Teman-teman
gue yang pkl tahap 1 lagi sibuk-sibuknya seminar. Setelah telpon masuk, banyak
yang curhat soal seminar. Karena ga tegaan, walau lebih suka tidur akhirnya gue
ladenin. Dan akhirnya gue keterusan ga tidur dan teleponan lagi dengan orang
yang berbeda. Telpon kali ini berkesan. Gue ngobrol sama teteh gue. Soulmate gue.
Seumur
hidup, gue dan dia punya banyak kesamaan. Sama-sama lahir di tanggal enam. Punya
pacar di bulan yang sama. Punya siklus percintaan hampir mirip (dia lebih
beruntung karena bisa langgeng). Tahun ini gue dan dia sama-sama lulus kuliah
(gue diwisuda bebrapa bulan lagi, Insya Allah), sama-sama tinggal jauh dari
keluarga karena dia kos di luar kota buat kerja sementara gue dengan alasan
pkl, dan ada satu hal yang ga sama. Dia mau nikah.
Gue
sangat senang dengan hal ini karena gue yakin dan percaya pasangannya itu orang
baik. Tentu gue ikut bahagia. Akhirnya perjuangan cinta mereka haha maksudnya
kisah mereka akan dimulai dalam petualangan baru bernama biduk rumah tangga. Gue
pribadi sebetulnya, tahun ini, hampir mengalami hal yang sama. Bukan, bukan mau
nikah muda. Tapi seperti juga teteh gue yang mau nikah, gue hampir dapat restu.
Jadi
ceritanya ada seseorang dan kedua orang tua gue menerima dengan tangan terbuka.
Selama dua puluh tahun gue hidup, baru kali ini orang tua gue ngasih lampu ijo
buat cowok yang gue suka. Bedanya teteh gue dapet lampu ijo dan merencanakan
lamaran. Gue merencanakan udahan. Gue pikir ini yang gue cari dan tunggu. Restu.
Nyatanya gue justru makin ga sreg sama orang ini. Gue tau jalan gue bukan sama
dia. Ada hal dalam diri dia yang sepertinya akan sulit gue pahami. Tapi sudahlah,
itu bukan masalah. Gue tetep hepi.
Gue
berharap minimal tahun ini bisa menyamai teteh buat dapet kerja. Meskipun orang
tua maunya gue lanjut kuliah. Ga masalah. Gue sangat berharap dapat restu buat
kuliah sambil kerja. Itu akan lebih membuat gue bahagia. Gue masih bisa mencari
atau menunggu restu orang tua buat lelaki berikutnya yang muncul dalam hitungan
minggu atau bulan. Itu bukan hal mendesak sekarang. Bagi gue, kuliah dan kerja
jauh lebih mendesak.
Orang-orang
di tempat pkl gue ini baik banget. Mereka semua perhatian. Oke, ga semua, dan
kadar perhatiannya beda-beda. Tapi minimal kepedulian mereka ga bikin gue
kesepian. Dan gue mensyukuri itu sepenuh hati. Gue yang pemalu dan sulit buat
deal berinteraksi terus menerus dengan lawan jenis mau ga mau berubah. Karena yang
satu ruangan sama gue semuanya lawan jenis. Ternyata ada enaknya juga jadi
satu-satunya perempuan di sekumpulan laki-laki. Gue seperti sedikit dimanjakan.
Mungkin karena mereka ingat saudara atau istri atau anak atau apanya mereka
yang perempuan. Hehe
Udah
dua orang di sini yang bilang nanti gue bisa aja gitu kan kerja di sini. Ya bisa.
Asal gue lanjutin kuliah dulu. Walau ini agak di persimpangan. Gue masih punya
ambisi dari kecil. Gue kan ga merencanakan kuliah komunikasi sebagai salah satu
jalan hidup. Gue masih punya harapan bisa kuliah yang lain. Gue ga peduli harus
ngulang dari semester satu asal itu jurusan yang gue mau. Gue ga peduli sama
umur karena menurut gue ilmu itu bakal kepake seumur-umur hahahaha. Jadi gue
masih mau kuliah bahasa, psikologi, HI, sejarah, apa lagi ya? Oke itu terdengar
aneh apalagi kalo misal ujungnya gue menjadi ibu rumah tangga. Memang, seorang
ibu tetap butuh ilmu buat mendidik anaknya. Agak aneh sih memang kalo gue
kuliah beraneka ragam hanya demi jadi ibu yang baik. Kuliah juga butuh waktu
kan. Tapi yang utama gue pengen banget kuliah jurnalistik dan bahasa. Ga kuliah
tapi pendidikan yang tanpa gelar gitu pun gue ikhlas kok. Gue haus akan dua hal
itu. Mungkin ini namanya passion? Entah.
Ternyata
gue suka nulis TA. Gue menikmati proses nulisnya. Gue ga paham kenapa padahal
awalnya gue sempat takut hahahaha. Dan gue bahkan jadi editor tidak resmi untuk
makalah seminar dan TA teman-teman. Gue ga akan sebut jumlah orangnya tapi yang
pasti kalo gue minta bayaran, itu cukup bikin kenyang. Dan gue ga minta bayaran
karena ini kan sekedar bantuan. Ternyata asyik juga bekerja di bidang editing
tulisan. Seperti yang gue tulis di bio linkendin gue. Gue harap ini bisa jadi
salah satu sumber penghasilan gue di masa depan. Entah penghasilan major atau
minor. Selain bercita-cita kuliah di beragam jurusan, gue juga bercita-cita
punya beragam pekerjaan. Oke, dadah J