Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Memacari Seorang Feminis

Gambar
unsplash.com Bukan saya yang pertama kali menyebut diri saya feminis. Tapi pacar saya . Dia bilang suatu hari di atas motor, "Kamu kan feminis." Dia juga yang mendorong saya lebih vokal di medsos. Menurut dia, saya perlu memperjuangkan apa yang saya anggap benar. Dia tidak pernah marah atau tersinggung ketika saya mengangkat isu gender. Apapun isunya. Semua saya bahas dengan dia. Ini lucu. Seorang laki-laki mendukung saya dibanding kebanyakan teman perempuan saya yang masih menganggap kesetaraan itu tidak perlu. Feminisme itu hal bodoh. Padahal mereka juga tidak mau dilecehkan dan benci pada pemerkosaan. Tapi kok antifeminis?

Ketika Perempuan Saling Bully dan Benci

Gambar
Suatu hari seorang perempuan bernama Bunga mengkritik teman sekantornya yang belum hamil. "Itu karena kamu ga jago goyang." Tentu saja tidak ada hubungan antara kehebatan seseorang di ranjang dengan kemampuan dia untuk memiliki keturunan. Lagipula, bukankah memiliki anak adalah kuasa Tuhan? Orang-orang seperti Bunga pasti tidak tahu ada yang namanya splash pregnancy . Suami istri bahkan bisa saja hamil meski tidak ada penetrasi ketika berhubungan sex (apalagi bila si istri vaginismus). Perilaku perempuan yang saling menyalahkan  baik dalam kehidupan nyata maupun yang kita lihat di layar kaca adalah salah satu bentuk dari pengaruh budaya patriarki yang mengakar kuat. Perempuan selalu di pihak yang salah dan menjadi sumber masalah. Begitu pula dengan kasus bully kemarin. Mulai dari katanya bermula dengan masalah lelaki sampai kini disebut sebagai masalah hutang yang diungkit kembali. Kenapa sih perempuan saling benci?

Curhatan Freelancer Part 1: Saya Baru Senang Kalau Dapat Uang

Gambar
Sebetulnya punggung saya lelah. Saya ingin sekali tidur. Tapi di sisi lain, mata ini sulit tertutup. Pikiran saya menerawang ke masa kecil. Ketika menjadi anak yang paling cepat lancar membaca dan menulis saja sudah membuat saya senang. Sekarang? Saya baru senang kalo sudah mendapat uang. Bekerja sebagai pekerja lepas begini, apalagi yang baru mulai dari nol, memang tidak mudah. Saya harus kebal. Bukan masalah dikritik, tapi dihina.