sampul depan majalah intel |
Ini inhouse
magazine yang yang sampulnya saya buat dalam tugas mata kuliah Humas. Fotonya
dari internet, kalau tidak salah saya ambil dari social blog K, dari artikel
tentang acara ulang tahun PT Telkom yang ke-156. Dalam tugas mata kuliah ini
saya dan kelompok berperas sebagai humas dari PT Telkom dan harus membuat inhouse magazine-nya. Tapi isi majalah
maupun foto tersebut benar-benar tentang Telkom dan kami diizinkan dosen
mengambil dari internet.
Semester ini banyak berkaitan dengan
perusahaan. Selain mata kuliah Humas, ada juga mata kuliah Media Relation. Di sini saya bersama teman sekelompok berperan
sebagai media relation officer. Tugas
kami membuat press releas, press conference, bank data media,
advertorial, dan lain-lain. Tugas-tugas ini membuat kami harus mengutak-atik
software desain acam CorelDraw, Photoshop, dan InDesign. Sejauh ini saya masih
lebih nyaman menggunakan CorelDraw. Setiap membuat sampul majalah, poster,
kupon, atau apa pun media cetak biasanya saya mulai di CorelDraw.
sampul depan hasil revisi kedua |
Kalau ditanya asyik atau tidak, sebetulnya
seru! Saya memang masih hijau soal desain. Tapi saya sukaaa waktu menghabiskan
waktu mendesain. Sayangnya referensi saya masih kurang. Kreatifitas dan inovasi
yang saya ciptakan untuk mendesai halaman demi halaman isi majalah juga belum
bisa dibanggakan. Lumayanlah kalau buat sampul. Biasanya proses saya
menciptakan sampul majalah mengalami beberapa kali trial and error. Sampai detik ini saya belum pernah mendesain satu
kali dan langsung sreg.
Bahkan untuk tugas sampul majalah di mata
kuliah Desain Grafis saja saya diminta dosen untuk merevisi. Saya mengalami
tahap revisi hingga dua kali. Hasil yang terakhir cukup saya suka meski saya
yakin bisa lebih baik dari itu. Kalau masalah jam terbang, saya akui saya baru
mulai mengenal Photoshop dan CorelDraw di bangku kuliah. Dulu saya pernah
belajar di kelas 3 SMA tapi saya sama sekali tidak tertarik.
poster revisi |
Bicara soal desain, sebagai desainer
pemula saya perlu hati-hati dengan yang namanya hak cipta. Saya sempat
tersandung masalah soal itu. Ceritanya, kelas saya akan membuat acara bernama
Sparteen yang terdiri dari kompetisi 3 on 3 Basketball, Modern Dance, dan Rally
Photo. Teman saya yang membuat posternya. Kebetulan poster khusus untuk mata lomba
Rally Photo memang dibuat untuk promosi melalui internet. Saya mengunggahnya di
Facebook dan menandai sebanyak-banyaknya orang,
Tak disangka, di poster tersebut terdapat
elemen pendukung yang tidak dibuat sendiri oleh teman saya melainkan melalui
proses tracing (semacam menjiplak)
gambar dari internet. Dan kebetulan sekali, orang yang mengetahui elemen
tersebut adalah hasil jiplakan ternyata saya tandai di poster! Dia sempat
terkejut dan mengomentari foto poster bahwa dia mengenal logo itu berasal dari
sekolahnya.
Akhirnya poster tersebut “ditarik dari
peredaran” dan mengalami revisi. Saya terkejut juga karena setelah poster
tersebut saya hapus, orang yang merasa mengenali logo itu salah paham. Ia mengira
begitulah cara kami sebagai anak Komunikasi diajari untuk melanggar hak cipta
(saya lupa kalimat persisnya tapi itulah yang saya tangkap dari bahasanya). Otomatis
saya syok. Saya tidak berniat menjiplak. Teman saya pun melakukannya bukan
untuk melanggar hak cipta. Itu kelalaian kami tapi kami tidak bermaksud
merugikan pemilik logo.
Saya segera minta maaf dan menjelaskan
bahwa pelanggaran hak cipta adalah hal yang sangat dilarang oleh dosen kami. Ya,
sedihnya, ada orang yang mengecap negatif jurusan kami. Menganggap kuliah kami
ini main-main. Padahal itu karena mereka menilai dari luar. Mereka tidak tahu
yang sebenarnya. Mereka tidak memberi kesempatan untuk mendapat penjelasan. Yang
lebih parah lagi kalau statement
negatif yang mereka tujukan pada orang lain itu melalui situs jejaring sosial
dan langsung menyebut orang atau pihak yang dimaksud. Hasilnya bisa fatal.
Sejauh ini, semester tiga sangat seru. Banyak
hal yang berkaitan dengan bisnis, perusahaan, dan terutama desain. Tugasnya banyak,
deadline-nya bukan main, tapi pengalaman tetaplah pengalaman. Saya tidak ingin
melupakannya.
belajar bikin poster |
Menjelang tahun 2013, saya tidak mau
membuat harapan muluk-muluk atau menyiapkan daftar resolusi yang panjang. Hal yang
paling penting saat ini bagi saya adalah kesuksesan acara Sparteen. Nilai mata
kuliah Event Organizer dan Komunikasi
Bisnis kelas kami dari sana. Lainnya, saya ingin mendapatkan teman sekelas di
semester empat yang klop. Mau diajak bersusah-susah dalam mengerjakan tugas dan
bisa memengaruhi saya agar lebih hemat J Karena saya yakin cara kita
menggunakan uang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Saya kepingin bingit punya
teman yang bisa bikin saya jauh lebih hemat :D
Apa lagi ya? Oiya saya belum sempat bikin
logo buat blog tercinteh ini. Terus saya belum punya draft yang siap dipamerkan
sampe ending-nya buat J50K 2013. Dan saya
harus belajar buat UAS. Oooh indahnya hidup. Akhir tahun ini berat tapi saya
harus tetap kuat! J Sekian curhat panjang lebarnya, mohon maaf kalau panjang
huahahahahha, selamat datang J50K!
Oh ya lupa. Kemarin-kemarin saya pingin
bingit ikut UWRF. Tapi kayaknya saya belum mampu tuh. Saya tidak kirim karya
buat 2013. Malu, abis kurang produktif. Hehehehhe. Lagi hibernasi nulis.
Loh mbaknya ini kuliah jurusan DKV kah? Eniwe tetap semangat :)
BalasHapusbukan mas, saya jurusan komunikasi, mencakup semua hal ttg komunikasi bukan cuma desain aja :) kalo buat anak DKV, desain saya jempol ke bawah kayaknya hahahahaha. semangat dong mas, harus itu :D
Hapus