Siklus



Siklus adalah sebuah antologi berisi cerpen-cerpen yang ditulis oleh lima orang mahasiswa Diploma IPB jurusan Komunikasi. Setiap bab dalam antologi ini memuat tiga hingga lima buah cerpen yang dilambangkan dengan musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Setiap musim memiliki kisahnya tersendiri dan menjadi rangakaian puisi.
segera terbit!

Erlinda Sukmasari Wasito



Kamu akan mulai dengan sebuah pertemuan | Dimana benih-benih jatuh ke dalam lubang | Lalu kamu tenggelam dalam pendekatan | Seperti benih-benih yang tumbuh dan berkembang | Lantas kamu terjebak dalam gelombang―menggelinjang dan bertumbukan | Serupa terik mentari yang membantu tetumbuhan mengolah sari makanan | Kemudian kamu belajar mengenal kepahitan | Semacam tercerabutnya akar-akar dari asal | Namun perjalananmu masih panjang | Waktu kamu mulai menuju keabadian



[Musim semi]

Dimulai detik ini
Dengan kata-kata dari hati
Jumpa yang meliarkan aliran nadi
Jumpa yang memerangkap diri
Dimulai detik ini
Waktu pertama kali

[Musim panas]

Semacam sumbat dalam dada
Yang membekukan kata-kata
Semacam degup jantung
Yang membuat tubuh mematung
Dan kau tahu apa selanjutnya
Ketika beragam rupa tampil di wajahmu
Cuma berarti satu

[Musim gugur]

Segala patah
Membawa pada satu arah
Segala salah
Membawa pada satu belah
Tidak terpisah
Tapi menyatu
Dalam ragu
Terbentang luas cikal bakal dunia baru
Tempat melempar sauh
Saatnya berlabuh

[Musim dingin]

Kau tahu gelap
Saat cahaya habis diserap
Dingin, beku, patah, kelabu, kelesah, kaku
Kau pernah menjadi ratu
Dan kau didampingi seorang maharaja
Yang melepasmu dari tahta
Langit masih memuntahkan muatan
Saat kau mulai berjalan
Mengunjungi pelabuhan
Membawamu dalam perjalanan panjang
Tanpa lambaian tangan




[Musim Dingin]

Pondok itu telah menjadi rapuh.
Seperti habis lalu mengering ditelan zaman.
Sang wanita menatap sayu.
Kuyu tak bertenaga.
Sang pria menatap langit yang mengacuhkannya.
Juga terdiam dalam butiran es.
Dua aras akhirnya berpisah.
Dalam musim dingin tahun ini.

[Musim Panas]

Dua jalan bergema dalam kehangatan.
Mempertemukan dua aras dalam satu melodi.
Sang wanita menatap lurus.
Gugup tak berdaya.
Sang pria membusungkan dada.
Merangkai mimpi indah tuk lalui bersama.
Dua aras kembali bertemu.
Dalam musim panas tahun ini.

[Musim Gugur]

Seperti bersua dalam melodi
Dua manusia mencoba untuk saling mengerti
Angkuh, senyum jatuh, marah, tersenyum kembali
Kumau hari ini datang lagi
Seperti harum daun maple yang berguguran di sore hari.
Semua kembali di musim gugur tahun ini.

[Musim semi]

Setiap pertemuan adalah kebahagiaan bumi
Yang artinya satu kisah lagi dibawakan ke dunia ini.
Serupa aku dan kamu, jejaka dan perawan
Semua bercengkrama dalam lindungan sang awan.
Mata, syaraf, lalu Hati.
Bertemu di musim semi tahun ini





Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama