shutterstock.com |
Halo para pembaca J Untuk yang mengikuti postingan blog saya dua bulan
terakhir pasti sudah familiar ya dengan hal yang sering saya bicarakan. Yap,
pkl! Praktek kerja lapangan. Ga bosen apa
dibahas melulu? Nah itu dia, mumpung lagi hangat-hangatnya, saya mau
berbagi tips nih tentang pkl atau magang. Jadi buat kalian yang mahasiswa atau
punya kenalan mahasiswa, semoga tulisan saya dapat membantu.
Tiap kampus sih punya peraturan
berbeda tapi kalo untuk Institut Pertanian Bogor terutama jurusan Komunikasi
seperti saya, mahasiswanya diberi kebebasan memilih sendiri tempat pkl. Tempat itu
haruslah sesuai minat si mahasiswa agar dia enjoy menjalani prakteknya. Mahasiswa
juga boleh pkl sendirian atau berkelompok. Sebagian orang mengatakan sebetulnya
cari tempat pkl itu gampang kok. Tergantung bagaimana kita punya link atau
networking atau jaringan yang dapat membantu kita bergabung dengan sebuah
organisasi. Saya sebut organisasi ya karena baik itu pemda, perusahaan negara
ataupun swasta pada dasarnya adalah sebuah organisasi.
Saya tidak memungkiri kalau
sebagian orang menjadikan standar tempat pkl-nya sebagai gengsi. Prestige. Semakin
besar atau ternama organisasi yang ia masuki, semakin banggalah ia. Padahal bukan
itu tujuan utama kita ke sana. Hal yang harus kita kejar justru adalah
bagaimana caranya bisa tumbuh dan berkarya. Bagaimana kita sebagai mahasiswa
merasakan terjun ke dunia kerja sesungguhnya dan mendapatkan sebanyak-banyaknya
pengalaman. Nilai juga bukan prioritas pertama dalam melaksanakan pkl. Sebab pengalaman
yang kita dapatkan tidak sebanding dengan nilai di atas kertas. Jadi kalau saya
urutkan, tingkat pertama adalah pengalaman, selanjutnya nilai, barulah terakhir
nama dari tempat pklnya.
Tentu kita senang masuk ke tempat
pkl yang memiliki kredibilitas. Minimal, setiap menyebut nama organisasi
tersebut, orang langsung tahu. Namun hal tersebut tidak akan ada gunanya kalau
kita sendiri tidak mampu beradaptasi dan menunjukkan kualitas diri. Sebab apa
gunanya bila kita bergabung dengan sebuah organisasi tapi tidak menjadi apa-apa
di dalamnya?
Tips
#1 Aktif!
Saya ini pemalu lho. Tapi saya
berusaha menekan rasa malu itu dalam-dalam selama pelaksanaan pkl. Okelah saya
tidak bisa langsung akrab dengan semua orang yang selalu berhubungan dengan
saya tiap waktu soal pekerjaan. Tapi saya berusaha membangun relasi. Sebagai anak
baru di sebuah organisasi pasti banyak yang tidak kita ketahui. Tunjukkan rasa
ingin tahu, tanyakan berbagai hal mengenai pekerjaan. Karena malu bertanya kan
susah di jalan. Jadilah proaktif dengan menanyakan SOP (Standar Operasional
Prosedur) atau LK (Langkah Kerja) dalam mengerjakan sesuatu. Kalau perlu catat
penjelasannya. Sebab bila kita hanya mengandalkan ingatan, bisa saja kita lupa.
Lain halnya kalau kita punya “peninggalan” atau arsip dalam bentuk tertulis. Kita
bisa lebih meyakininya ketimbang berpikir “seingat
saya sih begini”.
Aktif bukan berarti bawel lho ya. Kalau
sikap kita berlebihan, orang bisa tidak nyaman. Cari waktu luang rekan kerja,
tanyakan apa yang kita butuhkan. Atau kita bisa melakukannya dengan mencari
tahu sendiri. Dewasa ini, organisasi besar menyimpan datanya di internet. Kita bisa
mencari tahu profil sebuah organisasi dari website resminya, situs intranetnya,
atau jaringan surat elektroniknya. Pelajari baik-baik kultur dari sebuah
organisasi. Ikuti ritme kerjanya. Misal, bagaimana berkomunikasi menggunakan
surat elektronik? Ke mana kita mencari informasi mengenai departemen lain? Siapa
yang bisa kita hubungi mengenai kegiatan A? Bila ingin mengakses data B, ke
mana atau siapa yang memiliki kuasa?
Saya punya pengalaman ketika ada
seorang mahasiswa yang bertanya pada saya, “Bagaimana
ya mencari visi misi perusahaan dan lainnya?” Saya pikir ini bukan
pertanyaan yang bagus apalagi menunjukkan keingintahuan. Ini justru menunjukkan
kemalasan. Artinya, ia memasuki sebuah organisasi tanpa tahu apapun mengenai
organisasi itu. Dengan teknologi yang maju, mayoritas organisasi yang berkaitan
dengan dunia bisnis atau mengurusi hajat hidup orang banyak akan menampilkan
visi misinya di website resmi yang bebas diakses masyarakat seluruh dunia. Ada juga
organisasi yang memberikan pembekalan bagi karyawan baru untuk mengenal profil
dari organisasi itu sendiri.
Selain itu untuk lebih mengenal
perusahaan cara mudahnya adalah dengan membaca media internalnya. Dunia komunikasi
biasa menyebutnya inhouse magazine. Semisal
Telkomsel yang memiliki inSite atau
Freeport Indonesia yang memiliki Berita
Kita. Media internal sebuah organisasi akan mencerminkan bagaimana
organisasi tersebut menampilkan dirinya pada stakeholder internal, bagaimana ia
membahasakan informasi karena salah satu fungsi strategisnya sebagai
gatekeeper, atau sekedar bagaimana ia menunjukkan eksistensinya. Gatekeeper yang
dimaksud adalah filter atas informasi yang bisa diakses oleh pihak internal.
Saya pribadi lebih menyarankan
melalui website, situs intranet, dan media internal organisasi sebagai cara
untuk mengidentifikasi profilnya. Bila ingin jalan tikus, coba hubungi HRD. Namun
saya tidak menjamin departemen HRD semua organisasi terbuka atas data-datanya. Kadang
ada prosedur atau birokrasi bila kita meminta data-data. Justru dengan mencari
sendiri kita punya lebih banyak gambaran sekaligus pengetahuna mengenai
organisasi itu. Tidak lupa saya menyarankan untuk membaca booklet profil
organisasi yang disediakan untuk tamu atau laporan tahunan bila memungkinkan.
Keaktifan lainnya bukan cuma soal
ingin tahu dan pengetahuan kita sendiri mengenai organisasi yang dimasuki. Aktif
juga berarti keterlibatan kita bekerja dalam tim. Namanya juga organisasi, mana
mungkin kita kerja seorang diri. Tentu kita terhubung dengan banyak orang
dengan karakter beraneka ragam. Kemampuan kita memahami latar belakang orang
lain sangat dibutuhkan.
Contohnya ketika saya mengikuti
pkl, saya mengikuti meeting setiap kali diadakan. Entah saya paham atau tidak
dengan topiknya, entah berkaitan atau tidak dengan pos pekerjaan saya, berusaha
untuk menyerap informasi tidak ada salahnya. Apalagi sebagai anak pkl saya
perlu mengamati sekaligus mempelajari berbagai hal mengenai dunia kerja. Sehingga
kita tahu keadaan organisasi itu luar dalam, tidak hanya sekedar mengerjakan
perintah atau instruksi dari atasan. Sebab bila kita membiarkan diri buta, kita
tidak akan benar-benar memahami pekerjaan itu. Mengapa kita mengerjakannya, apa
dampaknya, atau apa hasil yang diinginkan dari yang kita kerjakan. Semakin banyak
informasi yang kita miliki akan semakin baik. Kalaupun ternyata benar-benar
tidak bersinggungan dengan kita, anggap saja sebagai pelajaran tambahan. Tidak ada
yang sia-sia di dunia ini, bukan?
Cara lain untuk aktif adalah
mencoba pekerjaan di luar pos kita. Libatkan diri dengan mengamati, membantu,
lalu mulai mengerjakan sendiri. Misalnya bila kita pkl di televisi, cobalah
berbagai jenis pekerjaan. Selain jadi reporter, kita bisa belajar juga menjadi
penata kamera atau penulis skrip. Kalau organisasi yang kita masuki sedang
menyelenggarakan acara, tidak ada salahnya ikut, minimal sebagai penggembira
atau meramaikan kegiatan. Berkenalanlah dengan sebanyak-banyaknya orang. Sedikit
malu tidak apa-apa. Kuncinya keramahan dan kerendahan hati. Sehingga kita
mendapat pengalaman sekaligus teman.
shutterstock.com |
Tips
#2 Ceritakan diri sendiri
Bukan mau narsis atau curhat lho
ya. Kadang kita terlalu malu atau gengsi atau merasa tidak perlu untuk
mengatakannya pada orang lain. Padahal kita sedang pkl dan memiliki banyak
kebutuhan yang berkaitan dengan itu. Saya ingat ada seorang teman yang
kekurangan data untuk melengkapi karya tulisnya dan menghubungi mentor
(pembimbing di lapangan) untuk mendapatkan data tersebut. Kalau hubungannya
dengan si mentor tidak bagus, tentu ia akan kesulitan. Lain halnya dengan
seorang teman saya yang lain. Dia kehilangan kontak dengan mentornya. Beruntung,
dia tidak memiliki kebutuhan mendesak yang mengharuskannya menghubungi sang
mentor.
Ketika saya masih pkl, teman kerja
saya berkata dia tidak tahu apa yang saya butuhkan. Dia ingin membantu karena
dia tahu saya membutuhkan nilai dan harus menyelesaikan karya tulis setelah
menyelesaikan pkl. Menurutnya akan lebih baik kalau saya mengatakan apa saja
yang ingin saya dapatkan sehingga dia bisa membantu menyediakan. Di satu sisi
saya merasa senang karena teman-teman kerja saya begitu peduli. Mereka tanya
saya butuh apa, bagaimana perkembangan karya ilmiah saya, dan lainnya. Sehingga
tanpa saya minta pun mereka berusaha membantu.
Saya pribadi dengan senang hati
bercerita. Bahkan saya ingat ada sebuah hari ketika beberapa teman kerja
merubung dan membahas karya ilmiah saya. Mereka tanya bagaimana struktur karya
ilmiah itu sendiri, apa saja yang akan saya tuliskan, dan apa yang belum saya
dapatkan. Mereka berusaha memenuhi kekurangan-kekurangan karya ilmiah saya. Ada
banyak masukan sehingga ada banyak bahan yang bisa saya tambahkan dalam karya
ilmiah itu. Saya benar-benar terharu betapa di tengah kesibukan mereka dengan
pekerjaan, mereka menyempatkan diri melakukan hal seperti itu untuk saya.
Kita tidak perlu berpikir apa
gunanya kita terbuka. Niat utama kita bukanlah menimbulkan rasa iba. Dengan bercerita,
orang akan tahu keadaan kita sesungguhnya. Sehingga mereka mengerti,
syukur-syukur dapat memberi masukan. Akhirnya, jadilah sebuah proses diskusi. Padahal
awalnya saya agak sedih lho. Pkl di tempat yang jauh membuat saya merasa
berjarak dengan dosen pembimbing karena tidak bisa menemuinya setiap saat
seperti bila saya satu kota dengan beliau. Saya merasa tidak punya arah dan
tidak tahu apa yang harus saya tuliskan dalam karya ilmiah. Berkat teman-teman
kerja yang mendukung tiada hentinya, saya dibanjiri oleh ide. Mereka memberi
saya banyak buku bacaan, banyak topik seru untuk ditambahkan, dan banyak
pengalaman untuk dituliskan. Saya terkejut betapa senangnya saya dengan draft
kasar karya tulis ini. Meskipun dosen pembimbing belum membacanya tapi
teman-teman kerja membuat saya merasa sudah dibimbing.
Hal lain yang membuat menceritakan
diri sendiri adalah hal positif karena orang menjadi tahu siapa kita atau
seperti apa kita. Beruntung saya punya mentor yang berhubungan dengan saya
lebih dari sekedar kebutuhan kerja. Awalnya ia tentu ingin mengetahui seberapa
mampu saya menangani tanggung jawab yang dibebankan. Tentu semua dimulai dari
tugas sederhana dan bersifat rutin. Namun dia juga memberi saya kesempatan
untuk mengutarakan pikiran dan membangun komunikasi dua arah. Sehingga dia
tidak menganggap saya sekedar anak pkl yang membantunya bekerja. Dia menganggap
saya rekan satu tim yang perlu juga didengar suaranya.
Gunanya bagi saya? Berlatih dalam
mengemukakan pendapat. Jelas, pengalaman berpendapat di kelas berbeda dengan di
dunia kerja. Apa yang saya lakukan di kelas hanya percobaan atau simulasi. Di tempat
pkl, apa yang saya katakan atau lakukan akan memberi pengaruh nyata. Misalnya ketika
mentor menanyakan pendapat saya apa tema corporate campaign yang akan dikirim
ke media, mengapa memilih tema itu, dan apa yang diharapkan dari tema itu. Lalu
mentor juga menanyakan media yang akan memuat corporate campaign tersebut dan
seberapa layakkah media itu memuatnya. Jika saya memberi pertimbangan yang
salah, maka organisasi akan mengeluarkan dana yang sia-sia atas pemasangan
corporate campaign di sebuah media yang tidak layak. Organisasi bisa merugi. Kalau
ini simulasi di kelas, kerugian terbesar saya “hanya” nilai kecil dari dosen.
Manfaat lainnya ketika orang
mengetahui seperti apa kita adalah membangun kredibilitas. Kita dapat
mengembangkan diri sekaligus mendapatkan kepercayaan orang atas perkembangan
tersebut. Bila kita mampu dan orang tahu itu, kita mendapat nilai plus. Mungkin
saat ini kita tidak mendapat gaji atau bonus dari organisasi tempat kita
berkarya karena masih berstatus mahasiswa. Namun suatu saat hal itu akan
berguna ketika kita benar-benar telah masuk dunia kerja. Kita pernah punya
kesempatan mengerjakan sesuatu dan mampu. Atau ketika mulai bekerja, orang
sudah tahu sampai mana kemampuan kita.
shutterstock.com |
Tips
#3 Cintai pekerjaanmu dan tekuni sesuatu
Seorang anonim berkata “Do it with passion or not at all”. Saya
setuju dan melakukan hal yang sama. Gairah itu perlu. Hidup tanpa semangat
bukanlah hidup. Begitu juga dengan pekerjaan. Katakanlah, kita merasa bosan
dengan rutinitas tugas-tugas di tempat pkl. Seperti halnya ketika kita bosan
dengan dunia kuliah, dosen yang pelit nilai, atau teman yang tidak bisa diajak
main. Namun ketika kita tahu yang kita lakoni adalah sebuah passion, semangat
itu akan kembali. Semangat akan membuat kita sungguh-sungguh mengerjakan
sesuatu, bukan hanya karena tanggung jawab tapi karena itu bagian dari diri
kita.
Begitu juga dengan hobi. Sebagai anak
Komunikasi, pilihan hobi yang bisa ditekuni amatlah banyak. Mulai dari fotografi,
siaran radio, produksi film, penerbitan, desain, jurnalistik, sampai dunia PR. Kita
tidak perlu ahli dalam segalanya tapi kita perlu punya satu untuk ditekuni. Satu
saja yang perlu kita cintai maka kita sudah punya satu amunisi. Sebagai contoh,
saya suka menulis. Karena terbiasa menulis, saya terbiasa menyampaikan sesuatu
dalam bentuk tulisan. Kebiasaan mengeluarkan isi pikiran dalam bentuk tertulis
membuat saya terbiasa menyusunnya dalam struktur tertentu. Sehingga saya punya
kebutuhan agar tulisan saya dipahami orang. Saya belajar merunutkan isi kepala.
Saya berusaha menjabarkan dengan bahasa yang mudah dicerna. Hal ini sangat
membantu ketika saya menulis laporan, ringkasan, atau sekedar menulis surat
elektronik.
Tips
#4 Rasa memiliki
Bila kita bergabung dengan sebuah
organisasi, tumbuhkanlah rasa memiliki. Sehingga kita pun dianggap bagian dari
organisasi itu sendiri. Semakin kita peduli, semakin erat kita terikat.
Sehingga kita tidak dianggap asing. Dengan tumbuhnya rasa memiliki dan dimiliki
ini, kita punya tujuan lain dalam mengerjakan tugas-tugas. Kita memiliki goal
atas nama kepentingan organisasi, bukan sekedar kewajiban untuk melaksanakan
pkl. Sehingga hasil pekerjaan kita akan lebih baik.
Tips
#5 Jadi diri sendiri
Selain pemalu, pada dasarnya saya
orang yang ceria dan cenderung apa adanya. Kita tidak perlu jaim atau
berpura-pura dewasa hanya karena kita bergabung dengan orang-orang yang lebih
tua. Sebab akan lebih nyaman bila kita menjadi diri sendiri. Selain itu kita dapat
berlatih menerima dan diterima dalam kehidupan sosial. Karena kita tidak bisa
menjadi yang diinginkan dan menyenangkan semua orang. Mungkin ada yang
menganggap saya kekanakan atau terlalu ceria sehingga tidak bisa menghadapi
kesedihan. Meski saya lebih suka dianggap sesuai usia yang tertera di KTP, saya
tidak berusaha mengubah kepribadian atau bahasa tubuh yang kadang seperti
anak-anak. Saya senang menjadi orang yang ceria dan ikut menceriakan suasana. Biarkan
orang melihat atau menilai kita. Pada dasarnya toh tiap orang berbeda dan unik.
Keunikan itu bisa membuat orang mudah mengingat atau tertarik dengan kita.
shutterstock.com |
Tips
#6 Peduli dengan teman
Peduli dengan teman-teman kerja itu
perlu. Bukan sekedar menghubungi mereka karena membahas pekerjaan. Tapi juga
mencoba mengetahui kehidupan mereka dan mendengarkan kisah-kisah mereka. Orang suka
didengar. Dan menjadi pendengar sebetulnya tidak mudah. Kita lebih mudah
kehilangan fokus dibanding mendengar keseluruhan cerita dari seorang teman. Kepedulian
itu tidak hanya melatih kita dalam kehidupan sosial tapi juga mempermudah kita
berhubungan dalam pekerjaan. Karena kita telah terhubung secara personal, teman
akan lebih nyaman dalam berinteraksi. Rasa segan akan terkikis. Nantinya bila
kita menemui kesulitan, kita akan mendapat kemudahan dari teman-teman.
shutterstock.com |
Tips
#7 Terima perbedaan
Dunia kerja bukan dunia kampus. Di kampus
kita punya teman-teman untuk curhat atau jajan ke kantin. Sementara dunia kerja
cenderung lebih individualis. Tidak bisa disamaratakan memang. Namun dunia
kerja bukanlah dunia ala kampus di mana kita bisa saja melakukan berbagai hal
secara kompak dan bersama-sama dengan teman satu kelas. Apalagi bila kita
bergabung dalam departemen sebuah organisasi dengan mobilitas karyawan yang
tinggi. Setiap orang akan sibuk dengan tugasnya masing-masing dan baru akan
saling menyapa di kala jeda. Dunia kerja bisa terasa sangat sepi dibanding
dunia kampus. Terima itu sebagai perbedaan kultur. Apalagi target yang dikejar
di dunia kerja bukanlah angka-angka di transkrip nilai semester.
Perbedaan lain yang perlu kita
pahami agar tidak mengalami culture shock berlebihan adalah heterogenitas
orang-orangnya. Seperti pengalaman saya beberapa waktu lalu ketika menjalani
pkl di perusahaan multinasional. Saya bertemu dengan orang dari berbagai latar
belakang budaya. Saya bisa mendengar percakapan dalam berbagai bahasa. Apalagi dengan
kebiasaan tiap individu yang berbeda. Jalani dan hadapi segala perbedaan dan
tak perlu khawatir kalau kita tidak mampu. Anggap saja perbedaan-perbedaan itu
seperti layaknya ketika kita lebih suka es krim vanila sementara teman kita
membeli es krim coklat. Jangan sampai kesulitan kita menerima latar belakang
seseorang menghambat kita dalam pekerjaan.
Tips
#8 Portofolio
Simpan baik-baik tugas kampus yang
pernah dikerjakan. Kita tidak akan tahu kapan tugas-tugas itu dibutuhkan. Bisa saja
di tempat pkl mereka ingin melihat apa yang pernah kita pelajari dan kerjakan
selama di bangku kuliah. Entah hasilnya buruk atau bagus atau biasa saja,
itulah hasil karya kita. Usahakan menunjukkan karya-karya terbaik kita. Sebab salah
satu manfaat dari pkl adalah pertukaran ilmu antara dunia akademik dengan dunia
usaha. Dunia akademik dapat memperbaharui kurikulum mereka berdasarkan
perkembangan dunia usaha. Sementara dunia usaha bisa mempertajam analisa dengan
teori-teori dari dunia akademik. Bisa juga dunia usaha mendapatkan pencerahan
berdasarkan pengetahuan dari dunia akademik. Karena tidak semua orang yang
terjun di dunia usaha menguasai bidangnya atau menekuni bidang ilmu yang
sesuai. Orang hukum bisa bergabung di organisasi pecinta alam, orang ekonomi
bisa bekerja di bidang kuliner. Dunia akademik dapat membimbing organisasi. Bagi
kita sendiri, orang dapat mengetahui kemampuan dan perkembangan kita melalui
karya-karya tersebut.
Tips
#9 Beri kesan
Kita berpeluang besar untuk
bergabung secara tetap dengan organisasi tersebut karena kita pernah pkl di
sana. Sebab organisasi akan tahu rekam jejak kita, bagaimana kinerja kita
selama pkl, dan kenyataan bahwa kita bukan orang baru. Minimal kita tahu
bagaimana ritme kerja organisasi tersebut. Sehingga organisasi menganggap kita
lebih berpeluang dibanding orang lain. Kesan tersebut juga dapat menolong bila
kita bergabung dengan organisasi lain. Sebab bila rekam jejak kita ditelusuri,
ada orang yang bisa membuktikan atau minimal mengatakan sejauh mana kemampuan
kita.
Kesan itu bukan cuma muncul selama
kita melaksanakan pkl tapi juga ketika kita telah menyelesaikannya. Tetap jaga
hubungan baik dan tinggalkan kontak. Sehingga orang tahu bagaimana menghubungi
kita. Kata-kata sederhana semisal ucapan terima kasih karena telah membantu
besar manfaatnya lho. Selain itu kita bisa membuat handover. Mentor saya
mengatakan handover adalah tanda profesionalitas. Handover menurut pemahaman
saya adalah laporan atas apa saja yang telah kita kerjakan ketika menempati pos
pekerjaan tertentu atau bergabung di organisasi tertentu. Sekalipun apa yang
kita kerjakan sederhana, tunjukkan bahwa kita melakukannya dengan
sungguh-sungguh. Yaitu dengan tidak melewatkan pekerjaan yang pernah kita
lakukan dengan menuliskannya dalam handover. Hargai diri kita sendiri dan hasil
dari pekerjaan kita.
Semoga tips-tips di atas dapat
membantu. Selamat mencoba ya!
Nice blog, Linda :D
BalasHapusAku setuju tuh sama yang aktif hehe. Soalnya PKL itu kan ajangnya kita mereguk ilmu sebanyak mungkin dalam waktu 1 - 2 bulan doang. Jadi harus seaktif mungkin (liat konteks juga sik. Karena kalo lagi sibuk, terlalu aktif bisa bikin orang kantor pengen babuk hahaha kecuali kalo aktif bantuin [ini setengah curhat sih :P]) bahkan kalo kamu ga ada hubungannya sama kerjaan yang berkaitan, perhatikan baik2 alur kerjanya. Selain berguna buat pengetahuan sendiri, aslinya sih berguna buat bahan penulisan TA / skripsi kamu hahaha. Kan tengsin juga kalo abis keluar dari tempat PKL, masih harus email orang kantor buat tanya2 lagi soal workflow (ini kejadian sama aku waktu aku PKL dulu hahaha)
cieee kak curhat haha pasti disuruh bantuin terus ya :3 linda kemarin sih iya kayak gitu juga tapi seru kok. iya nih makanya apa2 dicatet soalnya malu kalo ngerepotin orang kantor. tapi mereka bilang kalo butuh apa2 kontak aja haha mereka baik banget :')
HapusSeru, ya. :D Semester depan saya juga mulai PKL, tapi istilahnya di kampus saya mah KKN (kuliah kerja komunikasi). Jurusan kita juga kebetulan sama nih, qiqiqi. Saya anak iklan yang lebih suka ada di balik layar. Kira-kira cocoknya saya mendamparkan diri di perusahaan apa, ya? *Ya ampun, malah nodong nanya. XD* Oh, ya, apa PKL, dsj, ini cuma harus sama perusahaan lain, ya? Gak boleh gitu misal kita liatin hasil kerja dari perusahaan yang udah kita buat sendiri selama jadi mahasiswa? Kebetulan saya udah punya usaha yang umurnya 2 tahun lebih, bergerak di bidang yang sedikit banyak bersinggungan sama dunia periklanan juga. Iseng nanya sih, kali aja tau soalnya saya belum sempet konsul sama dosen pembimbing, jangan dijadiin beban ya. Wkwkwk.
BalasHapuskalo kata saya sih gapapa soalnya saya juga bikin perusahaan gitu2 buat simulasi di kampus :D selama itu karya kita sendiri, kenapa enggak? tunjukin aja hehe. portofolio itu kan yang penting yang kita bikin.
HapusMasuk advertising aja tuh hehe kalo bisa desain sih coba aja ke majalah.
Sebetulnya ke perusahaan/BUMN bisa karena di dunia PR itu ada kaitannya sama advertising kok. Kan biasanya di PR itu ada bagian komunikasi desainnya misal desain corporate campaign, desain website perusahaan, jadi copy writer buat produk videonya perusahaan. Kesempatannya luas, Tergantung mau nyoba di mana dan lebih suka apa :)
sayangnya jarang banget yang begitu, mak. dulu pas aku magang cuma dikasih tugas aja. tapi ga pernah ikutan rapatnya. selain itu data emang harus minta dan butuh prosedur formal. kalo udah gitu biasanya nunggu pendamping staffnya siap buat bantu.
BalasHapushehe iya sih ga semua organisasi terbuka sama datanya. kudu pinter2 ngelobi pendampingmu tuh. tapi dulu gimana akhirnya setelah selesai? data yang dibutuhin dapet semua?
Hapusiya memang ga semua organisasi juga memahami bahwa mereka perlu memberi banyak kesempatan buat anak magang. ya mau ga mau kita yg mancing buat diskusi duluan. biar mereka tau kita butuhnya apa maunya gimana. sebetulnya pas awal juga linda banyak kekhawatiran kayak gitu tapi alhamdulillah temen2 kantor baik dan semua lancar.
PKL oh PKL....insya Allah tahun depan.
BalasHapusWah anak komunikasi ya? yang seragamnya kayak pegawai Trans TV? yang semuanya suka bawa2 kamera dan dandanannya necis setiap hari? kenal banget........ coz aku juga anak Diploma. Hihi..
salam kenal, BTW tipsnya oke2.....
halo salam kenal juga, kamu jurusan apa? :D
Hapusiya kita suka bawa kamera karena keahlian dalam menggunakan kamera itu kan perlu diasah terus. selain karena rata2 dari kita narsis ehehehhe.
semangat ya buat tahun depan! :D Insya Allah lancar.
wihiiii, tips yg top markotop... dulu saya magangnya gak pernah dijenguk pendamping dr sekolah... tp syukurlah nilainya bagus :)
BalasHapussaya juga :D ga ada yg jenguk hehe
Hapusjadi ingat kenangan 4 tahun silam waktu ikut KKN :)...
BalasHapusbtw ngga ada option name/url ya mbak linda? ngga bisa komen pake blog sendiri deh...
www.liza-fathia.com
udah bisa sekarang mbak :) soalnya kemarin2 banyak spam jd bete gitu makanya ampe pake moderasi komentar segala ehehehe
HapusHaloo Kak Linda..
BalasHapusKak, aku lagi mau buat tulisan di radar kampus soal persiapan PKL.
Aku izin kutip beberapa tips-tips yang kakak kasih yaa? Sebagai yang udah pernah PKL hehe
Nanti aku tulis sumbernya dari blog kakak kok, aku tulis link website kakak nya yaaa.
Terima kasih banyak kak ;)
silakan eheheh maaf ya lama balesnya kemarin2 sakit :)
Hapuskeren tips nya gan
BalasHapusterimakasih atas info nya yang sangat bermanfaat
saya senang bisa berkunjung ke blog anda
sama2 :)
HapusSalam kenal kakak linda, aku mahasiswi ilmu komunikasi juga :) . . . pengen deh main ke paramadina :)
BalasHapusmain sini :) kamu kuliah di mana? aku hampir tiap hari di kampus kok
Hapussama sama hehe alhamdulillah kalo gitu
BalasHapusmaksiii informasinyaaa, sukses buat kita semua
BalasHapusalhamdulillah kalo bermanfaat hehe
Hapusterimakasih atas masukannya kk
BalasHapussama sama yaaaa
Hapushai ka salam kenal yah .. aku juga mahasiswa parmadina:)
BalasHapushai maaf baru bales yaaa. jurusan apaaaa?
HapusMagang tapi gabut. Nyicil buat TA tapi gak semangat lantaran belum kebagian dospem dan judul belom jelas di acc atau engga. Tinggal 4 minggu lagi disini, tapi setiap pagi nungguin jam makan siang, udah makan siang nungguin jam pulang. Gak ngeluh sih, cuma bingung aja gimana. Udah minta kerjaan sama orang sini, tp dikasihnya ya gitu gitu aja, sekedar nganterin surat, minta ini-minta itu, ngerjain hal yang tidak lama kalo dikerjain. Sisa waktunya gw pake cuma buat streaming, liat catetan konsep TA gak mood. So..... ? hemm
BalasHapushehe coba nanti kalo udah dapet dospem cerita aja di sana ga dikasi kerjaan. kenapa gitu awalnya mau magang di sana?
Hapusmakasih infonya mbak mengenai tip-tips pkl nya.. ntar bulan agustus aku juga mau pkl mbak, aku berharapnya sih dari pkl nant bakal dapet kerjaan juga setelah lulus.hehe
Hapusmakasih tipsnya mbak linda,aku bentar lagi mau pkl mbak, bulan agustus. semoga dari pkl aku bisa dapet pekerjaan setelah lulus nanti.amiin
Hapusaamiin :)))
Hapushy kk..
BalasHapussalam kenal yaa kk
saya mahasiswa uin suska riau kk,ne lagi pkl di tanjung balai karimun kk,sabtu ni kami terkahir pkl nya kk.
makasih yaa tips nya kk,semoga bermanfaat bagi kita semua yaa kk
amiiiin..
aamiin hehe semoga pkl-nya menyenangkan yaaa
Hapussaya orangnya sulit beradaptasi dengan dunia baru dan pemalu (tapi pada orang yg belum kenal). terus bagaimana tips utk menjadi mahasiswa yg aktif di tempat pkl, semenatara saya sendiri orangnya begitu? karena menurut saya pkl ini memang sangat berarti
BalasHapussaya sama hehe. saya juga pemalu. senjata saya sih senyum aja. biasanya orang akan melibatkan saya dalam percakapan ketika saya memulai dengan senyuman. lama-lama kalau kondisinya sudah cair, akan lebih mudah bagi orang yang pemalu untuk nimbrung. tidak perlu memaksakan diri, yg penting usahakan ellok untuk berusaha menjaga komunikasi dengan atasan langsung di tempat pkl. cukup rajin menyapa dengan ramah saja. karena dia yang akan memberi kita penilaian selama pkl kan? biasanya juga anak pkl itu tidak didiamkan kok justru banyak diajak karena mereka sadar kalau anak pkl yang malu malu itu karena merasa paling muda dan tidak banyak pengalaman. yg tua mau membantu kok.
HapusAda yang tau artinya nopas...!?
BalasHapusBentar lagi saya PKL gan.. Saya kls 2 SMK
BalasHapus