Akibat PHK Ala Pink Slip Party

angelzon.con

Judul               :           Pink Slip Party
Penulis             :           Cara Lockwood
Tebal               :           339 halaman
Genre              :           Contemporary Romance
Penerbit           :           PT Elex Media Komputindo

            Siapa bilang warna pink itu unyu-unyu? Anda boleh saja tergila-gila setengah mati pada si pinky. Tapi, coba bayangkan, bagaimana bila yang anda terima bukan mawar pink atau balon pink atau sekotak coklat warna pink di hari Valentine? Bayangkan anda menerima surat warna pink di meja kerja. Alias si pink slip. Walau nyatanya surat ini sama sekali tidak memiliki unsur warna pink, diketik dengan gaya formal menggunakan font helvetica ukuran 12.

            Jane McGregor mengalami kesialan bertubi-tubi ketika ia mengalami PHK massal bersama 1000 orang lainnya yang bekerja di bawah bendera Maximum Office. Pada hari yang sama, pacarnya Mike Orepheus yang tak lain bosnya sendiri juga memutuskan hubungan dengannya. Kehilangan cinta dan pekerjaan ternyata belum cukup telak untuk Jane. Ia mengalami kesulitan finansial, terancam diusir dari apartemennya, dan memiliki utang di mana-mana. Hidupnya seakan jatuh ke dasar jurang terdalam tanpa ada seorang pun yang menawarkan bantuan.
            Jane tidak digambarkan sebagai sosok perempuan yang cantik atau dewasa. Ia juga bukan tokoh utama yang mungkin dicintai pembaca. Ia cenderung bodoh, berpikir pendek, konyol, dan membiarkan dirinya berkubang dalam masalah. Jane lebih sibuk bermalas-malasan di apartemen, memalsukan berpuluh-puluh lamaran pekerjaan, dan membuat apartemennya menjadi tempat penampungan pengedar narkoba.
            Pink Slip Party tak hanya berkisar soal kehidupan Jane. Di sini juga dikisahkan hubungannya dengan kedua temannya yang sama-sama kehilangan pekerjaan, Steph dan Missy. Bagaimana kakak Jane, Todd, yang justru lebih bersemangat mendorongnya mencari kerja. Mantan pacarnya, Ron, yang membuatnya masuk penjara. Atau orang tuanya yang ternyata memutuskan bercerai dan membuat Jane merasa ialah penyebabnya.
            Tiga halaman pertama ketika menikmati buku terasa, yaaah, cukup menghibur. Ocehan Jane yang satire bisa membuat saya tergelak. Halaman-halaman selanjutnya sedikit membosankan. Seakan kita mendengar curhat seorang teman yang nasibnya buruk tapi tak berusaha mengubahnya. Beberapa tokoh kurang masuk akal dan membuat saya bertanya-tanya.
Tokoh Missy yang mendorong beberapa tokoh lain dalam Pink Slip Party untuk membobol kantor Maximum Office dan mengacaukan server terasa ganjil. Kyle Burton yang digambarkan sebagai sosok pria sempurna yang menjadi pelabuhan hati Jane di bagian ending pun kurang kuat. Bagaimana bisa seorang Jane yang mudah digombali dan jatuh hati−ini menurut pengakuannya atas hubungan dengan Mike Orepheus−dapat menolak pesona Kyle Burton? Mengapa Jane membangun dinding di sekelilingnya selama lima belas tahun dan menolak mengakui cinta Kyle Burton untuknya bila sebenarnya ia telah mencintai lelaki itu sejak anak-anak?
Beragam kepahitan yang mewarnai hidup Jane menjadi nilai plus novel ini. Berbagai kejadian membuatnya belajar, meski ia belajar dengan lambat. Hubungan dengan ayahnya membaik setelah bertahun-tahun baginya sang ayah adalah sosok menyebalkan. Ia semakin merasakan pengaruh sosok sang ibu yang membuatnya menjadi lebih baik. Ia akhirnya menyadari sikap sok mengatur atau bawel sang kakak memiliki tujuan.
Secara garis besar, novel ini sebaiknya dibaca sebagai hiburan. Kita tidak perlu memutar otak dalam-dalam. Nikmati saja kesederhanaan cara berpikir Jane atau usahanya yang akhirnya membuahkan hasil meski sebelumnya membiarkan masalah itu berlarut-larut. Kisah cintanya yang absurd dengan Kyle Burton pun menampakkan hasil. Walau beberapa bagian dalam novel ini belum menemukan titik terang dan berakhir mengambang, beberapa pujian masih dapat disematkan.         
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama