devianart.com |
Krak.
Suara tulang
yang hancur akibat kuinjak menguarkan bau asam. Aku mengeryit jijik. Sudah belasan
kali aku melakukan ini, tetap saja sulit membiasakan diri. Aku masih seorang
pejuang minor. Bahkan izin kepemilikan senjataku hanya terbatas pada pedang perak
dari pabrik Hades. Mereka bilang, kalau aku cukup kuat dan taat, aku akan
segera naik pangkat. Sebentar lagi aku akan dibekali peluru perak, anak panah
dengan bulu phoenix, dan air suci dari Istana Poseidon. Sebenarnya aku lebih
tertarik mengunjungi istananya dibanding kemungkinan membunuh lebih banyak
makhluk astral dengan air sucinya.
“Kita akan makan
apa hari ini?”
Dex, teman
seperjuanganku, tengah membersihkan pedang miliknya. Setiap kami berhasil
menumpas para hantu atau monster yang tak seharusnya menghuni bumi bersama
makhluk fana, kami merayakannya. Sebulan terakhir kami sudah lima kali memesan
paket Big Box dari Pizza Hut.
“Terserah kau. Hari
ini kan giliranmu. Ibuku tidak mau memberiku uang tambahan. Dia bilang,
gara-gara pekerjaan sampinganku ini, aku jadi boros. Padahal aku pantas diberi
apresiasi. Tidak semua anak seumuranku menjadi pejuang bagi Hades.”
“Jadi, ibumu
sudah menerima kenyataan kalau ini “pekerjaan sampingan”-mu ya? Dia tidak lagi
menganggap kau gila?”
“Tidak, setelah
dia menyaksikan untuk pertama kalinya saat sayapku tumbuh. Dia percaya aku anak
yang terpilih. Pikirnya selama ini aku mencari alasan untuk bisa pulang malam
dengan mengarang kisah fiksi. Ia hanya tahu anak setengah dewa macam Percy
Jackson, bukan pejuang-pejuang berdarah manusia yang mengabdi pada dewa seperti
kita.”
“Oh ya, bagaimana
kau tahu kita harus memusnahkan makhluk yang tadi itu?”
“Dia memang
menipu. Kemampuannya mengubah wujud menjadi manusia memang mengelabui mata
kita. Tapi, ketahuilah, mereka tidak bisa sembunyi di bawah matahari. Saat ia
duduk dekat jendela, sebagian kulitnya terlihat menjadi bening. Aku bisa
melihat tulang belulangnya. Bukan pemandangan menyenangkan yang akan menjadi
biasa kau lihat meski ibuku dokter hewan atau ayahmu tukang jagal.”
Drrt. Drrt.
Sebuah pesan
muncul di layar ponselku.
Sayang, kau di mana? Ingat kan, hari ini kita ada
kencan?
“Dex, maaf, aku
tidak bisa berpesta sampai malam denganmu. Lain kali saja merayakannya. Pacarku
mengirim pesan. Aku lupa, aku sudah janji dengannya.”
“Oh, yang benar
saja Cal.”
“Aku janji Dex,
besok aku yang traktir. Setuju?”
“Okelah.”
Aku berlari lima
belas blok tanpa henti menuju ke rumah pacarku. Dia lelaki yang sangat
perhatian sekaligus pengertian. Dia tidak banyak tanya kalau aku tidak mau
cerita. Itulah mengapa aku mempertahankannya. Memang sulit punya kehidupan
ganda sebagai pejuang bagi dewa sekaligus manusia biasa.
Ia tersenyum
sembari melambaikan tangan dari halaman belakang. Ia tengah menata meja,
menyiapkan makan malam istimewa di bawah sinar bulan. Saat ini petang, matahari
berkilau keemasan di kaki langit. Romantis sekali.
Dia menyentuh
tanganku. Punggungku terasa geli. Lalu sesuatu menyusup keluar dari belakang
sini. Di bawah matahari, helai-helai buluku bersinar bagai pelangi. Di bawah
matahari, kulitnya berubah sebening kaca, menunjukkan tulang-tulang yang telah
menua.
WOW!! Baguuuss ceritanya! ^^b
BalasHapuswah terima kasih hehe padahal lama ga nulis nih
HapusJadi makan malam dilanjutkan atau malah pertumpahan darah? Asik ceritanya.. :D
BalasHapushayooo maunya gimana? :D
Hapuskalau jadi novel kayaknya gak bakalan mau putus deh mbacanya...:D
BalasHapusoh ya? alhamdulillah :))
Hapusternyata..... pacarnya.....
BalasHapuspacarnya...ternyata...
Hapusjadi gak tega mau lanjutin endingnya :(
BalasHapuskan endingnya cuma dipegang tangannya miss hahahaha
Hapuspegangin gue ... pegangin gue ...*siapa jg yg mau? XD
BalasHapusnah, udah tau kan jawabannya? :p
HapusOoww...tidaaakkk.....akhirnya gimana mbak? ^^ *penasaran
BalasHapusgimana yaaa? XD
HapusKeren!
BalasHapustengkyuuu!
HapusBeneran kereeeeen ^^
BalasHapusmaaciw kakaaaa ;)
Hapusaku suka dengan deskripsi yang diberikan Linda. bener-bener imajinatif. hanya saja, agak mengganjal di benak perihal si kekasih. sekian lama bersama apakah tokoh aku tidak pernah bertemu pacarnya saat masih ada sinar matahari? ataukah ada penjelasan lain? :)
BalasHapusgini mas di sini saya ga jelasin mereka udah berapa lama hubungan atau ketemunya kayak gimana :D bisa aja mereka pacarannya dalam ruangan terus. mas kan bilangnya sekian lama bersama..saya ga mencantumkan dgn jelas atau eksplisit kan ini hubungan udah berapa lama, sekian lama, atau baru..saya setting mereka ga saling tahu, wong pacarnya ini juga diem aja kalo ga dikasi tau..
Hapuskeren Mba ceritanya..dan endingnya itu ngetwist bgt...
BalasHapusalhamdulillah, terima kasih :D
Hapus