anime.com |
“Kecepatan bunga sakura yang gugur, 5
sentimeter per detik.....”
“Hmm...”
Itulah dialog
yang mengawali percakapan kedua tokoh dalam 5cm Per Second karya
sutradara Shinkai Makoto. Sebuah film yang mengambil tema sederhana tentang
cinta pertama, cinta monyet kawula muda. Cinta yang tidak benar-benar diucapkan
secara gamblang tapi dirasakan sepenuh hati. Alkisah Tohno Takaki, seorang anak
laki-laki yang tanpa sengaja berteman dengan seorang anak perempuan bernama
Akari akibat kesamaan mereka membaca buku di perpustakaan sekolah. Perlahan kedekatan
mereka membuat mereka menjadi sangat dekat. Mereka mulai pulang sekolah
bersama.
Kedekatan
mereka menjadi bahan perbicangan orang. Meski sebetulnya terlihat jelas
bagaimana mereka menghabiskan waktu bersama, masing-masing di antara mereka
tidak ada yang mengucapkan cinta. Seperti narasi Tohno Takaki ketika
mengisahkan hubungannya dengan Akari, “Anehnya,
ketika kita bersama, kita tidak begitu merisaukan hal-hal tersebut.” Ya,
baik Tohno Takaki maupun Akari membiarkan semuanya mengalir tanpa perlu
memikirkan apa yang akan terjadi nantinya.
ebzan.blogspot.com |
Namun mereka
tidak pernah mengantisipasi masa depan ketika akhirnya Akari harus pindah
sekolah ke Tochigi, meninggalkan Tohno Takaki di Tokyo. Setahun kemudian,
giliran Tohno Takaki yang pindah ke Kagoshima. Jarak yang terentang di antara
mereka pun semakin jauh. Sebelum pergi, Tohno Takaki sempat mengunjungi Akari
selama beberapa jam. Dalam hatinya ia khawatir dengan kelanjutan hubungan
mereka. Meski sebelum berpisah, mereka berjanji akan saling menghubungi.
Film ini
terbagi dalam tiga chapter dan masing-masing chapter diisi oleh narasi. Pada chapter
pertama yang mengisahkan hubungan Tohno Takaki dan Akari, diisi kehidupan
sehari-hari Tohno Takaki yang terasa sepi dan kosong tanpa Akari. Bahkan ia
sampai hafal dengan isi surat yang ditulis oleh Akari.
Pada chapter
kedua, dikisahkan Tohno Takaki berada di tempat baru dan dicintai seorang gadis
bernama Sumida. Namun hati Tohno Takaki yang terlanjur tertambat pada Akari
sehingga ia tidak bisa berhenti memikirkan gadis itu. Hari-harinya ia penuhi
dengan latihan Kyudo. Sering kali terlihat Tohno Takaki mengetik pesan melalui
ponselnya. Tak satu pun pesan-pesan itu ia kirim. Sering kali ia berdiam diri
di bukit dan ia membayangkan Akari berada di sampingnya. Lambat laun, Sumida
menyadari, hati Tohno Takaki tak pernah terbuka untuknya sebaik apa pun lelaki
itu menyambutnya.
drmario08.deviantart.com |
Pada chapter
ketiga, ketiga tokoh dalam film ini telah menjalani kehidupan sebagai orang
dewasa. Digambarkan sosok Akari yang bersiap-siap menikah, meninggalkan Tohno
Takaki yang tak mampu melepaskan diri dari bayang-bayang cinta pertamanya. Bagaimana
hidup Tohno Takaki mulai kacau akibat depresi. Hingga ia memutuskan mengundurkan
diri dari pekerjaannya dan menjalani hidupnya dalam sepi.
Di
bagian akhir film, digambarkan kilasan-kilasan kehidupan Tohno Takaki yang ia
jalani dengan satu keinginan, bertemu kembali dengan Akari. Penyesalan Tohno
Takaki begitu dalam karena ia merasa telah melepaskan Akari. Sementara Akari
telah memulai kehidupannya yang baru dan terlihat baik-baik saja.
Tema yang
diambil memang sederhana, begitu pula dengan dialog-dialog tokohnya yang
digambarkan masih remaja. Meski terasa biasa saja, tapi kekuatan film ini
justru pada kesederhanaannya. Bagaimana sesuatu yang biasa-biasa saja dan
banyak terjadi di kehidupan nyata justru terasa sangat mengena.
Theme song yang dipilih pun terasa
menyayat hati. Depresi seorang Tohno Takaki terangkum sempurna dalam
potongan-potongan gambar mengenai tempat-tempat yang ia lalui seumur hidupnya. Ia
yang terus menganggap di sekelilingnya bisa menemukan Akari. Semisal ketika
naik kereta, ia mengira Akari berada di peron. Berulang kali ia mengingkari
pandangannya dan setiap ia semakin menyangkal bahwa Akari tidak berada di
sisinya, semakin ia merasa sakit atas ketiadaan Akari untuknya.
Memang benar, cinta pertama adalah sebuah
pengalaman tak terlupa.
kayanya seru tuch, seruaan masa sama naruto??
BalasHapusga bisa membandingkan, saya ga suka naruto..
HapusUntung Tohno Akaki versi Indonesia mah masih bisa ketemu Akari (lagi) sampai punya anak Zanz Arqam...
BalasHapusumi bisa aja :D
Hapusmenariik sekali artikelnya :D
BalasHapusartikelnya menariiiik...:))
BalasHapusterimakasih untuk komentar kamu di blog aku ya...
jalan-jalan lagi ya ke blog aku, jangan lupa follownya...
aku udah follow blog kamu...
stylewithstory.blogspot.com
:))
makasih, sama sama :)
Hapus