Blog,
maaf ya belum posting yang informatif. Maaf juga buat yang berkunjung ke sini,
gue lagi UTS nih J Mungkin ini kedengarannya ngeles banget. Ngeblog juga ga
ngabisin waktu berjam-jam kan? Tapi sekalinya gue buka dashboard dan keinginan
blogwalking numbuh, itu susah ditahan. Jadi gue membatasi diri dulu. Gue harus
bercinta dengan modul J
At least,
gue bikin postingan ini, walau bernada curhat.
Bisa dibilang
I am a dreamer. Hampir sebagian besar
pencapaian gue di usia ini adalah mimpi. Menjadi blogger adalah impian. Berjilbab
adalah impian. Menulis adalah impian. Menjadi lebih baik dibanding tahun-tahun
sebelumnya adalah impian. Sekaligus berani menyatakan mimpi adalah impian. Ini semua
tentang mimpi. Tentang sesuatu yang gue simpan dalam hati, kemudian naik
menjadi doa, cepat atau lambat menjadi nyata. Karena gue bukan tipe penuntut
dan gue orang yang menganggap hampir seluruh kebutuhan keseharian gue sebagai
hal tersier, gue menghindari menyatakan yang gue inginkan.
Waktu kecil
gue pengen punya sweater panjang hampir selutut yang berbahan khasmir lembut dengan
model kancing kemeja. Ketika SMA, temen mama ngasih itu sebagai oleh-oleh. Sesederhana
itu impian gue dan sesederhana itu pula gue bahagia. Tapi impian bukan sekedar
mendapatkan barang. Bukan. Salah. Impian juga berarti tujuan hidup, pengalaman
yang pengen kita rasakan, perjuangan yang ingin kita sukseskan. Apalah kalian
menyebutnya.
Gue mungkin
masih labil dan terlalu muda atau malah keliatan sok tua. Gue punya tujuan dan
gue merasa berhak menyatakan tujuan itu. Gue punya keinginan dan gue berhak
berusaha meraihnya. Konteksnya di luar apa ini mimpi yang ketinggian, soal gue
yang ga sadar kemampuan, atau hampir ketidakmungkinan. Pokoknya selama itu
mimpi yang menjadikan gue lebih baik, lebih hidup, ga melanggar agama, ga
menyakiti orang baik fisik maupun mental, dan ga merusak lingkungan, apa
salahnya?
Jangan katakan
perempuan itu terbatas karyanya. Jangan lihat dari fisiknya. Jangan dikit-dikit
menghakimi tidak sesuai kodratnya. Jangan merendahkan kemampuan orang. Bukan,
gue ga bilang kesetaraan gender. Gue juga ga nyebut emansipasi wanita. Gue cuma
merasa, well, ini mimpi gue. Apa aja bisa terjadi. Apa aja bisa berubah. Kenapa
harus merasa paling tahu dan menyimpulkan segala, apa lupa pada Sang Maha? Dia yang
paling tahu, Dia rajanya pembolak balik hati manusia, Dia bisa ubah semuanya
dalam sebuah frasa, lantas kenapa?
Belum tentu
orang yang kurus itu cacingan dan penyakitan. Belum tentu orang yang gemuk itu
gerakannya lambat dan kurang semangat. Belum tentu orang yang bilang tidak mau
itu sok tau. Belum tentu...
Karena meski
dilarang, ditahan, dihadang, dihunjam, dirajam, dihentikan, dipaksakan,
dibuang, diterkam, didiamkan barang seabad, dihina, dipojokkan, direndahkan,
dinirkan, dianggap tak ada, dilupakan, dihapuskan, diapakan terserah dengan
diksi macam apa penggambarannya, gue tetap hidup dengan mimpi di kepala. Dan yakin
seyakin-yakinnya. Semua terwujud.
Karena Tuhan itu ada
Dialah Sang Maha
Tahu segala
Satu-satunya yang berkuasa
don't judge the book by it's cover...
BalasHapustrue true true :):):)
Hapus