Tadi sore selepas menjalani sepanjang hari dengan kuliah dan praktikum, saya memutuskan untuk mampir ke Warung Sumur yang terletak di Jalan Manunggal, tak jauh dari bangunan SMA Negeri 5 Bogor. Warung Sumur alias Warung Susu Murni ini berdiri sejak kurang lebih satu tahun yang lalu. Pengelolanya adalah Kak Hari dan Kak Dita yang merupakan alumni dari Institut Pertanian Bogor. Kak Hari lulusan Program Keahlian Peternakan sementara Kak Dita lulusan fakultas Kehutanan. Karena baru pertama kali ke sana, akhirnya secara acak saya memilih dua menu yaitu Susu Murni Roast Coffee dan Susu Murni Choco Caramel.
Tak lama setelah
memesan, kedua minuman disajikan. Adik saya memilih Roast Coffee dingin yang
disajikan di gelas tinggi dengan es batu dan sekeping Oreo. Sementara milik
saya, Choco Caramel yang disajikan hangat-hangat suam kuku di gelas ukuran
sedang. Ketika pertama kalinya susu murni itu membasahi tenggorokan, saya
langsung terkesan. Rasanya enak. Ya, mungkin karena saya penyuka susu. Busanya
lembut. Meski menurut saya Choco Caramel ini lebih enak lagi kalau disajikan dengan
suhu yang sedikit lebih panas. Sementara adik saya merasa cocok dengan Roast
Coffee yang dingin.
Padahal cuma minum
susu, lho. Tapi perut saya kenyang sampai malam. Betul-betul asupan penuh gizi.
Manisnya pas. Namun menurut
saya, rasa amis susu murni pada Choco Caramel masih kentara sehingga akan
membuat mual bila porsinya melebihi takaran. Seandainya tadi sore saya punya
waktu lebih panjang, tentu akan sangat nyaman bisa bersantai di Warung Susu
Murni. Memang, kapasitas ruangan yang terbatas. Dengan tiga buah meja di dalam
dan dua buah meja di teras, warung ini sangat mini bila dibandingkan dengan
restoran Cimory, misalnya. Kedua pengelola Warung Susu Murni tak kehabisan
akal. Mereka menempatkan sebuah cermin besar di salah satu sisi ruangan
sehingga memberi efek meluaskan.
Tidak hanya susu,
Warung Susu Murni pun menyediakan makanan pendamping seminal nasi goreng, mie
instan, roti bakar, dan pisang goreng. Mungkin saya harus mencoba lain waktu. Hanya
saja saya sulit membayangkan manisnya Choco Caramel dengan nasi goreng atau mie
goreng. Bukan paduan rasa yang saya inginkan untuk coba.
Kisaran harga mulai
dari dua ribu lima ratus rupiah hingga sepuluh ribu rupiah bisa dibilang
menyejahterakan anak sekolah dan mahasiswa. Selain itu, konsep usaha warung
dengan sajian yang kreatif dan harga yang terjangkau benar-benar dibutuhkan
sebagai salah satu pilihan bagi remaja. Sehingga remaja tidak hanya dihadapkan
untuk membeli junk food. Apalagi bila melihat jumlah konsumsi susu cair rakyat
Indonesia yang masih rendah, tentu warung yang menjual susu cair beragam rasa
dengan harga murah akan sangat membantu.