#Tipsmahasiswa Lakukan Ketika Kamu PKL atau Magang

LONDON - JAN 31: people work in an office building in London on January 31, 2013. Full-time employees in the UK work longer hours than the EU average, according to the Office for National Statistics. - stock photo
shutterstock.com

Halo para pembaca J Untuk yang mengikuti postingan blog saya dua bulan terakhir pasti sudah familiar ya dengan hal yang sering saya bicarakan. Yap, pkl! Praktek kerja lapangan. Ga bosen apa dibahas melulu? Nah itu dia, mumpung lagi hangat-hangatnya, saya mau berbagi tips nih tentang pkl atau magang. Jadi buat kalian yang mahasiswa atau punya kenalan mahasiswa, semoga tulisan saya dapat membantu.

Tiap kampus sih punya peraturan berbeda tapi kalo untuk Institut Pertanian Bogor terutama jurusan Komunikasi seperti saya, mahasiswanya diberi kebebasan memilih sendiri tempat pkl. Tempat itu haruslah sesuai minat si mahasiswa agar dia enjoy menjalani prakteknya. Mahasiswa juga boleh pkl sendirian atau berkelompok. Sebagian orang mengatakan sebetulnya cari tempat pkl itu gampang kok. Tergantung bagaimana kita punya link atau networking atau jaringan yang dapat membantu kita bergabung dengan sebuah organisasi. Saya sebut organisasi ya karena baik itu pemda, perusahaan negara ataupun swasta pada dasarnya adalah sebuah organisasi.


Saya tidak memungkiri kalau sebagian orang menjadikan standar tempat pkl-nya sebagai gengsi. Prestige. Semakin besar atau ternama organisasi yang ia masuki, semakin banggalah ia. Padahal bukan itu tujuan utama kita ke sana. Hal yang harus kita kejar justru adalah bagaimana caranya bisa tumbuh dan berkarya. Bagaimana kita sebagai mahasiswa merasakan terjun ke dunia kerja sesungguhnya dan mendapatkan sebanyak-banyaknya pengalaman. Nilai juga bukan prioritas pertama dalam melaksanakan pkl. Sebab pengalaman yang kita dapatkan tidak sebanding dengan nilai di atas kertas. Jadi kalau saya urutkan, tingkat pertama adalah pengalaman, selanjutnya nilai, barulah terakhir nama dari tempat pklnya.

Tentu kita senang masuk ke tempat pkl yang memiliki kredibilitas. Minimal, setiap menyebut nama organisasi tersebut, orang langsung tahu. Namun hal tersebut tidak akan ada gunanya kalau kita sendiri tidak mampu beradaptasi dan menunjukkan kualitas diri. Sebab apa gunanya bila kita bergabung dengan sebuah organisasi tapi tidak menjadi apa-apa di dalamnya?

Tips #1 Aktif!
Saya ini pemalu lho. Tapi saya berusaha menekan rasa malu itu dalam-dalam selama pelaksanaan pkl. Okelah saya tidak bisa langsung akrab dengan semua orang yang selalu berhubungan dengan saya tiap waktu soal pekerjaan. Tapi saya berusaha membangun relasi. Sebagai anak baru di sebuah organisasi pasti banyak yang tidak kita ketahui. Tunjukkan rasa ingin tahu, tanyakan berbagai hal mengenai pekerjaan. Karena malu bertanya kan susah di jalan. Jadilah proaktif dengan menanyakan SOP (Standar Operasional Prosedur) atau LK (Langkah Kerja) dalam mengerjakan sesuatu. Kalau perlu catat penjelasannya. Sebab bila kita hanya mengandalkan ingatan, bisa saja kita lupa. Lain halnya kalau kita punya “peninggalan” atau arsip dalam bentuk tertulis. Kita bisa lebih meyakininya ketimbang berpikir “seingat saya sih begini”.

Aktif bukan berarti bawel lho ya. Kalau sikap kita berlebihan, orang bisa tidak nyaman. Cari waktu luang rekan kerja, tanyakan apa yang kita butuhkan. Atau kita bisa melakukannya dengan mencari tahu sendiri. Dewasa ini, organisasi besar menyimpan datanya di internet. Kita bisa mencari tahu profil sebuah organisasi dari website resminya, situs intranetnya, atau jaringan surat elektroniknya. Pelajari baik-baik kultur dari sebuah organisasi. Ikuti ritme kerjanya. Misal, bagaimana berkomunikasi menggunakan surat elektronik? Ke mana kita mencari informasi mengenai departemen lain? Siapa yang bisa kita hubungi mengenai kegiatan A? Bila ingin mengakses data B, ke mana atau siapa yang memiliki kuasa?

Saya punya pengalaman ketika ada seorang mahasiswa yang bertanya pada saya, “Bagaimana ya mencari visi misi perusahaan dan lainnya?” Saya pikir ini bukan pertanyaan yang bagus apalagi menunjukkan keingintahuan. Ini justru menunjukkan kemalasan. Artinya, ia memasuki sebuah organisasi tanpa tahu apapun mengenai organisasi itu. Dengan teknologi yang maju, mayoritas organisasi yang berkaitan dengan dunia bisnis atau mengurusi hajat hidup orang banyak akan menampilkan visi misinya di website resmi yang bebas diakses masyarakat seluruh dunia. Ada juga organisasi yang memberikan pembekalan bagi karyawan baru untuk mengenal profil dari organisasi itu sendiri.

Selain itu untuk lebih mengenal perusahaan cara mudahnya adalah dengan membaca media internalnya. Dunia komunikasi biasa menyebutnya inhouse magazine. Semisal Telkomsel yang memiliki inSite atau Freeport Indonesia yang memiliki Berita Kita. Media internal sebuah organisasi akan mencerminkan bagaimana organisasi tersebut menampilkan dirinya pada stakeholder internal, bagaimana ia membahasakan informasi karena salah satu fungsi strategisnya sebagai gatekeeper, atau sekedar bagaimana ia menunjukkan eksistensinya. Gatekeeper yang dimaksud adalah filter atas informasi yang bisa diakses oleh pihak internal.

Saya pribadi lebih menyarankan melalui website, situs intranet, dan media internal organisasi sebagai cara untuk mengidentifikasi profilnya. Bila ingin jalan tikus, coba hubungi HRD. Namun saya tidak menjamin departemen HRD semua organisasi terbuka atas data-datanya. Kadang ada prosedur atau birokrasi bila kita meminta data-data. Justru dengan mencari sendiri kita punya lebih banyak gambaran sekaligus pengetahuna mengenai organisasi itu. Tidak lupa saya menyarankan untuk membaca booklet profil organisasi yang disediakan untuk tamu atau laporan tahunan bila memungkinkan.

Keaktifan lainnya bukan cuma soal ingin tahu dan pengetahuan kita sendiri mengenai organisasi yang dimasuki. Aktif juga berarti keterlibatan kita bekerja dalam tim. Namanya juga organisasi, mana mungkin kita kerja seorang diri. Tentu kita terhubung dengan banyak orang dengan karakter beraneka ragam. Kemampuan kita memahami latar belakang orang lain sangat dibutuhkan.

Contohnya ketika saya mengikuti pkl, saya mengikuti meeting setiap kali diadakan. Entah saya paham atau tidak dengan topiknya, entah berkaitan atau tidak dengan pos pekerjaan saya, berusaha untuk menyerap informasi tidak ada salahnya. Apalagi sebagai anak pkl saya perlu mengamati sekaligus mempelajari berbagai hal mengenai dunia kerja. Sehingga kita tahu keadaan organisasi itu luar dalam, tidak hanya sekedar mengerjakan perintah atau instruksi dari atasan. Sebab bila kita membiarkan diri buta, kita tidak akan benar-benar memahami pekerjaan itu. Mengapa kita mengerjakannya, apa dampaknya, atau apa hasil yang diinginkan dari yang kita kerjakan. Semakin banyak informasi yang kita miliki akan semakin baik. Kalaupun ternyata benar-benar tidak bersinggungan dengan kita, anggap saja sebagai pelajaran tambahan. Tidak ada yang sia-sia di dunia ini, bukan?

Cara lain untuk aktif adalah mencoba pekerjaan di luar pos kita. Libatkan diri dengan mengamati, membantu, lalu mulai mengerjakan sendiri. Misalnya bila kita pkl di televisi, cobalah berbagai jenis pekerjaan. Selain jadi reporter, kita bisa belajar juga menjadi penata kamera atau penulis skrip. Kalau organisasi yang kita masuki sedang menyelenggarakan acara, tidak ada salahnya ikut, minimal sebagai penggembira atau meramaikan kegiatan. Berkenalanlah dengan sebanyak-banyaknya orang. Sedikit malu tidak apa-apa. Kuncinya keramahan dan kerendahan hati. Sehingga kita mendapat pengalaman sekaligus teman.


Business people working as a team at the office - stock photo
shutterstock.com
Tips #2 Ceritakan diri sendiri
Bukan mau narsis atau curhat lho ya. Kadang kita terlalu malu atau gengsi atau merasa tidak perlu untuk mengatakannya pada orang lain. Padahal kita sedang pkl dan memiliki banyak kebutuhan yang berkaitan dengan itu. Saya ingat ada seorang teman yang kekurangan data untuk melengkapi karya tulisnya dan menghubungi mentor (pembimbing di lapangan) untuk mendapatkan data tersebut. Kalau hubungannya dengan si mentor tidak bagus, tentu ia akan kesulitan. Lain halnya dengan seorang teman saya yang lain. Dia kehilangan kontak dengan mentornya. Beruntung, dia tidak memiliki kebutuhan mendesak yang mengharuskannya menghubungi sang mentor.

Ketika saya masih pkl, teman kerja saya berkata dia tidak tahu apa yang saya butuhkan. Dia ingin membantu karena dia tahu saya membutuhkan nilai dan harus menyelesaikan karya tulis setelah menyelesaikan pkl. Menurutnya akan lebih baik kalau saya mengatakan apa saja yang ingin saya dapatkan sehingga dia bisa membantu menyediakan. Di satu sisi saya merasa senang karena teman-teman kerja saya begitu peduli. Mereka tanya saya butuh apa, bagaimana perkembangan karya ilmiah saya, dan lainnya. Sehingga tanpa saya minta pun mereka berusaha membantu.

Saya pribadi dengan senang hati bercerita. Bahkan saya ingat ada sebuah hari ketika beberapa teman kerja merubung dan membahas karya ilmiah saya. Mereka tanya bagaimana struktur karya ilmiah itu sendiri, apa saja yang akan saya tuliskan, dan apa yang belum saya dapatkan. Mereka berusaha memenuhi kekurangan-kekurangan karya ilmiah saya. Ada banyak masukan sehingga ada banyak bahan yang bisa saya tambahkan dalam karya ilmiah itu. Saya benar-benar terharu betapa di tengah kesibukan mereka dengan pekerjaan, mereka menyempatkan diri melakukan hal seperti itu untuk saya.

Kita tidak perlu berpikir apa gunanya kita terbuka. Niat utama kita bukanlah menimbulkan rasa iba. Dengan bercerita, orang akan tahu keadaan kita sesungguhnya. Sehingga mereka mengerti, syukur-syukur dapat memberi masukan. Akhirnya, jadilah sebuah proses diskusi. Padahal awalnya saya agak sedih lho. Pkl di tempat yang jauh membuat saya merasa berjarak dengan dosen pembimbing karena tidak bisa menemuinya setiap saat seperti bila saya satu kota dengan beliau. Saya merasa tidak punya arah dan tidak tahu apa yang harus saya tuliskan dalam karya ilmiah. Berkat teman-teman kerja yang mendukung tiada hentinya, saya dibanjiri oleh ide. Mereka memberi saya banyak buku bacaan, banyak topik seru untuk ditambahkan, dan banyak pengalaman untuk dituliskan. Saya terkejut betapa senangnya saya dengan draft kasar karya tulis ini. Meskipun dosen pembimbing belum membacanya tapi teman-teman kerja membuat saya merasa sudah dibimbing.

Hal lain yang membuat menceritakan diri sendiri adalah hal positif karena orang menjadi tahu siapa kita atau seperti apa kita. Beruntung saya punya mentor yang berhubungan dengan saya lebih dari sekedar kebutuhan kerja. Awalnya ia tentu ingin mengetahui seberapa mampu saya menangani tanggung jawab yang dibebankan. Tentu semua dimulai dari tugas sederhana dan bersifat rutin. Namun dia juga memberi saya kesempatan untuk mengutarakan pikiran dan membangun komunikasi dua arah. Sehingga dia tidak menganggap saya sekedar anak pkl yang membantunya bekerja. Dia menganggap saya rekan satu tim yang perlu juga didengar suaranya.

Gunanya bagi saya? Berlatih dalam mengemukakan pendapat. Jelas, pengalaman berpendapat di kelas berbeda dengan di dunia kerja. Apa yang saya lakukan di kelas hanya percobaan atau simulasi. Di tempat pkl, apa yang saya katakan atau lakukan akan memberi pengaruh nyata. Misalnya ketika mentor menanyakan pendapat saya apa tema corporate campaign yang akan dikirim ke media, mengapa memilih tema itu, dan apa yang diharapkan dari tema itu. Lalu mentor juga menanyakan media yang akan memuat corporate campaign tersebut dan seberapa layakkah media itu memuatnya. Jika saya memberi pertimbangan yang salah, maka organisasi akan mengeluarkan dana yang sia-sia atas pemasangan corporate campaign di sebuah media yang tidak layak. Organisasi bisa merugi. Kalau ini simulasi di kelas, kerugian terbesar saya “hanya” nilai kecil dari dosen.

Manfaat lainnya ketika orang mengetahui seperti apa kita adalah membangun kredibilitas. Kita dapat mengembangkan diri sekaligus mendapatkan kepercayaan orang atas perkembangan tersebut. Bila kita mampu dan orang tahu itu, kita mendapat nilai plus. Mungkin saat ini kita tidak mendapat gaji atau bonus dari organisasi tempat kita berkarya karena masih berstatus mahasiswa. Namun suatu saat hal itu akan berguna ketika kita benar-benar telah masuk dunia kerja. Kita pernah punya kesempatan mengerjakan sesuatu dan mampu. Atau ketika mulai bekerja, orang sudah tahu sampai mana kemampuan kita.
Hard Working  - stock vector
shutterstock.com

Tips #3 Cintai pekerjaanmu dan tekuni sesuatu
Seorang anonim berkata “Do it with passion or not at all”. Saya setuju dan melakukan hal yang sama. Gairah itu perlu. Hidup tanpa semangat bukanlah hidup. Begitu juga dengan pekerjaan. Katakanlah, kita merasa bosan dengan rutinitas tugas-tugas di tempat pkl. Seperti halnya ketika kita bosan dengan dunia kuliah, dosen yang pelit nilai, atau teman yang tidak bisa diajak main. Namun ketika kita tahu yang kita lakoni adalah sebuah passion, semangat itu akan kembali. Semangat akan membuat kita sungguh-sungguh mengerjakan sesuatu, bukan hanya karena tanggung jawab tapi karena itu bagian dari diri kita.
Begitu juga dengan hobi. Sebagai anak Komunikasi, pilihan hobi yang bisa ditekuni amatlah banyak. Mulai dari fotografi, siaran radio, produksi film, penerbitan, desain, jurnalistik, sampai dunia PR. Kita tidak perlu ahli dalam segalanya tapi kita perlu punya satu untuk ditekuni. Satu saja yang perlu kita cintai maka kita sudah punya satu amunisi. Sebagai contoh, saya suka menulis. Karena terbiasa menulis, saya terbiasa menyampaikan sesuatu dalam bentuk tulisan. Kebiasaan mengeluarkan isi pikiran dalam bentuk tertulis membuat saya terbiasa menyusunnya dalam struktur tertentu. Sehingga saya punya kebutuhan agar tulisan saya dipahami orang. Saya belajar merunutkan isi kepala. Saya berusaha menjabarkan dengan bahasa yang mudah dicerna. Hal ini sangat membantu ketika saya menulis laporan, ringkasan, atau sekedar menulis surat elektronik.

Tips #4 Rasa memiliki
Bila kita bergabung dengan sebuah organisasi, tumbuhkanlah rasa memiliki. Sehingga kita pun dianggap bagian dari organisasi itu sendiri. Semakin kita peduli, semakin erat kita terikat. Sehingga kita tidak dianggap asing. Dengan tumbuhnya rasa memiliki dan dimiliki ini, kita punya tujuan lain dalam mengerjakan tugas-tugas. Kita memiliki goal atas nama kepentingan organisasi, bukan sekedar kewajiban untuk melaksanakan pkl. Sehingga hasil pekerjaan kita akan lebih baik.

Tips #5 Jadi diri sendiri
Selain pemalu, pada dasarnya saya orang yang ceria dan cenderung apa adanya. Kita tidak perlu jaim atau berpura-pura dewasa hanya karena kita bergabung dengan orang-orang yang lebih tua. Sebab akan lebih nyaman bila kita menjadi diri sendiri. Selain itu kita dapat berlatih menerima dan diterima dalam kehidupan sosial. Karena kita tidak bisa menjadi yang diinginkan dan menyenangkan semua orang. Mungkin ada yang menganggap saya kekanakan atau terlalu ceria sehingga tidak bisa menghadapi kesedihan. Meski saya lebih suka dianggap sesuai usia yang tertera di KTP, saya tidak berusaha mengubah kepribadian atau bahasa tubuh yang kadang seperti anak-anak. Saya senang menjadi orang yang ceria dan ikut menceriakan suasana. Biarkan orang melihat atau menilai kita. Pada dasarnya toh tiap orang berbeda dan unik. Keunikan itu bisa membuat orang mudah mengingat atau tertarik dengan kita.

Image of two young businessmen using touchpad at meeting - stock photo
shutterstock.com
Tips #6 Peduli dengan teman
Peduli dengan teman-teman kerja itu perlu. Bukan sekedar menghubungi mereka karena membahas pekerjaan. Tapi juga mencoba mengetahui kehidupan mereka dan mendengarkan kisah-kisah mereka. Orang suka didengar. Dan menjadi pendengar sebetulnya tidak mudah. Kita lebih mudah kehilangan fokus dibanding mendengar keseluruhan cerita dari seorang teman. Kepedulian itu tidak hanya melatih kita dalam kehidupan sosial tapi juga mempermudah kita berhubungan dalam pekerjaan. Karena kita telah terhubung secara personal, teman akan lebih nyaman dalam berinteraksi. Rasa segan akan terkikis. Nantinya bila kita menemui kesulitan, kita akan mendapat kemudahan dari teman-teman.

Team working together for a solution (business, strategy, teamwork, partnership, diversity, decision concept) - stock photo
shutterstock.com
Tips #7 Terima perbedaan
Dunia kerja bukan dunia kampus. Di kampus kita punya teman-teman untuk curhat atau jajan ke kantin. Sementara dunia kerja cenderung lebih individualis. Tidak bisa disamaratakan memang. Namun dunia kerja bukanlah dunia ala kampus di mana kita bisa saja melakukan berbagai hal secara kompak dan bersama-sama dengan teman satu kelas. Apalagi bila kita bergabung dalam departemen sebuah organisasi dengan mobilitas karyawan yang tinggi. Setiap orang akan sibuk dengan tugasnya masing-masing dan baru akan saling menyapa di kala jeda. Dunia kerja bisa terasa sangat sepi dibanding dunia kampus. Terima itu sebagai perbedaan kultur. Apalagi target yang dikejar di dunia kerja bukanlah angka-angka di transkrip nilai semester.

Perbedaan lain yang perlu kita pahami agar tidak mengalami culture shock berlebihan adalah heterogenitas orang-orangnya. Seperti pengalaman saya beberapa waktu lalu ketika menjalani pkl di perusahaan multinasional. Saya bertemu dengan orang dari berbagai latar belakang budaya. Saya bisa mendengar percakapan dalam berbagai bahasa. Apalagi dengan kebiasaan tiap individu yang berbeda. Jalani dan hadapi segala perbedaan dan tak perlu khawatir kalau kita tidak mampu. Anggap saja perbedaan-perbedaan itu seperti layaknya ketika kita lebih suka es krim vanila sementara teman kita membeli es krim coklat. Jangan sampai kesulitan kita menerima latar belakang seseorang menghambat kita dalam pekerjaan.

Tips #8 Portofolio
Simpan baik-baik tugas kampus yang pernah dikerjakan. Kita tidak akan tahu kapan tugas-tugas itu dibutuhkan. Bisa saja di tempat pkl mereka ingin melihat apa yang pernah kita pelajari dan kerjakan selama di bangku kuliah. Entah hasilnya buruk atau bagus atau biasa saja, itulah hasil karya kita. Usahakan menunjukkan karya-karya terbaik kita. Sebab salah satu manfaat dari pkl adalah pertukaran ilmu antara dunia akademik dengan dunia usaha. Dunia akademik dapat memperbaharui kurikulum mereka berdasarkan perkembangan dunia usaha. Sementara dunia usaha bisa mempertajam analisa dengan teori-teori dari dunia akademik. Bisa juga dunia usaha mendapatkan pencerahan berdasarkan pengetahuan dari dunia akademik. Karena tidak semua orang yang terjun di dunia usaha menguasai bidangnya atau menekuni bidang ilmu yang sesuai. Orang hukum bisa bergabung di organisasi pecinta alam, orang ekonomi bisa bekerja di bidang kuliner. Dunia akademik dapat membimbing organisasi. Bagi kita sendiri, orang dapat mengetahui kemampuan dan perkembangan kita melalui karya-karya tersebut.

Tips #9 Beri kesan
Kita berpeluang besar untuk bergabung secara tetap dengan organisasi tersebut karena kita pernah pkl di sana. Sebab organisasi akan tahu rekam jejak kita, bagaimana kinerja kita selama pkl, dan kenyataan bahwa kita bukan orang baru. Minimal kita tahu bagaimana ritme kerja organisasi tersebut. Sehingga organisasi menganggap kita lebih berpeluang dibanding orang lain. Kesan tersebut juga dapat menolong bila kita bergabung dengan organisasi lain. Sebab bila rekam jejak kita ditelusuri, ada orang yang bisa membuktikan atau minimal mengatakan sejauh mana kemampuan kita.

Kesan itu bukan cuma muncul selama kita melaksanakan pkl tapi juga ketika kita telah menyelesaikannya. Tetap jaga hubungan baik dan tinggalkan kontak. Sehingga orang tahu bagaimana menghubungi kita. Kata-kata sederhana semisal ucapan terima kasih karena telah membantu besar manfaatnya lho. Selain itu kita bisa membuat handover. Mentor saya mengatakan handover adalah tanda profesionalitas. Handover menurut pemahaman saya adalah laporan atas apa saja yang telah kita kerjakan ketika menempati pos pekerjaan tertentu atau bergabung di organisasi tertentu. Sekalipun apa yang kita kerjakan sederhana, tunjukkan bahwa kita melakukannya dengan sungguh-sungguh. Yaitu dengan tidak melewatkan pekerjaan yang pernah kita lakukan dengan menuliskannya dalam handover. Hargai diri kita sendiri dan hasil dari pekerjaan kita.

Semoga tips-tips di atas dapat membantu. Selamat mencoba ya!

36 Komentar

  1. Nice blog, Linda :D

    Aku setuju tuh sama yang aktif hehe. Soalnya PKL itu kan ajangnya kita mereguk ilmu sebanyak mungkin dalam waktu 1 - 2 bulan doang. Jadi harus seaktif mungkin (liat konteks juga sik. Karena kalo lagi sibuk, terlalu aktif bisa bikin orang kantor pengen babuk hahaha kecuali kalo aktif bantuin [ini setengah curhat sih :P]) bahkan kalo kamu ga ada hubungannya sama kerjaan yang berkaitan, perhatikan baik2 alur kerjanya. Selain berguna buat pengetahuan sendiri, aslinya sih berguna buat bahan penulisan TA / skripsi kamu hahaha. Kan tengsin juga kalo abis keluar dari tempat PKL, masih harus email orang kantor buat tanya2 lagi soal workflow (ini kejadian sama aku waktu aku PKL dulu hahaha)

    BalasHapus
    Balasan
    1. cieee kak curhat haha pasti disuruh bantuin terus ya :3 linda kemarin sih iya kayak gitu juga tapi seru kok. iya nih makanya apa2 dicatet soalnya malu kalo ngerepotin orang kantor. tapi mereka bilang kalo butuh apa2 kontak aja haha mereka baik banget :')

      Hapus
  2. Seru, ya. :D Semester depan saya juga mulai PKL, tapi istilahnya di kampus saya mah KKN (kuliah kerja komunikasi). Jurusan kita juga kebetulan sama nih, qiqiqi. Saya anak iklan yang lebih suka ada di balik layar. Kira-kira cocoknya saya mendamparkan diri di perusahaan apa, ya? *Ya ampun, malah nodong nanya. XD* Oh, ya, apa PKL, dsj, ini cuma harus sama perusahaan lain, ya? Gak boleh gitu misal kita liatin hasil kerja dari perusahaan yang udah kita buat sendiri selama jadi mahasiswa? Kebetulan saya udah punya usaha yang umurnya 2 tahun lebih, bergerak di bidang yang sedikit banyak bersinggungan sama dunia periklanan juga. Iseng nanya sih, kali aja tau soalnya saya belum sempet konsul sama dosen pembimbing, jangan dijadiin beban ya. Wkwkwk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo kata saya sih gapapa soalnya saya juga bikin perusahaan gitu2 buat simulasi di kampus :D selama itu karya kita sendiri, kenapa enggak? tunjukin aja hehe. portofolio itu kan yang penting yang kita bikin.

      Masuk advertising aja tuh hehe kalo bisa desain sih coba aja ke majalah.

      Sebetulnya ke perusahaan/BUMN bisa karena di dunia PR itu ada kaitannya sama advertising kok. Kan biasanya di PR itu ada bagian komunikasi desainnya misal desain corporate campaign, desain website perusahaan, jadi copy writer buat produk videonya perusahaan. Kesempatannya luas, Tergantung mau nyoba di mana dan lebih suka apa :)

      Hapus
  3. sayangnya jarang banget yang begitu, mak. dulu pas aku magang cuma dikasih tugas aja. tapi ga pernah ikutan rapatnya. selain itu data emang harus minta dan butuh prosedur formal. kalo udah gitu biasanya nunggu pendamping staffnya siap buat bantu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe iya sih ga semua organisasi terbuka sama datanya. kudu pinter2 ngelobi pendampingmu tuh. tapi dulu gimana akhirnya setelah selesai? data yang dibutuhin dapet semua?


      iya memang ga semua organisasi juga memahami bahwa mereka perlu memberi banyak kesempatan buat anak magang. ya mau ga mau kita yg mancing buat diskusi duluan. biar mereka tau kita butuhnya apa maunya gimana. sebetulnya pas awal juga linda banyak kekhawatiran kayak gitu tapi alhamdulillah temen2 kantor baik dan semua lancar.

      Hapus
  4. PKL oh PKL....insya Allah tahun depan.
    Wah anak komunikasi ya? yang seragamnya kayak pegawai Trans TV? yang semuanya suka bawa2 kamera dan dandanannya necis setiap hari? kenal banget........ coz aku juga anak Diploma. Hihi..
    salam kenal, BTW tipsnya oke2.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo salam kenal juga, kamu jurusan apa? :D

      iya kita suka bawa kamera karena keahlian dalam menggunakan kamera itu kan perlu diasah terus. selain karena rata2 dari kita narsis ehehehhe.

      semangat ya buat tahun depan! :D Insya Allah lancar.

      Hapus
  5. wihiiii, tips yg top markotop... dulu saya magangnya gak pernah dijenguk pendamping dr sekolah... tp syukurlah nilainya bagus :)

    BalasHapus
  6. jadi ingat kenangan 4 tahun silam waktu ikut KKN :)...
    btw ngga ada option name/url ya mbak linda? ngga bisa komen pake blog sendiri deh...

    www.liza-fathia.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. udah bisa sekarang mbak :) soalnya kemarin2 banyak spam jd bete gitu makanya ampe pake moderasi komentar segala ehehehe

      Hapus
  7. Haloo Kak Linda..
    Kak, aku lagi mau buat tulisan di radar kampus soal persiapan PKL.
    Aku izin kutip beberapa tips-tips yang kakak kasih yaa? Sebagai yang udah pernah PKL hehe
    Nanti aku tulis sumbernya dari blog kakak kok, aku tulis link website kakak nya yaaa.
    Terima kasih banyak kak ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. silakan eheheh maaf ya lama balesnya kemarin2 sakit :)

      Hapus
  8. keren tips nya gan
    terimakasih atas info nya yang sangat bermanfaat
    saya senang bisa berkunjung ke blog anda

    BalasHapus
  9. Salam kenal kakak linda, aku mahasiswi ilmu komunikasi juga :) . . . pengen deh main ke paramadina :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. main sini :) kamu kuliah di mana? aku hampir tiap hari di kampus kok

      Hapus
  10. sama sama hehe alhamdulillah kalo gitu

    BalasHapus
  11. maksiii informasinyaaa, sukses buat kita semua

    BalasHapus
  12. terimakasih atas masukannya kk

    BalasHapus
  13. hai ka salam kenal yah .. aku juga mahasiswa parmadina:)

    BalasHapus
  14. Magang tapi gabut. Nyicil buat TA tapi gak semangat lantaran belum kebagian dospem dan judul belom jelas di acc atau engga. Tinggal 4 minggu lagi disini, tapi setiap pagi nungguin jam makan siang, udah makan siang nungguin jam pulang. Gak ngeluh sih, cuma bingung aja gimana. Udah minta kerjaan sama orang sini, tp dikasihnya ya gitu gitu aja, sekedar nganterin surat, minta ini-minta itu, ngerjain hal yang tidak lama kalo dikerjain. Sisa waktunya gw pake cuma buat streaming, liat catetan konsep TA gak mood. So..... ? hemm

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe coba nanti kalo udah dapet dospem cerita aja di sana ga dikasi kerjaan. kenapa gitu awalnya mau magang di sana?

      Hapus
    2. makasih infonya mbak mengenai tip-tips pkl nya.. ntar bulan agustus aku juga mau pkl mbak, aku berharapnya sih dari pkl nant bakal dapet kerjaan juga setelah lulus.hehe

      Hapus
    3. makasih tipsnya mbak linda,aku bentar lagi mau pkl mbak, bulan agustus. semoga dari pkl aku bisa dapet pekerjaan setelah lulus nanti.amiin

      Hapus
  15. hy kk..
    salam kenal yaa kk
    saya mahasiswa uin suska riau kk,ne lagi pkl di tanjung balai karimun kk,sabtu ni kami terkahir pkl nya kk.
    makasih yaa tips nya kk,semoga bermanfaat bagi kita semua yaa kk
    amiiiin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin hehe semoga pkl-nya menyenangkan yaaa

      Hapus
  16. saya orangnya sulit beradaptasi dengan dunia baru dan pemalu (tapi pada orang yg belum kenal). terus bagaimana tips utk menjadi mahasiswa yg aktif di tempat pkl, semenatara saya sendiri orangnya begitu? karena menurut saya pkl ini memang sangat berarti

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sama hehe. saya juga pemalu. senjata saya sih senyum aja. biasanya orang akan melibatkan saya dalam percakapan ketika saya memulai dengan senyuman. lama-lama kalau kondisinya sudah cair, akan lebih mudah bagi orang yang pemalu untuk nimbrung. tidak perlu memaksakan diri, yg penting usahakan ellok untuk berusaha menjaga komunikasi dengan atasan langsung di tempat pkl. cukup rajin menyapa dengan ramah saja. karena dia yang akan memberi kita penilaian selama pkl kan? biasanya juga anak pkl itu tidak didiamkan kok justru banyak diajak karena mereka sadar kalau anak pkl yang malu malu itu karena merasa paling muda dan tidak banyak pengalaman. yg tua mau membantu kok.

      Hapus
  17. Ada yang tau artinya nopas...!?

    BalasHapus
  18. Bentar lagi saya PKL gan.. Saya kls 2 SMK

    BalasHapus
Posting Komentar
Lebih baru Lebih lama