Buat yang ngira postingan baru gue cerpen atau resensi, mohon maaf sekali. Gue belum bisa nulis sesuatu yang kudu direwrite atau dipoles sana sini. Gue juga ga sempat blogwalking, bukan karena sok sibuk, tapi tenaga gue udah habis duluan sebelum duduk di depan laptop. Mungkin gue masih nyampah di Twitter tapi gue ga perlu berpikir apa yang didapatkan pembaca dari sana. Maksudnya, gue ga perlu khawatir sama typo atau logika cerita. Benar? :)
Tadi gue curi waktu beres kuliah buat nonton Gravity. Paruh pertama nonton, gue udah mau nangis liat si Bullock. Aseli, nonton begituan bikin trauma tersendiri. Gue langsung bersyukur menjadi orang dengan IQ sekian (sorry, gue belum pernah tes IQ tapi gue yakin ga terlalu tinggi) dan kemampuan otak sekian. Gue tidak menjadi si Bullock yang direkrut NASA buat pergi ke luar angkasa terus mengalami kejadian nahas. Gue bersyukur dalam keadaan paling patah hati, gue masih punya harapan hidup. Gue masih punya teman-teman yang luar biasa. Makanya gue pengen kasih masing-masing dari mereka kenang-kenangan yg penuh makna. Sementara si Sandra Bullock yang cantik dan bagus bodynya ini kehilangan anak saat si anak masih kecil karena kepleset. Terus sejak itu hidupnya sepi-kosong-sendiri dan dia cuma hidup buat kerja sama nyetir. Tapi nyetir tanpa arah. Betapa depresinya dia.
Gue bersyukur dengan segala kesunyian dan kesepian yang pernah gue rasakan, gue masih bernafas. Tanpa takut melayang tanpa arah dalam pakaian tanpa oksigen. Gue masih hidup dengan rezeki pemberian Tuhan. Sementara Bullock digambarkan amat tidak religius sampai tidak tahu caranya berdoa.
Gue bersyukur atas tiap rasa sakit yang gue rasakan karena hidup gue masih masuk kategori nyaman. Dan gue senang mengatakan bahwa gue bersyukur agar gue tidak lupa.
Gue bahagia. Dengan cara gue sendiri. Dengan menghargai hal-hal sederhana.