Kau mengemudikan mobil dengan kencang
Sementara tubuhku lekat di sandaran
Matamu lurus menatap jalan
Sementara mataku berlari ke masa depan
Detik demi detik yang berlalu
Tak berharga setara debu
Ditinggal oleh mobilmu yang melaju
Kencang seakan ngeri dikalahkan waktu
Matamu mengkilap bagai laut di sisi jalan
Matamu yang dalam adalah lautan yang bungkam
Namun mataku gambaran ketakutan
Tentang ombak dan karang
Ternyata terbang bukan kebebasan
Aku terbang tanpa kata perpisahan
Aku terbang, melarikan (diri)
Terbang melepas pucuk-pucuk asa
Dalam matamu aku tenggelam
Dalam matamu kutemukan surga dan kedamaian
Sementara mata kita bertemu
Di ujung pencarian
Puisinya
cengeng banget ya? Hahaha!
heummm,,,,melowww nih ceritanya :D
BalasHapus*tutup muka*
HapusPuisi buat supir angkot yang wugal2an ea? Hwahahaha
BalasHapusedyaaaaaan ga lah haha
Hapusmasih mending dirimu bisa bikin puisi. lha aku? cuma bisa bikin curhatan. hihihi...
BalasHapusiki lho purhat miss hahaha puisi curhat
Hapusterbang bukan kebebasan..karena terikat pada tempat untuk bertengger...
BalasHapus, sungguh rangkaian kata yang sarat makna......salam :-)
salam kembali, terima kasih kunjungannya :)
Hapus