Bruk!
Danang berlari
sekencang-kencangnya ketika dompet seorang perempuan telah berada dalam
genggaman. Pemiliknya yag baru tersadar dari rasa terkejut refleks berteriak
keras. Teriakannya segera menarik perhatian orang-orang di pasar. Mereka mengejar
Danang.
Tanpa ragu,
Danang memanjat sebuah tembok setinggi tiga meter dengan bantuan tumpukan kotak
kayu dan sampah yang menggunung. Lantas ia loncat dari ketinggian dan
menghindar dengan lihai melalui gang-gang sempit yang ia kenal baik. Tak sedikit
pun rasa khawatir akan ditangkap timbul dalam benaknya.
Setelah sampai
di tempat yang ia kira aman, Danang membuka dompet itu. Isinya selembar uang
lima puluh ribuan, KTP, SIM, dan foto keluarga. Danang melempar dompet itu
begitu saja dan hanya mengambil uangnya. Uang itu ia sembunyikan di rumpun
bambu. Nanti ia pakai bermain game online
sepuasnya. Kemudian ia mengenakan seragam sekolah yang baru dan bersiul.
Ibunya cuma
seorang janda yang menjadi buruh cuci atas belas kasihan para tetangga. Karena orang-orang
yang memakai jasa ibunya pula ia mendapat kesempatan bersekolah lagi. Kalau bukan
akibat ibunya yang baik hati, orang-orang akan malas membantu Danang. Meski ia
anak yatim, ia tak mampu mengambil simpati orang. Kenakalannya sudah di luar
batas pemakluman.
Danang menelan
ludah. Ini hari pertama sekolah. Jam istirahat pun tiba dan anak-anak
menghambur ke kantin. Cuma dia yang tak beranjak dari bangku karena tak punya
uang saku. Sudah bisa memakai seragam saja ia beruntung.
Seseorang
mengamati Danang dari kejauhan. Ia menghela nafas, mengingat kejadian belum
lama berselang di dekat pasar. Setelah satu tarikan nafas, ia menghampiri
Danang dengan senyuman.
“Ayo,
ikut ibu ke kantin. Makan sama ibu. Biar ibu yang bayar karena kamu sudah
menjadi anak pintar. Tadi kamu kan yang pertama kali memperkenalkan diri di
depan kelas?”
Danang menatap
wajah perempuan itu. Dengan gemetar, ia terima uluran tangan ibu guru.
Baik banget dia udah dicopet masih mau nraktir makan...
BalasHapusdia mau jadi contoh teladan buat danang hehe
HapusGuru teladan :')
BalasHapusguruku pahlawan :')
HapusJadi malu deh Si Danang...
BalasHapuspasti :D
HapusJempol buat bu guru
BalasHapusjempol buat yg baca sama komen :)
HapusLho? Ibu nraktir pake apa hayooo? kan dompetnya dicopet Danang? *halah*
BalasHapushehe iya sih mbak rasanya kurang masuk akal ya? saya biasanya kalo bawa uang, ga semua ditaro di dompet jadi ada cadangan gitu hehe, biasanya saya kantongin
Hapusibunya punya simpenan duit dlm dompet kedua di balik baju, mbak orin. hihi
BalasHapusbtw, masih banyak typo-nya mbak.
dan lagi masih pakai teknik tell
tapi overall idenya bagus :)
hehe tekniknya kurang nendang ya? :D
Hapuswaduh padahal udah dibaca ulang sebelum posting, kurang jeli ini mata hehe maaf atas ketidaknyamanannya
Pendekatan yang baik dari seorang guru untuk menyadarkan muridnya :)
BalasHapusSaran aja, Mbak. Karena sudah pergantian setting tempat maupun waktu, lebih baik memakai tanda bintang. Agar tidak membingungkan pembaca ^_^
sip mbak :D
Hapusguru teladan nih...memberi pelajaran dengan cara yg halus dan santun walau jadi korban :D
BalasHapushehe guru kan pahlawan :D
Hapusadegan pertama itu semacam adegan parkour :))))))
BalasHapusini orang pengen parkour tapi ga kesampean jadinya ditulis di FF hehe
HapusCoba aja kalo gak di cerpen... Entah juga...
BalasHapushahaha :D
hehe pasti ada guru kayak gini, pastiiii
Hapus