Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2012

Menulis, Ajang Balas Dendam

            Sebut ini balas dendam.             Ya, setelah beberapa lama saya tidak sempat mengisi blog akibat modem yang tiba-tiba tidak berfungsi setelah dibawa ke kampus. Menyebalkan. Padahal, saya sangat ingin memublikasi beberapa tulisan. Akhirnya, saya memutuskan mengendapkan banyak tulisan dalam flashdisk. Namun, bukan endapan-endapan tulisan itu yang saya masukkan ke dalam blog. Saya lebih suka menulis tulisan baru dan memasukkannya ke dalam blog. Jadilah, malam ini, saya telah memublikasi tiga buah tulisan sebagai ajang balas dendam.             Saya ingin sedikit berbagi cerita. Ya, saya suka menulis fiksi. Sejak kecil, saya selalu berharap suatu saat nanti orang akan mengenal saya melalui tulisan. Tapi perjalanan untuk dikenal melalui tulisan berlangsung panjang dan mengharu biru, hahahahha. Pertama, karena saya tidak punya k...

Menapaki Sejarah Islam di Tanah Eropa

Gambar
Judul buku      :           99 Cahaya di Langit Eropa Penulis             :           Hanum Salsabiela Rasi dan Rangga Almahendra Penerbit           :           PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan           :           Keempat, November 2011 Tebal               :           412 halaman http://www.goodreads.com/book/show/12252878-99-cahaya-di-langit-eropa               Anda suka membaca buku tentang petualangan? Ya, k...

Terancam

             Hancur. Kau menjadikan segalanya hancur.             Aku mengeryit. Pesan macam apa ini? Dua buah kalimat yang dituliskan buru-buru di atas kertas lusuh dan hampir tak terbaca karena basah di ujungnya. Seseorang yang cukup bodoh untuk menakut-nakutiku menyumpalkan kertas itu ke dalam lubang kunci. Untunglah kertasnya tidak robek dan mampu kukeluarkan dari lubang kunci sehingga aku dapat membaca pesan yang tertera di dalamnya. Tapi siapa pengirim pesan ini? Kenapa ia mengirimiku pesan penuh kebencian?

Matikan Lampu!

            "Tami, aku takut!" seru Cecil sembari merenggut ujung piyama Tami. "Hei!" Tami menarik ujung piyamanya dari cengkeraman jari-jari mungil Cecil. "Apa yang harus kau takutkan? Ada aku, ada ayah ibumu di lantai bawah. Kau sudah besar, seharusnya kau tidur sendiri. Masak aku menemanimu? Aku belum mau tidur. Aku ingin makan pudding coklat nenek." Cecil mencebik. "Jangan, jangan ke dapur. Nanti kau dimarahi ibuku. Tadi kau sudah menyikat gigi. Kau tidak boleh makan yang manis-manis, gigimu bisa rusak. Besok saja makan pudding coklatnya. Toh tidak ada orang lain yang akan menghabiskan pudding coklat nenek selain kita. Ayah dan ibuku tidak suka rasa coklat."

Ip Man 2 : Sekuel Apik dan Akting Ciamik

Gambar
            Dalam adegan terakhir film Ip Man 2, digambarkan seorang bocah laki-laki yang mengenalkan diri sebagai Bruce Lee datang untuk menjadi murid Yip Man. Khas Bruce Lee, ia bicara dengan saya sedikit menantang dan menyentuh hidungnya. Lalu Yip Man yang lemah lembut dan sopan memintanya kembali suatu saat nanti ketika telah cukup usia sebagai muridnya. Pada usia enam belas tahun, Bruce Lee resmi menjadi murid Yip Man, sang Master Wing Chun. 

Salah Lastri

            "Persetan dengan perempuan laknat itu. Harusnya dia tahu cara membuka mulut yang benar dan kapan waktu yang tepat. Asu! Dasar perempuan kampung, tak tahu diuntung, tak pernah menginjak bangku sekolah!" Kutekan ujung rokok yang masih menyala ke asbak untuk mematikan apinya. Bosan menyumpah-nyumpah, aku berdiri. Berkacak pinggang. Kuelus cambangku yang mulai ditumbuhi uban. Sial, emosiku tak kunjung reda. Masih panas telingaku mendengar pengakuan mantan istriku bahwa aku telah meninggalkan kewajibanku menafkahi putri kami selama enam bulan terakhir. Sudah kubilang, meski kami sudah bercerai, dia tak boleh membuka aib dapur kami. Biarlah ia tahu kini aku jatuh miskin, terlilit hutang, dan dikejar-kejar debt collector . Namun mulut setannya tidak mau kompromi. Perempuan itu mengeluhkan keadaan kami pada seorang kerabatnya di kampung sebelah. Ia mencoreng martabatku, kepala desa Raiwangi!

Melihat Ayah

            Tapi aku tetap merasakannya, lamat-lamat, berdetak di antara lubang pori dan aliran darahku.             Meski aku bersumpah aku tidak akan berusaha mengingatnya. Kukatakan berulang kali dalam hati, tak apa. Ini bukan masalah besar. Bila ayah sibuk, toh itu kewajiban. Ia bekerja untukku. Bekerja untuk ibuku. Bekerja untuk kakak dan kedua adikku. Bekerja untuk kami. Kalau tidak dengan cara jungkir balik begini sampai kaki menjadi kepala dan kepala menjadi kaki, mana mungkin kami cukup makan setiap hari?             Ya, mana mungkin?

The Duchess, Keira Knightley , dan Ralp Fiennes

Gambar
            Kemarin, tanpa sengaja saya melihat sebuah film di laptop teman. Beruntung, ini adalah film yang sudah lama saya cari. Baru menjelang pukul dua belas malam saya memiliki kesempatan menontonnya dengan tamat. Film berjudul The Duchess pernah saya baca ulasannya di sebuah koran nasional. Saya penasaran dengan komentar positif terhadap film ini juga pemain utama wanita, aktris cantik berbakat Keira Knightley. Keira sendiri merupakan salah satu aktris favorit saya selain Natalie Portman, Meryl Streep, dan Anne Hathaway. Saya termasuk orang yang jarang menonton. Dalam setahun, belum tentu satu kali ke bioskop atau meminjam DVD. Informasi mengenai film lebih banyak saya temukan melalui ulasan baik di koran, majalah, maupun internet.

Romeo-Juliet dari India

            Judul               :           Devdas             Penulis             :           Saratchandra Chattopadhyay             Penerjemah      :           Meithya Rose Prasetya             Penerbit           :           Kayla Pustaka             Tebal            ...

Seorang Pencuri Kecil

            "Awas! Di sebelah sana!" Bunyi berdecit ban motor dan raungan knalpot memekakkan telinga. Terhuyung, Ella mengangkat rok panjangnya hingga sebatas lutus. Ia berusaha melewati celah pada sebuah dinding. Keringat menitik, lengket dan berbekas merah di kulit. Si pucat itu terlihat sangat mencolok bila nafasnya mulai tersengal. Garam dan minyak keluar dari setiap porinya. Ya Tuhan, Ya Tuhan, gumamnya dengan rasa takut amat sangat. Tidak, jangan sampai dia menyadari keberadaanku, rintihnya dalam hati. Ella merunduk di balik tumpukan besi-besi tua dengan aroma karat yang menguar kental. Di sekitarnya, lantai licin penuh oli. Udara benar-benar terperangkap di sini.

Trilogi Kaya Warna

Judul               :           Ronggeng Dukuh Paruk Penulis             :           Ahmad Tohari Penerbit           :           PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan           :           Keutujuh, November 2011 Tebal               :           408 halaman             Berkat keelokannya, novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk telah menginspirasi lahirnya sebuah film, Sang Penari . Buku...

Kisah-Kisah Mencekam Ala Edgar Allan Poe

Judul               :           Kisah-Kisah Tengah Malam Penulis             :           Edgar Allan Poe Alih Bahasa     :           Maggie Tiojakin Penerbit           :           PT Gramedia Pustaka Utama Tebal               :           245 halaman Cetakan           :           kedua, Juli 2011             Siapa tak kenal...

Mana Ibu?

            Kelesah. Kulihat satu per satu dari deretan anak-anak perempuan di teras ini dijemput ibunya. Langit bukan lagi mendung tapi telah menggugurkan amukan air dan anginnya. Sepatu dan kaus kakiku telah basah akibat tempias. Rok rimpelku pun mulai menyerap cipratan air. Sekarang, rasa lembapnya telah merayap ke kemeja. Mana ibu?