Jet Li yang Kurang Porsi


http://themovienoob.wordpress.com
            Kesan pertama yang saya tangkap dari film laga ini adalah latarnya. Bila anda tidak menonton film ini dalam format 3D, anda mungkin bertanya-tanya. Kenapa potongan tali yang beterbangan kena sayatan pedang digambarkan mendetail? Kenapa langitnya benar-benar nampak seperti gumpalan awan? Saat ditonton tidak dalam format 3D, sepintas film ini terlihat seperti kartun. Beberapa teman saya pun berpendapat demikian. Kesan lain tentu kemunculan si jagoan, Jet Li yang punya nama besar terutama dalam film semacam ini.

            Dikisahkan Zhou Huai An (Jet Li) bersama kedua temannya menentang kesewenang-wenangan pejabat pemerintahan. Ketika Zhou Huai An bermaksud menolong seorang pelayan istana dari kejaran orang-orang suruhan selir, seorang pendekar perempuan misterius justru menggantikan tugasnya. Pelayan kerajaan itu ternyata tengah mengandung anak raja. Ia dan pendekar perempuan yang mengaku-ngaku sebagai Zhou Huai An pun berlomba mencapai perbatan sebelum ditangkap pasukan kerajaan. Zhou Huai An, pendekar perempuan misterius, pelayan kerajaan yang tengah kabur, dan pasukan kerajaan akhirnya bertemu di sebuah penginapan di Longmen. Penginapan itu sendiri dikenal menjadi sarang para pemburu harta karun yang berpenampilan nyentrik. Ternyata, di bawah penginapan itu, terpendam harta karun tak ternilai yang mengisi sebuah istana yang terkubur dalam pasir. Badai pasir yang muncul 60 tahun sekali membuka kesempatan siapa saja untuk mengambil emas di dalam istana di bawah pasir.
            Sayang, meski ini film laga dan wajah Jet Li benar-benar familiar, sepanjang film justru tokoh Zhou Huai An terasa kurang gereget. Porsi laga yang bisa dibilang minim dan kemunculan yang kurang mendominasi membuat saya bertanya, siapa sebetulnya pemeran utama film ini? Ling Yanqiu, si pendekar perempuan yang berpura-pura sebagai Zhou Huai An cukup memuaskan mata baik dalam berakting maupun berlaga. Ketika menyamar menjadi lelaki dan menolong si pelayan istana menuju perbatasan, ia dapat menampilkan maskulinitasnya. Sebaliknya, para pemburu harta karun yang nyentrik dan seenaknya turut mencuri perhatian penonton.
            Meski begitu, film ini tetap layak tonton sebagai hiburan atau pengobat rasa kangen menikmati Jet Li di layar lebar. Walaupun bagi penggemar sejati Jet Li tentu merasa agak sayang mengenai porsi Jet Li yang terasa kurang bila dibanding dengan Fearless, Once Upon A Time, dan Danny The Dog. Saya pribadi menggilai Jet Li dalan Danny The Dog karena bagi saya disitulah karakterk Jet Li benar-benar kuat dan membekas.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama