Jodoh Tidak Ke mana
Mataku menatapmu nyalang seperti serigala menatap rusa. Bibirmu yang merah penuh senantiasa menggodaku untuk mencumbu. Kalau kau lewat, kesadaranku seakan lenyap. Kepalaku hanya berisi kau, kau, dan kau. Otakku menjadi liar, memutar fantasi permainan gila yang bisa dilakukan seorang pria dengan seorang wanita. Kata orang, jodoh tidak ke mana. Kami bersekolah di tempat yang sama, dari SD hingga SMA. Tuhan benar-benar berhati mulia. Tak kusangka kami akan akrab. Kau terikat padaku bagai minyak pada wajan. Hingga suatu hari kau mengangsurkan undangan dengan namamu dan namanya di sampul depan. Seperti sudah garis Tuhan, kita akan bertemu di pelaminan. *** Flash Fiction 100 kata