goodreads.com |
Judul: Bliss (The Bliss Bakery
Trilogy #1)
Penulis: Kathryn Littlewood
Penerjemah: Nadia mirza
Jumlah hal: 301
Cetakan ke: IX, Juli 2014
Penerbit: Mizan Fantasi
Pernahkan kamu membuat adonan kue
dengan bahan dari petir? Atau pernahkah kamu memerangkap napas lembut seseorang
yang tidak pernah berbohong dalam toples? Jika jawabannya iya, maka kuemu akan
menghasilkan keajaiban luar biasa. Begitulah kira-kira kisah Keluarga Bliss
dalam Trilogi The Bliss Bakery. Bagian pertama dari trilogi ini berjudul Bliss,
mengisahkan toko roti sihir milik pasangan suami istri Purdy dan Albert. Resep-resep
kue dan roti yang mereka buat berasal dari Bliss Cookery Booke, buku resep
berbahan dasar sihir yang diwariskan turun temurun. Purdy, Albert, dan keempat
anak mereka menyembunyikan keajaiban Bliss Cookery Booke agar tidak jatuh ke
tangan orang jahat yang ingin menyalahgunakan sihir.
Suatu hari, Purdy dan Albert harus
meninggalkan keempat anak mereka untuk menunaikan misi mulia di kota tetangga. Keempat
putra-putrinya pun bahu membahu menjaga toko kue. Keempatnya adalah Ty,
Rose, Sage, dan Leigh si bungsu. Dari keempat kakak beradik itu, hanya Rose
yang benar-benar mencintai toko roti mereka. Rose sangaaaat ingin suatu saat
nanti bisa memasak resep-resep dari Bliss Cookery Booke. Apalagi setelah ia
tahu orang tuanya menyimpan bahan-bahan eksotis dalam sebuah ruangan sebagai bahan membuat roti dan kue.
Kathryn Littlewood menyajikan Bliss
dengan cara yang menyenangkan. Berbagai kisah ajaib di balik resep kue dan roti
membuat pembaca berimajinasi. Untuk sebuah buku anak-anak, Bliss mampu
menghibur pembaca dari berbagai kalangan. Baik anak-anak, remaja, maupun orang
dewasa dapat menikmati Bliss karena kisah yang begitu manis.
Hal yang menarik dari Bliss adalah
Kathryn Littlewood berhasil menggambarkan konflik batin Rose, si tokoh utama,
dengan baik dan cara yang mudah dicerna terutama bagi pembaca anak-anak. Rose yang merasa tidak semenarik kakak atau adiknya sempat merasa down. Apalagi dengan tawaran Bibi Lily,
saudara jauh sang ibu, agar meraih ketenaran di usia muda. Sebab menurut Bibi
Lily, Rose memiliki bakat memasak yang sayang bila tidak dimanfaatkan. Namun bila
ingin sukses seperti Bibi Lily, Rose diminta meninggalkan keluarganya. Sebuah pilihan
berat bagi Rose.
Salah satu resep dalam membuat
kisah untuk anak-anak adalah nilai moral yang diberikan. Melalui Bliss, Kathryn
Littlewood mengajarkan pada anak-anak agar mencintai diri sendiri. Tiap anak
memiliki kelebihan maupun kekurangan tapi sebaiknya hal itu tidak membuat
seseorang menjadi rendah diri. Kita perlu menemukan apa yang kita sukai untuk ditekuni.
Minat dan bakat merupakan sesuatu yang dicari. Meski kita membuat masalah atau
merasa buruk, keluargalah yang akan selalu setia. Seperti kata pepatah, darah
lebih kental dibanding air.
Nilai tambah lain dari novel ini adalah ilustrasinya. Sangat indah dan membuat penasaran. Ketiga trilogi The Bliss Bakery tampil dalam nuansa biru dengan sedikit aksen emas. Seakan, tiap lembarnya mengandung keajaiban sihir.
Aku udah baca nih buku pertamanya. Karena ditujukan untuk anak dan remaja, jadi enak bacanya karena tulisannya tidak padat - padat dan bahasanya nyaman dicerna.Buku keduanya juga aku udah beli, namun belum dibaca sampai yang ketiganya udah keluar ditoko. Mudah2an suatu saat punya waktu luang buat menyelesaikan nih trilogi :)
BalasHapusSaya udah baca sih yang kedua cuma yang ketiga belum beli ehehehhe
HapusIya bukunya enak dibaca