Prompt #71 Nirvana

monday flash fiction “Mau ke mana?” Kamu tidak menjawab. Kamu terlalu fokus melihat jalan. Seakan peta yang tergambar dalam kepalamu sekejap hilang jika kau sempat mengalihkan perhatian. Bulir-bulir keringat menetes perlahan. Namun kau menolak berhenti atau sekedar meneguk minuman. Padahal tak ada yang mengejar. Tak ada yang mengikuti. “Mau ke mana?” teriakku. “Diam!” kamu membentak lebih keras. “Apa sih, marah-marah? Emang aku punya salah? Aku kan cuma tanya, kita mau ke mana. Kamu pikir aku barang, ga bisa bicara. Harus diam saja sampai tempat tujuan. Memangnya cuma kamu yang ada di mobil ini? Aku juga! Aku berhak tanya, karena aku kamu bawa.” “Aku dengar kamu udah tiga bulan ga kontrol.” “Kenapa jadi bahas aku? Jangan mengalihkan suasana, brengsek!” Ganti aku yang menatap fokus ke depan. Napasku naik turun karena terlalu marah. Bukan cuma orang yang punya darah tinggi yang kesulitan mengendalikan emosi. Semua yang penyakitan pun demikian. Sejak do...