perempuan yang justru bercerai karena sang suami belum
siap memiliki anak meski telah beberapa tahun menikah. Dalam Inception, Ellen
Page muncul sebagai mahasiswi arsitektur cerdas yang diajak bekerja sama
membangun labirin mimpi. Nama tokohnya dalam film tersebut adalah Ariadne,
salah satu tokoh dalam mitologi Yunani. Ariadne sendiri beberapa kali disebut
dalam seri Percy Jackson yaitu novel fiksi fantasi dengan latar belakang
mitologi Yunani di peradaban modern.
Kitty |
Awalnya saya tidak mengerti kenapa
ada Sentinel dan siapa kelompok kecil mutan ini. Ternyata Kitty adalah orang
yang bisa kembali ke masa lalu. Mungkin itu bukan istilah yang tepat ya. Dia tidak
menciptakan mesin waktu tapi dia membuat seseorang kembali ke kesadarannya di
masa lampau. Kitty sempat menolak ketika Professor X atau Charles Xavier
memintanya kembali ke berpuluh tahun lampau untuk menghentikan proyek Sentinel.
Sentinel merupakan robot ciptaan ilmuwan Bolivar Trask. Ia dibunuh oleh mutan
bernama Mistique yang diperankan apik oleh Jennifer Lawrence. Sebelumnya Mistique
dikenal sebagai sekutu Magneto.
Mistique |
Keluar lagi dari topik. Pertama kali
saya mengetahui Jennifer Lawrence melalui perannya sebagai Katniss di Trilogi
Hunger Games. Tokoh yang unik karena ia adalah sosok perempuan pejuang yang
gigih dan sayang keluarga. Baik versi karakter Katniss di buku maupun novel
yang tidak berbeda jauh sangat saya sukai. Jenifer Lawrence kembali membuat
saya terpesona ketika ia memerankan tokoh janda depresi berat yang bertemu
seorang duda depresi dan berusaha saling menyembuhkan diri melalui kompetisi
menari di Silver Linnings Playbook. Ia telah tampil sebagai pemanah, penari,
dan kini seorang mutan yang mampu berubah wujud sesuka hati dengan kemampuan
berkelahi mumpuni.
Topik permainan waktu belum menjadi
basi di mata saya. Meski banyak yang menggunakan rumus tersebut, tetap saja
saya masih dapat menemukan kebaruan dalam pengemasannya. X-Men: Days of Future
Past memang bukan film pertama yang bermain-main soal waktu. Namun ia tetap
memberi kesegaran terutama dengan plot yang cukup rapi dan akting ciamik para
pemainnya. Selain tokoh Wolverine, Mistique, dan Kitty, saya pun mengacungi
jempol pada Quicksilver. Sikapnya yang cengengesan,
songong, dan celoteh spontan memberi
warna tersendiri. Salah satu adegan favorit saya adalah saat Quicksilver dengan
kemampuan mutannya dalam bergerak super cepat mengalihkan terjangan peluru
polisi kepada teman-temannya. Selain sikapnya, saya mengacungi jempol pada sang
composer. Backsoundnya pas sekali di adegan ini.
Quicksilver |
Hal lain yang juga menjadi nilai
tambah adalah segi editing. Tentu film-film semacam ini membutuhkan editing
yang tidak biasa seperti adegan mutan mengendalikan petir, es, atau api. Tapi bukan
itu yang saya sukai. Yang benar-benar saya sukai adalah bagian-bagian dari film
ini yang menampilkan potongan gambar dengan nuansa jadul. Seakan kita menonton
tayangan televisi tahun 70-an. Begitu pula dengan tata rias maupun atribut yang
digunakan saat menggambarkan masa lalu menurut saya unik sekaligus menarik.
Walau tentu tampilan tempoe doeloe seorang Jennifer Lawrence pun muncul dalam
American Hustle.
Wolverine tetap mendapatkan porsi
utama. Ia yang temperamen berusaha menguasai diri karena Kitty melarangnya
kehilangan kendali saat kembali ke masa mudanya di tahun 1973. Wolverine berusaha
keras meyakinkan orang-orang pada masa itu yang sesungguhnya sekutunya di masa
kini untuk memercayainya. Bukan mendapat kepercayaan dari orang-orang itu yang
berat tapi menghentikan Mistique dalam melaksanakan misinya membunuh sang
ilmuwanlah yang sulit.
Porsi komedi banyak diselipkan di
sini. Selain tentunya sikap penonton di bioskop tak kalah mengundang tawa. Bagi
yang tidak mengikuti kisah X-Men dari awal akan merasa bingung. Apalagi dengan
banyaknya tokoh yang saya saja tidak hafal namanya. Beberapa kali penonton
mengeluarkan celetukan seperti “ini apa maksudnya” atau “siapa sih itu”. Lain halnya
dengan pecinta X-Men yang bersorak melihat Jane masih hidup atau Beast lewat di
bagian ending. Kesimpulannya, film yang
sangat direkomendasikan!
pasti abis nonton langsung googling trus search nama-nama mutan hahaha
BalasHapusgua juga paling suka sama si Ellen Page a.k.a kitty. abisnya dia imut-imut sih kaya gue hehe
FITNAH! AHAHAHAHHAHA
Hapusga googling emang hafal sama mb lawrence dan mb ellen. gue ngefans ama mereka. soalnya cantik. kayak gue #huek