Saya punya
dua alasan kenapa harus berjuang. Pertama, ini salah satu cara saya
mengungkapkan rasa terima kasih luar biasa kepada pembimbing lapangan. Kedua,
saya tidak mau menyusahkan dosen pembimbing. Jadi, saya harus dan masih
berjuang untuk menyelesaikan Tugas Akhir berikut seminar dan sidangnya.
Sebetulnya
Tugas Akhir saya bisa dikatakan selesai. Tapi kan belum revisi. Belum pula acc.
Baru tadi diterima dosen. Saya cuma lelah. Mengetiknya lain soal, itu seperti
menceritakan apa yang saya rasakan selama pkl. Semacam diari yang sengaja untuk
dibaca orang. Mengeditnya, memperhatikan formatnya, itu ujian tersendiri dalam
kehidupan. Informasi format yang simpang siur saja bikin saya agak menghela
napas.
Namun sisa
semangat itu masih menyala. Saya ingat pembimbing lapangan yang memberikan
banyak kesempatan dan kepercayaan. Dia memberi saya nilai yang bagus (yang juga
bikin orang heran itu bagus atau kebagusan). Dia sering membesarkan hati saya
dan tidak pernah marah walau saya berbuat salah. Sangat banyak hal yang dia
lakukan sampai-sampai sesak dada saya mengingatnya. Haru.
Tadi sekitar
jam delapan, saya baru pulang dari rumah dosen untuk bimbingan. Saya menunggu
dia dari pagi dan baru punya kesempatan bertemu waktu malam. Saya capek tapi
wajah beliau lebih capek lagi. Lalu saya melihat beliau bermain dengan anaknya.
Dia sedikit bercerita mengenai kesibukannya. Saya tidak berpikir itu curhat
colongan. Saya terharu. Sesak rasanya melihat seorang perempuan yang sibuk
dengan pekerjaan, mengurus orang tuanya, dan dengan senyuman masih bermain
dengan anaknya.
Saya banyak
kok melihat orang tua yang sibuk sampai bermain dengan anaknya susah bahkan tak
mau. Ada anak yang sering ditinggal kesibukan orang tuanya sampai ia lupa
caranya menjadi ceria. Banyak contoh pasangan muda di sekitar saya yang karena
tekanan pekerjaan dan lain-lain kalah perhatian dengan sang anak dibanding
pengasuhnya.
Saya hanya
ingin mengerjakan TA dan makalah sebaik mungkin supaya tidak banyak revisi. Supaya
tidak menyusahkan dosen. Dia mungkin tidak punya banyak waktu untuk saya. Tapi dia
tulus. Dan saya sangat mengapresiasi cara dia memperlakukan putri kecil
lucunya. Jadi orang tua tidak mudah. Jadi orang tua yang selalu tersenyum di
saat lelah juga lebih tidak mudah lagi.
Dan karena
saya sudah pkl jauh-jauh, menghabiskan banyak waktu dan tenaga, serta mendapat
pertolongan banyak orang terutama dari pembimbing lapangan, rasanya bodoh
sekali kalau semua itu saya sia-siakan.
Semoga saya
bisa terus berusaha melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan meski lelah
dan bosan.
ayoo terus berjuang, kadang lelah itu biasa...tp bukan alasan untuk menghentikan perjuangan kan :)
BalasHapusmakasih mak cantik hehe
HapusWah lagi pkl ya? Semangat ya mbaaa ^^. Dulu aku pun jaman pkl lelah bgt udah dptnya susah, karena ada kputusan manajemen perusahaannya yg bikin bete pklnya jadi ditambah waktunya.jdnya buang2 waktu deh. Hehehe.. tapi stlh pkl nanti kita jd lebih pede kok. Percaya deh. Yang pasti sih jd nyiapin diri buat dunia kerja, trus jd tau kita sejauh apa minat kita nanti di dunia pekerjaannya.
BalasHapusoh ya? hehe iya mbak makasih sharingnya :)
Hapus