Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

Tangkap Maling

            “Gus, sudah ketangkap malingnya?”             Ramu yang baru saja datang langsung duduk di bangku panjang di sampingku. Seperti biasa, bila banyak hal yang sedang menumpuki pikiran, ia akan mulai menyulut rokok kretek dan mengangkat sebelah kaki ke atas bangku. Dengan pandangan menerawang ke langit-langit, ia nampak berpikir keras.             “Heran aku! Tiap malam ada ronda keliling kampung, masih saja kecolongan. Hebat betul malingnya! Bukan main, sudah 3 ekor sapi dan 2 motor bebek dia bawa lari. Gus, bagaimana ini? Bisa melarat nanti Pak Haji.”

Rocky dan Ramona

Gambar
http://www.shutterstock.com/pic-92832922 Aku menunggumu, di depan pintu . Jam tua besar di tengah ruangan berdentang dua belas kali. Ramona belum pulang. Sial sekali. Aku sangat mengantuk. Tapi ini sudah menjadi tradisi. Sesuatu yang selalu kulakoni. Menunggu Ramona pulang, lalu berbaring di sampingnya. Bergelung dalam selimut yang sama dengan yang menghangatkan tubuhnya. Ramona, gadis tercantik yang pernah kutemui, gadis yang telah kutemani selama sewindu.

Olivia [Bagian 9-Tamat]

Gambar
shutterstock.com             Mama menangkupkan kedua tangannya di pundak Olivia. "Sudah siap?" Olivia tersenyum. Keningnya sedikit berkerut. Matanya memandang ke arah kamar. Di kamar tidur di rumah Eyang, Olivia bisa melihat kamarnya yang telah dibersihkan. Tidak ada satu pun barang-barangnya yang tertinggal. Seluruh pakaian termasuk seragam sekolahnya telah masuk ke dalam kper. Begitu pula buku-buku pelajaran, boneka pemberian Mas Wahyu, bahkan foto-fotonya bersama Nanda. Kamar itu bukan miliknya lagi, bukan tempatnya lagi. Ia akan punya kamar baru, di rumah baru mama.             Kata orang, kebahagiaan itu pilihan. Kamu bisa merasa bahagia kalau kamu memilih demikian. Tapi kadang, kedua pilihan itu membahagiakan sekaligus menyesakkan. Kamu tidak bisa mengukurnya atau memutuskan mana yang lebih membuatmu senang. Tinggal dengan mama, atau tetap disini bersama Mas Wahyu. Kamu pasti memilih...

Sembilan Ribu Rupiah Itu Musibah!

Gambar
anugrahjuni.wordpress.com             Jumat, 5 Oktober 2012, saya dan seorang teman mencari makan siang di daerah sekitar kampus. Kami mendapat rekomendasi untuk makan di sebuah warung bakso yang katanya enak. Kami tidak ragu. Banyak pembeli yang datang dan pergi, baik makan di tempat maupun membeli untuk dibawa pulang.             Harga seporsi sembilan ribu rupiah. Namun ketika pesanan diantar, teman saya menelan ludah. Matanya tidak berkedip. Apa pasal? Kami memesan satu porsi mie yamin dengan bakso. Yang terhidang di depan kami bukan mie yamin yang manis enak itu. Tapi kwetiaw bercampur mie instan yang rasanya tidak manis pula. "Benar, kan, mbak pesan mie yamin?" kata si pelayan. Teman saya cuma mengangguk lemas.

Di Negeri Para Bedebah, Agungkanlah Para Nasabah

Gambar
kurniawangunadi.tumblr.com Judul               :           Negeri Para Bedebah Penulis             :           Tere Liye Tebal               :           440 halaman Cetakan           :           Kedua, September 2012 Penerbit           :           PT Gramedia Pustaka Utama             Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah. Kalimat tersebu...

Flashdisku Sayang Flashdisku (Ga) Malang

Gambar
nyolong dari pesankirim.com *ehem* Halo semua! Apa kabar? Ada yang lagi gulung-gulung di kasur kah karena ga ikut UWRF? Atau ada yang lagi garuk-garuk tanah? #freepukpuk Alhamdulillah banget, seswiti, saya juga kayak kalian. Saya belum bisa ikutan UWRF :D Kalo pake biaya sendiri kayaknya agal berat gitu ya soalnya uang lebaran kemarin kepake huahahahahha! Selama bulan September, saya merasa sangat bersalah pada blog ini. Berasa ga ada yang punya. Saya urus enggak, saya buka apalagi. Saya ga nyalahin tugas kampus (yeee namanya juga mahasiswi, ga ada tugas mah nganggur!). Saya juga ga nyalahin mood atau nafsu tidur yang muncul melulu. Ya pokoknya selama September saya hampir ngacangin ini blog. Tapi tetep sih nulis, walaupun disimpan di flashdisk.