Tas Buat Sri

redcarra.com

Sri menimang-nimang tas branded itu. Bentuknya cantik sekali. Terbuat dari kulit sintetis yang diemboss berwarna putih dengan aksen kulit sintetis bertekstur kulit ular. Berkali-kali dia menimang lalu menaruhnya kembali, lalu kembali mengambil dan menimangnya lagi. Pikirannya kacau.

Itu seminggu yang lalu, waktu Sri berpikir akan menghadiahi dirinya sendiri karena berhasil mendapat promosi di kantor. Tapi urung ia beli tas itu. Harganya masih terlalu mahal untuknya. Bulan depan tahun ajaran baru. Si bungsu akan masuk sekolah. Si sulung akan melanjutkan kuliah. Sebagai seorang single parent, kebutuhan kedua buah hatinya adalah yang utama.

Kalau Mas Ari masih hidup, dia pasti bilang aku berhak senang. Nanti dia yang belikan tas itu buat aku.

Tapi Sri tahu diri. Ia bukan lagi istri yang bisa dimanja-manja suami. Sekarang ia ibu sekaligus bapak bagi anak-anak. Ia pendamping sekaligus kepala bagi rumah tangga.

“Ibuuuu aku pulang.”

Sri menyeka air mata rindunya pada Mas Ari. Setelah bercermin sebentar dan melatih senyum termanisnya, ia menyambut si sulung yang baru datang.

“Gimana sekolahnya sayang?”

“Ijazahnya udah keluar, bu. Doakan ya bu biar aku lolos SNMPTN undangan. Jadi ga perlu ikut ujian tertulis.”

“Pasti, sayang. Eh, itu apa di tangan kamu?”

“Ibu inget ga aku minta izin ke ibu buat ngisi waktu libur buat bantu-bantu kerja di tempatnya Budhe Bita?”

“Inget.”

“Ini buat ibu. Aku inget ayah selalu ngasih ibu kejutan di hari ulang tahun pernikahan. Sekarang ibu aalah ibu sekaligus ayah buat aku sama adek. Jadi biar aku yang kasih hadiah buat ibu.”

Sri memeluk si sulung dengan erat. Matanya berkaca-kaca.