Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Jodoh Tidak Ke mana

Mataku menatapmu nyalang seperti serigala menatap rusa. Bibirmu yang merah penuh senantiasa menggodaku untuk mencumbu. Kalau kau lewat, kesadaranku seakan lenyap. Kepalaku hanya berisi kau, kau, dan kau. Otakku menjadi liar, memutar fantasi permainan gila yang bisa dilakukan seorang pria dengan seorang wanita. Kata orang, jodoh tidak ke mana. Kami bersekolah di tempat yang sama, dari SD hingga SMA. Tuhan benar-benar berhati mulia. Tak kusangka kami akan akrab. Kau terikat padaku bagai minyak pada wajan. Hingga suatu hari kau mengangsurkan undangan dengan namamu dan namanya di sampul depan. Seperti sudah garis Tuhan, kita akan bertemu di pelaminan. *** Flash Fiction 100 kata

Prompt #71 Nirvana

Gambar
monday flash fiction “Mau ke mana?” Kamu tidak menjawab. Kamu terlalu fokus melihat jalan. Seakan peta yang tergambar dalam kepalamu sekejap hilang jika kau sempat mengalihkan perhatian. Bulir-bulir keringat menetes perlahan. Namun kau menolak berhenti atau sekedar meneguk minuman. Padahal tak ada yang mengejar. Tak ada yang mengikuti. “Mau ke mana?” teriakku. “Diam!” kamu membentak lebih keras. “Apa sih, marah-marah? Emang aku punya salah? Aku kan cuma tanya, kita mau ke mana. Kamu pikir aku barang, ga bisa bicara. Harus diam saja sampai tempat tujuan. Memangnya cuma kamu yang ada di mobil ini? Aku juga! Aku berhak tanya, karena aku kamu bawa.” “Aku dengar kamu udah tiga bulan ga kontrol.” “Kenapa jadi bahas aku? Jangan mengalihkan suasana, brengsek!” Ganti aku yang menatap fokus ke depan. Napasku naik turun karena terlalu marah. Bukan cuma orang yang punya darah tinggi yang kesulitan mengendalikan emosi. Semua yang penyakitan pun demikian. Sejak do...

Prompt #70 Wangi di Suatu Malam

Gambar
shutterstock.com Pucuk cemara sudah merunduk menyongsong malam. Yang menunggu penjemputan sudah meninggalkan pekarangan dengan puji syukur setinggi langit. Tinggal aku sendiri yang masih mencangkung di pojok sambil terus melotot ke pintu pagar, berharap kalau-kalau ada yang mendekat. Yang ada cuma angin senja, menerbangkan bau rerumputan bercampur debu, memperberat kecemasanku.