Merindumu
Seperti hujan yang tengah beku
Bulir-bulirnya deras turun
Lalu hilang kesempatan diserap tanah
Sebab kaku diusik hawa dingin
Merindumu
Seperti luka tak terjamah di batu
Menggores dalam, menusuk, menatah, meninggalkan sesuatu
Namun belum cukup mencairkanmu
Sebelum kau dilalui air
Hingga tinggalah sisa debu dari batu (yang hancur)
Aku memujamu
Tanpa ragu
Tanpa embel-embel ingin dibalas
Tanpa kupinta kau tahu
Aku memujamu lalu merindu
Layaknya perempuan kepada lelakinya
Kau kupuja dan kurindu
Tanpa kutahu awalnya
Kau samuderaku, kau langitku, kau tumpuanku di masa depan
Meski bukan rencana awalku
Seperti hujan yang tengah beku
Bulir-bulirnya deras turun
Lalu hilang kesempatan diserap tanah
Sebab kaku diusik hawa dingin
Merindumu
Seperti luka tak terjamah di batu
Menggores dalam, menusuk, menatah, meninggalkan sesuatu
Namun belum cukup mencairkanmu
Sebelum kau dilalui air
Hingga tinggalah sisa debu dari batu (yang hancur)
Aku memujamu
Tanpa ragu
Tanpa embel-embel ingin dibalas
Tanpa kupinta kau tahu
Aku memujamu lalu merindu
Layaknya perempuan kepada lelakinya
Kau kupuja dan kurindu
Tanpa kutahu awalnya
Kau samuderaku, kau langitku, kau tumpuanku di masa depan
Meski bukan rencana awalku