Life Update 13 Juni 2025

Di balik musibah yang aku alami (postingan sebelumnya) ada satu hal lain yang bikin aku pusing. Citraku. Orang-orang mengira aku pasti patah hati. Ini.... Ah sial ini membuatku malu 😂


Pertama, orang-orang mengira aku patah hati karena bosku menikah. Mereka tidak percaya bahwa aku baik-baik saja. Kami tidak punya hubungan. Murni profesional. Aku hanya bawahan.

Kedua, orang-orang mengasihaniku karena mantan tunanganku akhirnya akan menikah. Dia sudah punya tunangan baru. Dia menemukan perempuan lain (yang tentunya lebih dia cintai).

Padahal aku tidak pernah posting yang galau-galau. Aku tidak pernah menangis. Aku juga tidak pernah curhat. Namun mereka yakin sekali bahwa hatiku hancur.

Malunya.... Ya Tuhanku.... 😂😂😂😂😂

Mereka bercanda, aku seharusnya diberi peluang untuk menaikkan tangan ketika di gereja dan menolak pernikahan bosku. Kayak di film-film barat.

YA GA AKAN DONG.

Apakah mereka tidak percaya jika laki-laki dan perempuan memiliki hubungan platonik? Maksudku, tidak mungkin semua orang yang bersikap baik denganku punya rasa cinta untukku kan?

Aku pusing. Aku tahu bosku tidak peduli dengan gosip-gosip ini. Soalnya aku selalu bilang sejak awal tentang apa orang yang katakan mengenai kedekatan kami. 

Namun aku tentu harus menjaga perasaan istrinya dan keluarganya. Aku tidak mau kehilangan pekerjaanku.

Menurutku, dibandingkan cinta, saat ini uang lebih mendesak. Aku butuh pekerjaan ini. Susah mendapatkan pekerjaan yang seperti ini.

Begitu juga dengan mantan tunanganku. Aku tidak nyaman orang mengasihaniku karena dia move on duluan. Maksudku, ya dia berhak bahagia juga. 

Karena itu, setiap hari aku selalu berusaha menampilkan persona bahwa aku-baik-baik-saja-dan-tidak-patah-hati.

Tiap aku ngomong sampe aku posting pun dipikir dulu. Bahkan konten yang muncul di explore dan mau ku-like pun kupikir dulu. Karena aku gamau nanti orang salah paham dan menyimpulkan, "Si Linda lagi galau."

Sudah berusaha sekeras ini pun tetap digosipin 😒

Aku juga tahu, orang tuaku pasti mikir yang enggak-enggak. Jadi waktu aku masuk rumah sakit (lagi) aku menekankan.

"Aku sakit tapi bukan karena stres ditinggal kawin."

Aku beneran ngomong kayak gitu 😞 Posisiku saat ini serba salah sekali.

Lalu apa rencanaku selanjutnya? Yang pasti, bukan cari pasangan. Untuk pertama kalinya seumur hidupku, aku merasa nyaman. 

Terlepas dari kasus pelecehan oleh dokter JERUK yang membuatku seperti kehilangan kewarasan. Sebenarnya, tahun ini menjadi tahun terbaik seumur hidupku. Maksudku ya selama 32 tahun aku hidup.

Aku belum pernah merasakan kedamaian seperti ini. Aku nyaman walau aku sendirian. Aku bahagia. 

Aku, yang ODGJ ini, yang terus menerus berusaha bndir ini, untuk pertama kalinya seumur hidup menyadari bahwa aku bisa bahagia.

Tentu, depresinya bukan hilang 100%. Namun rasanya hidupku normal, dibanding sisa 31 tahun hidup sebelumnya.

Kenapa? Aku juga tidak tahu. 

Aku mencintai diriku sendiri. Aku merasa cukup dengan diriku dan apa yang kumiliki saat ini. Pekerjaanku, hobiku, keseharianku.... semuanya menyenangkan.

Apa ini tanda-tanda ajalku sudah dekat? Ketika aku yang seumur hidup depresi berat, tahu-tahu bisa merasa bahagia?

Ya gapapa juga kok. Toh aku tidak pernah meminta, berharap, atau berdoa untuk panjang umur.

Baru kali ini aku merasa punya kualitas hidup yang baik seperti kebanyakan orang. Walau aku berhenti berobat ke psikiater, berhenti minum obat, dan berhenti melakukan pemrosesan trauma.

Cita-citaku adalah meninggal dalam kondisi tidak merepotkan orang lain. Kalau bisa ketika aku tidur, aku tidak bangun lagi. Sendirian juga tidak apa-apa. Aku tidak berharap ada yang menggenggam tanganku dan membisikkan kalimat talqin.

Aku tidak punya cita-cita lain seperti kebanyakan orang. Aku tidak punya dream wedding, rumah impian, mobil impian, atau apa pun itu. Itu tidak realistis untuk orang depresi seperti aku. 

Aku cuma mau berhenti bernapas dengan tenang.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama