kampungfiksi.com |
Judul : Banyak
Nama untuk Satu Cinta
Penulis : Kampung
Fiksi dan Sahabat
Penerbit : Leutikaprio
Tebal : 193
halaman
Cetakan : Pertama,
April 2012
Anda penikmat buku cecintaan? Atau anda pemuja romansa?
Pastikan diri anda tidak melewatkan salah satu antologi yang paling ditunggu
dan direkomendasikan―setidaknya oleh saya―tahun ini. Tunggu, jangan kira saya
penggemar genre ini. Saya termasuk orang yang jarang terbuai cerpen atau prosa
bertema cinta. Saya juga kesulitan menulis kisah-kisah manis bertabur bunga dan
coklat. Tapi, saya dapat dengan penuh pemaksaan merayu anda, "Bacalah buku
ini!"
Buku berjudul Banyak
Nama untuk Satu Cinta merupakan sebuah antologi alias kumpulan cerpen yang
ditulis oleh Kampung Fiksi dan para kontributor yang karyanya terpilih. Kampung
Fiksi adalah sebuah wadah menulis fiksi bagi delapan perempuan yang menyebut
diri sebagai bunglongers. Para bunglongers itu adalah Gratcia Siahaya, Endah
Raharjo, Deasy Maria, Winda Krisnadefa, Sari Novita, Indah Widianto, Ria
Tumimomor, dan Meliana Indie. Para kontributor sendiri terdiri dari 28 orang
perempuan yang mengirimkan naskah dengan sukacita dan lolos seleksi.
Tentu sebuah antologi terdiri dari banyak cerpen. Total
37 cerpen terangkum dalam buku bersampul ungu. Begini enaknya membaca antologi.
Anda tidak perlu memulai baca dari awal, cukup pilih cerpen mana yang mau anda
selami lebih dulu. Beberapa cerpen sangat menarik perhatian saya, sebut saja; "Tepat Ketika Bibirnya Mengecup Hangat
Tepi Keningku", "Mark &
Celia", "Lelaki yang
Mencintai Laut", "Chocolate,
My Soulmate", "Pernah
Mendapat yang Terbaik", "Betis
Indah Sang Lelaki", "Tiga
Gelas O", "Devadasi",
"Sebuah Awal", dan "Pauline".
"Lelaki yang
Mencintai Laut" menampilkan puisi-puisi apik tentang laut. Tentang
pengembaraan yang akhirnya menemukan. Sebuah pencarian akan seseorang yang
terus memenuhi hati seorang perempuan dengan kisah-kisah lautnya. Meski minim
dialog, tidak menjadikan cerpen ini membosankan. Justru pergulatan batin yang
ditangkap dari si perempuan tergambar jelas dan ikut mengaduk emosi pembaca.
"Chocolate, My
Soulmate" menjadi salah satu cerpen yang membuat saya terkikik geli.
Bagaimana tidak, kisa seorang perempuan yang bisa jatuh cinta dan putus
hubungan dengan pacarnya dimulai dengan coklat! Gaya cerita yang menggelitik membuat
saya merasa tengah mendengar cerita seorang teman tentang pengalamannya dengan
sang soulmate alias coklat. Penuturan yang bagus membuat saya merasa familiar,
tak jauh beda dengan seorang kawan yang membagi ceritanya pada saya tentang dia
dan si coklat.
Bisa dibilang, "Tiga
Gelas O" benar-benar memikat saya. Meski ide cerita tentang kisah
cinta berbeda keyakinan bukanlah hal baru, tapi cerpen ini tidak menjadikannya basi
atau cengeng. Cara mengakhiri cerpen cukup membuat penasaran sekaligus
deg-degan setengah mati, apa kelanjutannya?
Saya terkejut menemukan "Devadasi" yang berbau India. Kebanyakan cerpen
bersetting kota besar dan kehidupan kaum urban, berbanding terbalik dengan "Devadasi" yang memotret
kehidupan di sebuah daerah di India yang mengangungkan ritual keagamaan dan
mengatasnamakan para dewa atas penyimpangan. Selain "Devadasi", ada pula "Pauline"
yang berlatar luar Indonesia. Kisah Nenek Pauline cukup sederhana tapi mengena
sekaligus mengingatkan kita. Betapa kita memerlukan ketulusan ketika orang lain
membutuhkan kita dan menganggap kita bagian penting dari hidupnya.
"Sebuah
Awal" tak kalah menarik dibanding cerpen-cerpen lainnya. Tentang
keoptimisan seseorang yang percaya, segalanya adalah sebuah awal mula. Meski
pada akhirnya ia merasakan sebuah akhir, ia tahu selalu ada awal. Awal tetaplah
awal, ia tak perlu berpikir ada akhir.
Jangan ragu, antologi ini tidak akan membuat anda bosan.
Justru anda akan terhibur dengan beragam kisah cinta, mulai dari yang manis
sampai yang pahit. Berbagai ironi dan yang terkubur menjadi terungkap. Selain
itu, bunga dan coklat masih menempati urutan atas sebagai hal wajib simbol
romantisme. Juga secangkir kopi yang jamak ditemui dalam berbagai cerpen, tak
hanya cerpen cecintaan. Latar rumah sakit dan kaitan antara penyembuh dengan
pasien pun beberapa kali muncul dalam antologi.
Pilihlah cerpen di dalam antologi ini sesuka ini, mana
yang anda suka, mana yang sesuai dengan kisah anda, mana yang memaku perhatian
anda. Karena anda bebas mendefinisikan cinta dan menikmatinya. Karena cinta
punya banyak nama dan rupa.
Saya belum abis bacanya mba, tapi.. Yang paling menggugah adalah yang.. kalau ga salah judulnya Nada dan Warna.. Touching banget, Tiga Gelas O juga keren :)
BalasHapusiya, nada dan warna itu keyeeen.yg tiga gelas O bikin pembaca pengen garuk garuk tanah hahahahahhaha
BalasHapusWooow, Mbak Erlinda terima kasih ulasan bukunya keyeeeeen. Mbak NF, terima kasih sudah menyukai cerpen saya, "Nada dan warna" :)
BalasHapusiya mbak, tulisan mbak juga keyeeeeen :)
HapusWaktu itu belum komentar di sini ya? Padahal udh baca resensinya dari awal huhu...
BalasHapusThanks Linda... ditungguin loh antologi cerpen dengan teman2nya. :D Berhubung saya sdg deact fb, hubunginnya lewat fb KF ya.. saya pasti buka fb KF setiap senin-selasa-rabu. :)
iya mbak hahahah sekarang lagi ribet ngurusin kuliah. kata temen sih "santai aja ngurus antologinya".yaudah haha.oke mbak ntar kalo ada sesuatu linda bilang kok :D
Hapus