shutterstock.com |
Oke,
sejujurnya awal tahun ini agak menyedihkan bagi gue. Terutama seminggu
terakhir. Dalam rentang waktu beberapa hari gue dapat berita yang kurang
menyenangkan dan bikin gue susah tidur. Sejujurnya gue orang yang sangat mudah
tertidur dalam keadaan apa pun di mana pun. Tapi seminggu ini kalo pun bisa
tidur nyenyak, gue terbangun dengan sakit kepala yang cukup menganggu sepanjang
hari.
Mungkin ini
yang dinamakan ngebatin.
Terakhir
kali gue ngalamin hal kayak gini waktu mau ikut La Sastra sama menjelang UN
SMP. Ampe gue dikira sakit tapi kata petugas kesehatan yang meriksa sebetulnya
gue-baik-baik-aja. Oke, bukan lebay atau gimana ya. Tapi namanya IP turun itu
bukan suatu hal yang bisa bikin gue merasa biasa aja dan bisa melenggang
kangkung kemana-mana. Emang sih itu kemungkinan besar salah gue sendiri kan itu
nilai gue. Harusnya gue bersikap lebih wajar. Ternyata susah -_- hari pertama
dan kedua gue ga bisa nyebut kata IP tanpa membuat suara gue bergetar. Hari ketiga
gue datang ke kampus (padahal masih libur) buat konsultasi ke dosen pembimbing.
Ibu dosen
ini orangnya baik, ramah, dan cantik. Dari tampilan luar sih konservatif, ya. Terus
dia memang ga suka kalo pas ngajar mahasiswanya bertingkah laku kurang dewasa. Dia
memberi gue semangat. Intinya dia ga mau gue buang waktu percuma, tiga tahun
kuliah cuma buat mikirin IP. Keberhasilan hidup gue bukan cuma karena faktor IP
kok. Variabelnya banyak. dia gamau gue stuck dengan kesedihan yang sia-sia. Dia
minta gue aktif organisasi (yang sayangnya kurang didukung ortu) dan mendalami
minat di bidang tertentu. Kata dia, supaya gue punya ketrampilan tambahan. Gue memang
belum bilang soal hasrat gue di bidang nulis jadi dia mungkin pikir ga ada yang
gue lakukan selain kuliah.
Gue harus
bilang apa? Gue mencintai dunia kuliah ini, mungkin melebihi kecintaan gue sama
kehidupan sebelumnya (SMA, SMP, SD). Gue ga menganggap kuliah sebagai beban
kecuali kadang gue ngantuk di kelas atau capek berkonflik dengan teman dalam
kelompok. Sejauh yang gue sadari dan yang teman-teman gue pahami, gue sangat
bersemangat. Tugas-tugas gue selesaikan dengan memuaskan. Ya tapi masih ada
celah yang membuat nilai gue kurang. Mungkin ini namanya tamparan. Entah gue
kurang bersyukur atau ada beberapa hal yang terlewat tanpa gue sadar. Yang jelas
nyeseknya itu lho, nonjok banget. Saking nonjoknya gue ampe bikin puisi. Haha
Setelah hari
ketiga, gue merasa tercerahkan. Gue sanggup menyebut kosa kata IP, turun, dan
semester tiga tanpa beban. Gue ga merasa harus bawa tisu kemana-mana. Dan gue
sukses bernafas lega. Toh udah terjadi, gue ga boleh patah semangat. Gue wajib
memperbaiki diri. Bayangin. Gue turun 0,07 angka dan merasa tertekan. Ketika gue
curhat ke seorang teman yang IP-nya pernah dapat 2,9 gue langsung merasa malu. Betapa
dia pernah mengalami yang jauh lebih ga menyenangkan dibanding gue. betapa dia
kuat dan tahan sama cobaan. Masak gue enggak?
Bukan cuma
itu. Dia (udah biasa gue sebut di
postingan sebelumnya, dia di sini selalu orang yang sama, oke) juga memberi
gue masukan. Dia dan sahabat-sahabat gue yang baik yang tanpa bosan memberi gue
spirit membuat gue merasa membutuhkan perbaikan diri. Misalnya, ngatur waktu
biar ga terlalu capek jadi belajar berjam-jam itu ga percuma. Terus jangan
ngoyo sama hal-hal di luar dunia kuliah karena fokus utama gue sekarang menimba
ilmu selama gue masih menyandang status mahasiswa. Setelah dia menasehati gue
secara halus dan memperingatkan gue, akhirnya gue cancel tiga buku yang mau gue
pinjan dalam #BookTravellingCampaign.
Dia bener, kalo gue belum mampu membuat nilai kuliah gue membaik, sebaiknya gue
ga sok sibuk dulu.
Oiya,
berita buruk kedua. Ini konyol, siapa pun boleh menertawakan. Gue mengalami
culture shock (entah tepat ga gue pake istilah ini). Singkatnya, gue datang ke
kampus buat cek jadwal kelas. Kemudian gue harus menerima kenyataan terdampar
di kelas yang ga ada sahabat gue. Ga ada teman baik gue. Ga ada yang mengenal
gue luar dalam. Ini kedengarannya sepel tapi gue dipaksa keluar dari zona
nyaman selama 3 semester. Di semester-semester sebelumnya gue selalu punya
sahabat atau teman dekat yang satu kelas dan bisa menemani gue kemana gue
melangkah. Orang yang memahami gue, anehnya gue, gilanya gue, disiplinnya gue,
semangatnya gue, sampe mood gue yang jelek itu. Dan sekarang? Gue ketakutan
setengah mati ntar di kelas yang baru mau gimana.
Padahal gue
sudah mencamkan hal ini, “Kuliah itu buat cari ilmu bukan cari kelas.” Namun gue
akui, kenyamanan kita dalam kelas berbanding lurus sama prestasi maupun
ketentraman hati. Parahnya, gue ga liat efek dari kenyataan ini. Berarti gue
bisa memperluas simpul pertemanan. Gue bakal ketemu orang baru yang bisa dekat
dan akrab. Gue bakal belajar punya teman yang banyak. Dan ini, gue belajar
adaptasi dari awal.
Sebetulnya
ketakutan gue bisa dibilang ga guna ya? Makanya gue nulis postingan ini juga
buat nguatin hati. Soalnya gue ga boleh mikirn kelas terus. Yaaa walaupun
sahabat dan teman-teman baik gue berada di kelas lain yang jauh jangkauannya
dari gue. Semoga jadwalnya ga bentrok-bentrok amat. Wish me luck!
Sejujurnya,
sejauh-jauhnya sahabat dan teman-teman gue dari jangkauan maupun jarak pandang,
mereka akan selalu ada di sini. Di hati. Oke, klise. Tapi masih satu kampus
kan? Masih satu jurusan lah? Masih ada kesempatan buat ketemu walau terbatas. Ada
hape, bisa sms. Ada twitter sama fb, bisa bawel-bawelan. Cuma mereka ga bisa
dipegang. Mereka secara maya berada dalam ingatan.
Beberapa
orang menganggap semester 4 ini bakal jadi semester keberuntungan gue (?) yang
bagi gue terasa lucu. Gue males bahas soal kelebihan atau kekurangan, toh walau
gue merasa punya kekuatan menghadapi semesetr 3 ternyata kemarin gue kurang
berhasil. Arti berhasil bukan berarti sekedar IP lho ya. Tapi IP turun, sekali
lagi, ga ada seneng-senengnya. Semester 4 punya 3 mata kuliah yang berhubungan
sama nulis. 3 mata kuliah bernama teknik nulis dengan nama belakang beda. Entah
nulis berita atau laporan atau apalah gue lupa.
Mulanya gue
sempat berpikir menjadikan mata kuliah sebagai bisnis. Toh gue bisa aja
ngerjain tugas orang terus gue minta bayaran, hahaha. Apalagi semester ini ada
mata kuliah kewirausahaan yang membuat gue jualan. Jualan jasa nulis, halal
kan? Setelah gue pikir, yah egois dong. Dia juga bilang jangan, karena gue
membuat teman-teman ga berkembang. Karena ada gue, mereka bakal keenakan dan ga
mau nyoba nulis sendiri. Padahal gue maunya mereka juga nulis dong biar melatih
kecakapan mereka dalam menulis.
Gue nyebut
dia melulu, padahal gue juga bakal malu kalo dia baca postingan ini :D Tapi
terserahlah, ga dipenjara ini kan nyebut dia? Gue harap selain prestasi dan
hubungan sosial membaik, gue dengan dia juga membaik. Ga buruk sih. Cuma gue
takut ga bisa berdiskusi lagi dengan dia karena terpisah ruang dan waktu (?).
Gue mendukung dia sepenuh hati, dari hidup sampai mati J Oke pembaca blog boleh mengabaikan paragraf ini karena
kebiasaan gue kalo membicarakan dia, gue menjadi lebay dan.... ah kalian nilai
sendiri aja deh. Sumpah ini ga
ada niat #kode
Mulai besok,
ketika tugas-tugas mulai datang dan membanjiri fokus di kepala, maka blog
terlupakan. Sosial media jarang terlupakan sih, haha. Blogwalking ikut
terlupakan. Nonton koleksi film yang banyak dari teman lama gue ikut
terlupakan. Mikirin dia ga mungkin terlupakan, sayangnya. Gue pengen
cepet-cepet dapat modul. Gue mau belajar nyicil materi, ga mau sistem SKS. Gue pengen
berusaha lebih baik buat ga bosen dengerin dosen di kelas. Karena ketika bosen,
gue cuma bengong dan ujung-ujungnya keluar kelas ga sadar dosennya ngomong apa.
Itu beberapa kali terjadi, sayangnya lagi.
Karena ada
bau-bau mau fieldtrip, berarti gue perlu nabung. Gue juga pengen punya
flashdisk baru yang bagus dan GB-nya gede. Ternyata yang gue punya ini palsu
-_- kebetulan dikasi tau temen yang kuliah di bidang IT dan berbaik hati
membagi koleksi filmnya buat gue. Gue siap jarang pake rok kalo banyak tugas
lapangan dan siap berkutat sama celana dan rompi. Dan gue siap berjuang lagi! Ganbatte!
jadi intinya IP turun itu jadiin motivator, bukan demotivator. sebagai sebangsa cambukan untuk bisa bikin IP naik daun lagi...jadi, selamat semester 4 dan semangat kuliaaaah!!! Tuh, katanya juga melebihi kehidupan sebelumnya, kamu cinta kehidupanmu yang sekarang, jadi, kehidupan yang sekarang harus yang paling baik. Semangat!! :D
BalasHapusmakasih mbaaaak :D #peeluuuk hehehhe harus semangat dong, malu kalo curhat ke si dia masak nilainya jelek #eh haha
Hapusmenarik artikelnya :D sukses terus yaaa
BalasHapusmakasih yaaa sama2 sukses jugaa
Hapusselamat ya semangat belajar, hehehehehe
BalasHapusiya :)
Hapuskarena yang dipertanggung jawabkan nantinya di akherat bukan IP. hhe
BalasHapusbetul haha
Hapus