The Duchess, Keira Knightley , dan Ralp Fiennes


            Kemarin, tanpa sengaja saya melihat sebuah film di laptop teman. Beruntung, ini adalah film yang sudah lama saya cari. Baru menjelang pukul dua belas malam saya memiliki kesempatan menontonnya dengan tamat. Film berjudul The Duchess pernah saya baca ulasannya di sebuah koran nasional. Saya penasaran dengan komentar positif terhadap film ini juga pemain utama wanita, aktris cantik berbakat Keira Knightley. Keira sendiri merupakan salah satu aktris favorit saya selain Natalie Portman, Meryl Streep, dan Anne Hathaway. Saya termasuk orang yang jarang menonton. Dalam setahun, belum tentu satu kali ke bioskop atau meminjam DVD. Informasi mengenai film lebih banyak saya temukan melalui ulasan baik di koran, majalah, maupun internet.

                    Tak salah bila saya meluangkan waktu menikmati The Duchess. Didukung akting ciamik Keira Knightley dan Ralph Fiennes―dikenal sebagai pemeran Lord Voldemort dalam Harry Potter―kekuatan cerita pun sangat memanjakan penonton. Film bermula dari Georgiana yang diperankan sangat baik oleh Keira Knightley memasuki fase baru dalam kehidupannya sebagai istri Duke of Devonshire. Duke of Devonshire alias Ralph Fiennes berkarakter dingin, tertutup, pendiam, kaku, sulit mengekspresikan diri, dan ambisius. Baginya pernikahan bukan cuma memiliki seorang istri yang nyatanya tidak ia cintai tapi juga usaha menghasilkan keturunan laki-laki sebagai penerus.
            Georgiana si perempuan bangsawan yang terbiasa mengendalikan emosi dan sikap dengan baik ditantang menyesuaikan diri dengan perangai suaminya yang kasar dan kaku. Dalam salah satu dialognya, Georgiana berkeluh kesah pada sang ibu mengapa suaminya tidak mengajaknya bicara. Terlebih setelah kelahiran anak pertamanya yang berjenis kelamin perempuan. Duke of Devonshire justru menampilkan sikap frustasi dan lebih memilih bermain bersama dua ekor anjing peliharaannya. Ia bahkan tidak menyambut kedatangan ibu mertuanya dengan baik.
            Pergulatan batin ditampilkan meyakinkan dan menyentuh oleh Keira Knightley. Bagaimana ia menerima kenyataan sebelum mereka menikah, suaminya telah memiliki keturunan dengan seorang pelayan. Kebiasaan suaminya berselingkuh sanggup ia tolerir berulang kali hingga sang suami meniduri satu-satunya sahabat Georgiana. Puncak frustasi Georgiana muncul. Bagai gunung es; seluruh tumpukan kemarahan, kesedihan, kekecewaan, kemuakan, dan kehancuran meluap tanpa bisa dikendalikan. Georgiana berontak. Ia mencaci suaminya walau akhirnya surut juga.
            Beberapa adegan miris tampil dan seluruhnya merupakan panggung drama bagi tokoh Georgiana. Salah satunya, ketika ia mengadukan perselingkuhan sang suami pada ibunya. Sang ibu, dengan ringan, menyuruhnya kembali dan menjadi istri yang penyayang. Kemuakan Georgiana nampak mendidih dari gerak muka dan sorot matanya. Lalu saat mengetahui sepulang dari menemui Charles Grey, Georgiana menemukan suaminya tengah berada dalam kamar sahabatnya. Adegan kaya ekspresi dan mengaduk emosi lain terdapat di adegan Georgiana yang diancam akan dipisahkan dari anak-anaknya karena ketahuan berselingkuh dan ketika menyerahkan bayinya pada keluarga selingkuhannya untuk dirawat. Dalam keputusasaan dan kepahitan yang ia teguk, Georgiana berselingkuh dengan Charles Grey yang memiliki impian menjadi perdana menteri.
            Akting Ralph Fiennes tak kalah jempolan dalam menghidupkan tokoh dingin nan kaku yang menikmati petualangan dengan perempuan. Duke of Devonshire ini terlihat beberapa kali canggung dalam menghadapi konfrontasi. Namun ketika mendengar permintaan Georgiana agar diterima perselingkuhannya, Duke of Devonshire segera melampiaskan amarahnya. Dua kali dalam dialog di adegan yang berbeda Duke of Devonshire menyatakan kesulitannya mengekspresikan diri. Saat berusaha menunjukkan iba dan sayangnya pada sang istri pun ia terlihat kikuk. Apalagi di masa awal pernikahan, kata-katanya cukup menyakitkan bagi Gerogiana muda yang baru berusia belasan tahun.
            Secara keseluruhan, akting kedua tokoh utama menyita porsi besar dalam menghidupkan kisah. Keduanya memang memiliki kualitas yang tak perlu diragukan dalam berakting. Saya masih ingat datang pula kritikan terhadap tubuh Keira Knightley yang terlalu kurus dan tidak sesuai dengan profil perempuan bangsawan pada era itu yang bertubuh subur, seperti selingkuhan sang suami, Bess Foster. Di luar itu, Keira Knightley benar-benar menjadi seorang ratu dalam The Duchess. Baik ratu karena perannya maupun akibat aktingnya.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama