Hellbound

sumber: Netflix

Bagaimana bila para pemuka agama berkhianat? Bagaimana jika mereka memutarbalikkan tafsir agama sebagai kedok untuk menutupi dosa-dosa yang mereka lakukan? Topik inilah yang menjadi benang kusut dalam Hellbound.

Selama 10 tahun terakhir, Ketua Jung telah memperingatkan masyarakat Korea mengenai wahyu dari Tuhan. Ia sebagai pemimpin agama Saejinrihwe (Kebenaran Baru) mengajarkan bahwa manusia harus hidup dengan baik. Bila tidak, yang berdosa akan diganjar neraka. Namun, neraka itu akan muncul di dunia, di depan mata kita. Para pendosa akan dihukum di depan manusia lain sebagai peringatan.

Seseorang yang akan masuk neraka diberi tahu kapan ia mati dan dijemput malaikat. Malaikat ini ada tiga dan mereka siap menyiksa si pendosa. Tentu saja orang tidak percaya. Keberadan agama baru saja sudah aneh, apalagi dengan dogma bahwa neraka muncul di muka bumi. Namun, Ketua Jung berhasil membuktikan kata-katanya.

Park Jung-Ja, seorang ibu tunggal dengan dua anak, mendapatkan takdirnya. Seorang malaikat muncul ketika ia tengah berulang tahun. Menurut wahyu yang disampaikan si malaikat, Park Jung-Ja akan mati lima hari lagi.

Ketua Jung dan Kebenaran Baru menawarkan sejumlah uang. Jika Park Jung-Ja mau, ia akan dibayar ketika demonstrasi penyiksaan dan pencabutan nyawanya direkam. Rekaman ini digunakan untuk menyakinkan masyarakat mengenai keberadaan wahyu Tuhan. Park Jung-Ja setuju. Uang tersebut dapat digunakan anak-anaknya melanjutkan hidup.

Sesuai dengan wahyu tersebut, tiga malaikat turun ke bumi pada waktu yang telah ditentukan. Mata seluruh rakyat Korea pun tertuju pada prosesi pencabutan nyawa Park Jung-Ja. Orang-orang pun mengakui kebenaran kata-kata Ketua Jung dan Kebenaran Baru. 

Hellbound adalah serial televisi Netflix yang diadaptasi dari webtoon dengan judul sama. Webtoonistnya adalah Yeon Sang-Ho yang sekaligus menjadi sutradara serial ini. Yeon Sang-Ho dikenal dengan karya-karya di layar lebar seperti Train To Busan, Peninsula, hingga The King of Pings.

Bisa menyimpulkan sesuatu dari karya-karyanya? Ya, Yeon Sang-Ho senang menangkat tema-tema gelap. Bahkan salah satu karyanya, The Fake, juga memiliki tokoh utama pemuka agama yang menipu.

Hellbound mungkin bukan selera semua orang. Beberapa penonton menyebutnya "pointless", "meaningless", dan lain-lain. Plotnya memang tidak terlalu lazim. Ada banyak hal-hal yang tidak dijelaskan sampai serial ini selesai (dan menurut saya sih, oke). Namun, serial ini justru sangat apik bagi saya. Mungkin, penonton terganggu karena tidak mau mengakui apa yang ditunjukkan oleh Yeon Sang-Ho.

 Pertama, bahwa manusia harus hidup dengan membuat pahala dan menghindari dosa. Semua orang (yang menganut agama) tentu memahami konsep ini. Apakah angka kriminalitas menurun karena orang-orang beragama? Jelas tidak. Kita semua tahu membunuh dan mencuri itu salah. Kita juga tahu bagaimana pembunuhan dan pencurian pun tetap terjadi setiap hari.

Kedua, ketika orang-orang percaya keberadaan wahyu Tuhan, mereka pun mengagung-agungkan Ketua Jung. Ini persis seperti gambaran umat beragama di dunia, dari agama apa pun itu. Mereka mengagung-agungkan pemuka agama dan menutup mata terhadap dosa yang diperbuat.

Ketua Jung jelas-jelas menyalahgunakan kekuasaannya. Ia berdosa. Dosa yang ia perbuat juga dosa besar. Bahkan dalam ceramah-ceramah yang ia lakukan, ia mengatakan hal yang tidak pantas. Ia  menghakimi Park Jung-Ja dan melakukan hal tidak etis seperti menawarkan uang untuk demonstrasi kematian.

Namun, para pengikut Kebenaran Baru justru membela Ketua Jung. Mereka dibutakan oleh dogma. Mereka, seperti kaum-kaum fanatik lainnya, merasa telah melakukan hal paling benar dan mengikuti jalan paling lurus. Mereka beragama tanpa berpikir. Orang-orang seperti merekalah yang membuat dunia hancur. Mereka membiarkan kesalahan terjadi dan tidak berusaha memperbaiki.

Saya yakin, ada sebagian penonton yang merasa tidak nyaman melihat bagaimana Yeon Sang-Ho menggambarkan kaum fanatik. Sebab, mereka merasa seperti berdiri di depan kaca. Merekalah yang digambarkan dalam Hellbound dan mereka tersinggung karena penggambarannya tepat sekali.

Mereka adalah orang yang paling kencang berteriak mengenai dosa orang lain ketika mereka sendiri juga berkubang dosa. Mereka lalu berdalih dengan kata-kata andalan, "sekadar mengingatkan". 

Ketiga, ini adalah scene yang paling saya sukai, yaitu saat para pemuka agama berkumpul dan berusaha menafsirkan wahyu Tuhan terbaru. Yaitu, ketika Tuhan akan mencabut nyawa seorang bayi tiga hari setelah ia lahir dan memasukkannya ke dalam neraka. 

Percakapan mereka kira-kira begini:

A: "Bagaimana kalau kita mengatakan bahwa dalam Kebenaran Baru, ada konsep  manusia terlahir dengan dosa?"

B: "Tidak bisa begitu, nanti kita terlalu mirip ajaran Kekristenan!"

Mohon maaf bila kutipan percakapan tersebut tidak benar-benar tepat seusai dengan scene-nya dalam Hellbound. Saya lupa-lupa ingat. Namun, yang menarik adalah, bagaimana pemuka agama Kebenaran Baru tidak mau menafsirkan wahyu Tuhan karena terlalu mirip dengan ajaran agama lain.

Mereka takut, bahwa tafsiran mereka terhadap wahyu-wahyu Tuhan diragukan oleh umatnya. Mereka khawatir kehilangan penganut. Inti dari kegelisahan mereka adalah kuasa. Kekuasaan. Mereka ingin menguasai manusia. Ini bukan lagi soal bagaimana menyebarkan ajaran Tuhan agar manusia tidak melakukan dosa dan masuk neraka. Ini hanya soal memiliki kekuasaan di tangan.

Kalau ini adalah soal menjalankan ajaran Tuhan, mereka tidak seharusnya ikut melakukan dosa. Mereka berbohong, bahkan berani membunuh orang lain yang menentang tafsir-tafsir mereka. Begitu pula dengan Arrowhead, kelompok ekstremis dalam tubuh Kebenaran Baru.

Bukankah mereka juga menyalahgunakan kekuasaan? Kejahatan yang mereka lakukan terjadi karena mereka merasa lebih dekat dengan Tuhan dibanding orang lain. Itulah hal yang berbahaya ketika seseorang merasa terlalu suci. 

Ingat, scene siaran live streaming Arrowhead yang menyebalkan itu? Bukankah scene itu mirip dengan kelompok-kelompok ekstrim dari ajaran agama manapun di bumi ini? Iya, maksud saya, mereka itu berisik. Mereka berteriak bahwa orang lain melakukan dosa. Padahal dosa mereka juga tidak kalah besar. Mereka menghalalkan segala cara untuk menegakkan ajaran Tuhan, termasuk memukuli seorang lansia.

Saya mengacungi jempol scene tersebut. Yeon Sang-Ho berhasil menampar banyak orang dengan Arrowhead-nya.

Oh, satu lagi, soal wahyu Tuhan mengenai bayi yang masuk neraka. Menurut saya, itu adalah gambaran kuasa Tuhan. Bahwa kita, makhluk ciptaan-Nya, takkan pernah benar-benar mampu memahami maksud Tuhan. Hal ini diperjelas dengan scene ketika pentolan Arrowhead berteriak bahwa maksud Tuhan terlalu sulit ia pahami.

Tuhan memiliki kuasa terbesar dalam hidup kita, bukan para pemuka agama. Tuhanlah yang memutuskan seseorang berpahala atau berdosa, masuk surga atau neraka. Kita hanya ciptaan-Nya dan pemahaman kita terhadap agama hanya sebatas kemampuan berpikir umat manusia.

Ending yang mengejutkan dari Hellbound juga bagian dari gambaran mengenai kuasa Tuhan. Endingnya memang menggantung, mengundang plot twist, dan mungkin membuat beberapa orang kesal. Menurut saya sih, itu seninya. Namanya juga genre fantasi...

Saya mengacungi jempol akting Kim Shin-Rok yang memerankan Park Jung-Ja. Ia juga pernah terlibat dalam serial lainnya dengan tema yang sama gelapnya, The Cursed. Saya juga sangat menyukai The Cursed. Dalam serial itu, Kim Shin-Rok memerankan seorang ibu yang harus menerima takdir bahwa anaknya adalah dukun. Ini mirip dengan konsep Hellbound, di mana ada orang yang memang ditakdirkan berdosa (maksud saya Ketua Jung).

Sejujurnya, saya kurang suka karakter Ketua Jung. Seperti ada yang kurang. Saya lebih suka ketika Yoo Ah-In bermain dalam film Alive. Ia lebih menyebalkan di situ. Sebenarnya, Ketua Jung digambarkan depresi karena ia tahu akan mati 20 tahun lagi. Menurut saya, wajah tertekannya kurang terlihat. Ia justru terlihat seperti remaja malas mandi yang berangkat ke sekolah dengan rambut acak-acakan.

Beberapa tokoh juga memiliki ekspresi yang menurut saya sulit untuk dideskripsikan. Saya menyadari, beberapa serial asal Korea memang sengaja menampilkan kompleksitas umat manusia melalu emosi yang aneh. Saya tidak tahu apakah si tokoh ini senang, sedih, marah, bingung, atau apalah emosi yang ia miliki. Saya hanya punya satu kata untuk mendeksripsikannya yaitu aneh.

Secara garis besar, tokoh-tokoh jahat dalam serial ini punya akting yang keren. Pendeta Kim Jeong-Chil membuat saya ingin misuh-misuh. Begitu pula Diakon Yu-Ji. Saya sempat berpikir dia akan membelot karena menyadari ajaran Kebenaran Baru yang absurd. Namun, ia malah setia dan buta sampai akhir. 

Entah memiliki season kedua atau tidak, menurut saya Hellbound sangat memuaskan untuk ditonton. Ini jelas garapan yang jauh lebih baik dibanding Sweet Home dan Strangers from Hell yang sama-sama ada di Netflix. Sweet Home dan Strangers from Hell gagal menyamai keapikan versi Webtoon-nya.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama