Kisah Seorang Blogger

Pagi blog, pagi yang lagi ga sengaja blogwalking kemari, dan pagi duniaaaa J
Kalian tahu apa yang menyenangkan sebagai seorang blogger? *bersiul*
Masak ga tau?
Mungkin kalian bukan blogger ya :P

shutterstock.com 
          Ceritanya gue lagi mantengin lini masa (mungkin kalian lebih mengenalnya dengan sebutan time line) terus nemu tweet menarik dari teman blogger gue yang jauh di sana. Kira-kira begini   :
anak komunikasi, IT, dsb kalau gak ada blog itu merugi kalau menurut saya, MENURUT SAYA YA
            Dan gue merasa bangga menyandang status sebagai blogger sejak SMA. Sekarang gue kuliah di jurusan Komunikasi. Teman gue ini namanya Silviana, gue pernah cerita tentang blog dia dan ngasih dia nominasi award buat para blogger gitu deh. Well, kenapa sih jadi blogger itu penting? Nih gue kasih tau.

          Ketika kalian kuliah di jurusan Komunikasi, otomatis kalian punya ketrampilan komunikasi yang lebih baik dibanding orang lain. Kalian tau prakteknya jadi penyiar tv, penyiar radio, jurnalis di koran, bicara atas nama perusahaan sebagai seorang humas, bahkan menjembatani kepentingan perusahaan dengan media ketika kalian bekerja sebagai media relation officer. Aneh kalo kalian menggampangkan praktek berkomunikasi. Bisa aja sik kalian bilang gini,
            “Helloooow, semua manusia terlahir dengan kemampuan berkomunikasi kaleeee.”
Atau
“Tiap hari gue juga berkomunikasi sama manusia lain.”
Atau
“Gampang, tinggal ngomong doang sama modal tampang.”
shutterstock.com
Oke, kalo itu pemikiran kalian, yeah kalian konyol.
          Ketika gue masuk jurusan Komunikasi, gue mendapati teorinya banyak. Dan walaupun sehari-hari kegiatan kita berkomunikasi dengan lingkungan, toh hampir bisa dipastikan jarang ada mahasiswa Komunikasi yang nilai praktikumnya selalu A. Ternyata ngomong lebih gampang dari praktek, ya? *manggut manggut*
        Dengan terus melatih cara berkomunikasi kita lewat media, misalnya blog, kita jadi terbiasa. Minimal kita ga gagap lagi kalo nulis. Minimal kita bisa mempraktekkan barang lima atau sepuluh persen ilmu yang kita dapat di kampus. Maksimal orang bisa melek dan lihat kalo anak Komunikasi cara berkomunikasinya bisa lebih apik dibanding yang ga belajar Ilmu Komunikasi lima hari dalam seminggu.
Gue rasa gue belum sampe tahap orang berkata, “Oh pantes dia kayak gitu, dia anak Komunikasi, sik.” Gue masih tahap standar sebagai blogger. Tulisan gue jarang yang masuk dalam label reportase. Malah gue kecebur di ranah fiksi. Tapi gue yakin dan percaya, yang namanya ilmu, inspirasi, atau informasi bisa didapat dari mana aja. Komunikasi sendiri kan berarti penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan. Nah, pesannya itu bisa edukatif, informatif, atau rekreatif. Terus kalo gue nulis fiksi terus, apa yang bisa gue beri pada pembaca?
Nah ini salahnya kalo orang mikir nulis fiksi itu ga ngasih apa-apa, ga sesuai realita. Yang tau nilai yang didapat dari sebuah karya kan pembaca. Seburuk-buruknya sebuah tulisan, orang bisa mendapatkan sesuatu (bukan Syahrini ya) dari tulisan tersebut. Sampah aja bisa jadi kompos. Buktinya gue nulis curhat macam ini terus teman blogger gue bilang terinspirasi nulis kisah yang sama. Setidaknya kalo gue nulis terus gue menginspirasi orang buat nulis, itu patut disyukuri. Setidaknya kalo gue nulis terus orang mendapat informasi (bahkan walaupun yang gue tulis itu fiksi) ya bagus kan? Berarti apa pun yang kita tulis, siapa saja bisa ambil manfaatnya.
Masalahnya, ga semua orang yang baca tulisan kita tuh langsung kasi komentar apa yang mereka dapat. Tapi ketika kita tau bahwa mereka bisa mendapatkan sesuatu, seneng banget lho. Ini salah satu hal yang seru ketika kalian ga nulis di koran tapi nulis di blog. Karena di koran ga ada kolom komentar. Kalo mau komentar, bisa di surat pembaca. Sementara kalo di blog, kolom komentar hampir tak terbatas ya.
Nah ini yang kalian butuhkan dalam Komunikasi. Umpan balik, yap! Memang sih komunikasi yang mangkus dan sangkil (ini bahasa baku dari efektif dan efisien) adalah komunikasi secara tatap muka. Tapi bukan berarti kalian ga perlu melatih kemampuan komunikasi bermedia kalian. Misal, memanfaatkan teknologi dalam dunia internet. Ya bikin blog, dong. Karena komunikasi ga selalu bisa dilakukan secara lisan. Ada kalanya kalian harus melakukannya dalam bentuk tulisan. Gue pribadi merasakan waktu rehat nulis fiksi berbulan-bulan karena kesibukan kuliah yang bikin gue stres. Pas balik nulis lagi, jangan tanya betapa frustasinya gue karena merasa kesulitan. Dan ikutan Monday Flash Fiction itu menolong sekali untuk mengeluarkan daya kreatifitas gue yang mulai mampet :D
shutterstock.com
Terus, gimana dong kalo blog kita kurang pengunjung? Kalian bisa belajar ilmu SEO. Menurut gue pribadi, hal tersederhana yang bisa kalian lakukan (dan ini mudah, kalian ga perlu belajar IT atau apalah) lakukan blogwalking! Iya, bener, maksudnya jalan-jalan. Kalian berkunjung ke blog orang lain. Gue biasanya melakukan blogwalking secara acak. Ga selalu yang gue kenal penulis atau pemiliknya. Pokoknya yang menarik dan seru, gue buka satu satu postingannya, gue baca ampe abis tulisannya, terus gue tinggalkan jejak. Mungkin jejak yang gue tinggalkan cuma sederhana, sekedar nyapa atau bilang salam kenal. Tapi minimal adminnya bakal tau gue pernah ke sana. Ini lumayan efektif kok. Lagi pula gue suka mencari inspirasi dan rekresi dengan jalan-jalan mengunjungi blog orang.
Oh ya, apa nulis di blog buat gaya-gayaan? Haha, entah bener atau ga yang gue bilang barusan. Kalo sekedar blog itu isinya kegiatan sehari-hari atau cerita tentang diri sendiri, udah pasti dong kalian menguasai topik yang dibicarakan. Beda kalo kalian nulis fiksi, reportase, artikel, atau opini. Kalau kalian ga belajar, itu namanya cari mati.
Setelah kalian memposting sebuah tulisan, maka kalian menyerahkan tulisan itu kepada publik. Berarti kalian siap menerima caci maki atau puja puji. Pembaca boleh dong, berkomentar apa aja. Gue sarankan dengan sangat sebagai penulis atau blogger atau apalah yang sejenis dengan itu, nih     :
o   Jangan takut sama kritik.
o   Plis, kalo dikasi masukan, rendah hatilah.
o   Ilmu bisa didapat dari mana aja. Masukan juga. Ga peduli usia atau latar belakang orang itu, kalo dia lebih tau dari kalian, mau apa?
o   Hindari yang namanya meremehkan komentar orang. Hin-da-ri.
Kadang bukan sekedar kalian lebih tua dalam segi usia terus kalian bisa mengklaim lebih banyak makan asam garam kehidupan. Tergantung sama jam terbang dan waktu kalian memulai juga, lho. Misal kalian usia 20 tahun, baru belajar nulis (anggaplah fiksi) enam bulan. Terus tulisan fiksi kalian dikritik sama orang yang usianya enam belas tahun tapi udah kecemplung di dunia fiksi dari umur tujuh tahun. Terus kalian bikin pembelaan, bilang bla bla bla, ngerasa itu orang ga ngerti apa-apa. Itu namanya kalian ga mau belajar, gengsi belajar, dan menyia-nyiakan kesempatan belajar.
Gue punya beberapa pengalaman yang agak jleb juga kok soal belajar nulis. Pernah tulisan gue menjadi headline di sebuah sosial blog (salah satu yang terbesar di Indonesia) tapi ternyata gue kurang riset dan ilmu. Kemampuan gue membahas topik itu masih sangaaat sempit. Dan gue sok-sokan nulis.
Besoknya gue migren.
Orang-orang banyak yang protes. Gue dikasi tau ini itu. Paginya gue langsung bikin tulisan klarifikasi. Gue menyampaikan permohonan maaf dan mengatakan bahwa sejujurnya gue kurang menguasai topik. Sejak itu, gue berhati-hati dalam menulis opini atau artikel. Sejauh ini, dua tahun terakhir, seinget gue belum pernah sik ada masalah serupa.
Tadi gue udah bahas kenapa harus ngeblog, terus isi konten di blog, dan cara belajar nulis di blog berikut menghadapi kritik. Nah, serunya dimana sik ngeblog? Jelas, kalian bisa menyalurkan isi kepala yang udah ga betah mau dikeluarin ke blog. Kalian  bisa nulis dan membuat kepala sama hati lega. Blog udah kayak diari aja. Kalo kreatif, kalian bisa mencari nafkah dari ngeblog. Ada banyak lomba ngeblog yang hadiahnya juga kece-kece. Lumayan banget buat yang suka gratisan, hahahha. Kalian lebih dikenal, mau ga mau. Dan kalian punya wadah lain buat belajar J
Ingat, pembaca bisa mendapatkan apa saja dari tulisan kita. Seperti tagline di blog gue, inspirasi itu selera hati. Kalo pembaca kita selera bacaannya cocok dengan yang kita tulis, ya cucok deh. Terinspirasi lah dia. Sukalah dia.
Sekian tulisan gue ya. Gue mau ketemu dosen pembimbing di kampus. Kebetulan gue mau curhat sama bu dosen soal ip. Ntar gue posting deh soal ip, Insya Allah.


17 Komentar

  1. hidup blogger, dan semoga IPnya baikya, hehehehhehehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ip-nya kurang baik tp alhamdulillah moodnya baik hehe

      Hapus
  2. -meninggalkan jejak- jejak jejak jejak (lagi blog walking, walkingnya keblog kamu terus inimah hahhaha)

    BalasHapus
    Balasan
    1. yeeee ya jalan2 lah ke tempat lain hahahhaha

      Hapus
  3. fufufuufuffuu.. nama aku disebut- sebut :D hehhe

    Correct!, sama kayak yang dibilang Pramoedya Ananta Toer "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian"

    Mumpung masih muda, mari berkarya... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf ga pake link soalnya tadi buru buru gitu nulisnya hahahahha

      Hapus
    2. NO PROBLEMOOO :D - sudah terlalu banyak namaku kau sebut disini. hohohoho

      Hapus
  4. iya bener yang soal kalau tulisan itu bisa menginspirasi dan bisa melatih komunikasiii..dan juga blog itu bisa buat oto biografi khaaaan...dan kita bisa membacanya lagi bertahun tahun mendatang...hidup blogger deh pokoknya :)

    BalasHapus
  5. *pasang iket kepala* oke berusaha makin sering blogwalking dan mencoba nulis dengan konsep yang berbeda. ehem.. *benerin kerah kemeja* tirimikisih :D

    BalasHapus
  6. Tulisannya bagus dan sangat inspiratif ^^ setuju banget kalo ngeblog itu asik dan banyak manfaatnya, ada manis asamnya :D

    Wah udah lama ya ngeblog dadi SMA :o
    Mesti sering-seringin lagi blogwalking, kalo lagi liburan gini bisa puas blogwalking, klo udah aktif kuliah waktunya makin sedikit.

    Oia jai penasaran siapa teman kamu yg kamu sebut di komen blog aku ^^ so excited to hear that.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ini suka blogwalking, tapi senin besok perkuliahan udah mulai jadi agak ngerem dulu kali ya nafsu ngeblognya hehehhe


      ini temen yg suka blog adeayu

      http://verhaalcut.blogspot.com/

      selalu menyenangkan denger orang suka blog sendiri ya? haha

      Hapus
  7. suseh jg kadang membedakan kritik yg membangun dan yang cuman mencela doang... :) Tp seperti kata Sahrini, itu artinya orang peduli... Hihiihhi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak hehe dari pada tulisan kita didiemin sama sekali malah kita gatau apa2 haha...walaupun kritiknya cuma diniatin mencela pun kita latian tahan banting haha minimal tahan rasa geregetan sama orang yg suka njeplak :D

      Hapus
  8. Makasih kak infonya! Buat belajar nih. Saya langsung jalanin tips di atas, nih buktinya! *woow*. Hehehe. . .

    BalasHapus
Posting Komentar
Lebih baru Lebih lama