Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Tiga Minggu di Kampus Baru

Apa ya? Asik sih. Kalo soal dikejar tugas itu biasa lah ya. Semua orang yang kuliah juga merasakannya. Teman-teman baru? Ah iya. Sebagai mahasiswa ekstensi alias lanjutan (dari D3 ke S1) gue seakan mahasiswa baru di usia yang ga muda. Gue masuk kuliah bareng anak-anak semester satu sementara faktanya gue semester tujuh. Gue main dan jalan bareng anak umur 17-18 tahun sementara minggu depan umur gue 21. Canggung sih ga cuma kerasa lucu aja. Meskipun gue lebih suka mereka manggil gue dengan nama singkat kayak "Linda" atau "Ersu", mereka malah manggil teteh atau kakak. Kadang mereka bercanda soal umur gue yang sebetulnya hal sepele. Karena beda umurnya kan cuma tiga tahunan. Kecuali gue umur 40, baru kerasa anehnya.

Prompt #62 Percakapan di Tembok Batu

Gambar
weheartit.com “Aku tidak suka kau bersedih.” Nathalie mengusap air mata di pipi Iris. Sementara Valeri menepuk-nepuk bahunya. Iris menatap kedua sahabatnya dengan penuh rasa terima kasih. Mereka berdua menuntunnya duduk di tembok batu. “Kau tidak akan bersedih lagi. Kami akan melindungimu,” ucap Nathalie dengan wajah bersungguh-sungguh.

#TipsMahasiswa Biar Gahoel

Gambar
Saya minta maaf karena belum konsisten menulis postingan bertema tips mahasiswa ini. Ternyata sambutannya lumayan juga. Banyak yang menghubungi saya secara personal mengenai tips mahasiswa. Ya, apalagi kalau bukan soal PKL. Bukan cuma adik kelas saya di kampus yang lama tapi juga berbagai kampus di Indonesia. Saya bersyukur dan senang sekali ternyata tulisan saya berguna :D Saya mau berbagi tips praktis supaya kita lebih gahoel. Sebagai mahasiswa, gahoel itu perlu lho. Mari kita samakan persepsi dulu apa arti gahoel. Gahoel di sini maksudnya up to date ya. Selalu tahu informasi terbaru. Jadi saya berharap kita yang masih muda-muda ini tidak cuma sibuk mainan gadget sambil nunduk. Tapi juga aktif dengan lingkungan sekitar. Tidak sekedar chat atau main social media. Maunya sih baca-baca berita juga.

Prompt #61 Jarak Dua Dunia

Gambar
carolina ratri Mati lebih mudah. Hidup lebih susah. Sudah berkali-kali aku mencoba bunuh diri. Tetap saja aku masih di sini. Sibuk dalam pikiranku sendiri yang sering berkelana pada masa-masa kau masih berada. Bahkan, pada masa kini, kau merupa menjadi beragam benda. Kadang menjadi sinar mentari yang menghangatkan dinding-dinding jiwaku ketika ia begitu sepi. Kadang pula kau hadir sebagai angin sejuk yang menarik-narik anak rambutku hingga berkibar.

Aku Tidak Bisa Berkata Apa-apa Lagi

Gambar
shutterstock.com Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi Tidak pada dedaun, bebatu, pasir, kerikil, angin, hujan, dan lain-lain Tidak juga padamu Apalagi pada hatiku Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi Seakan mulutku tak mengenal kata maupun frasa Seakan telingaku tak tercipta untuk mengenal suara Seakan aku lupa bagaimana caranya bicara Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi Tidak pada apapun atau siapapun Bahkan sekedar meniatkannya saja Sungguh sulit, sungguh rumit Karena sekarang aku tak mampu berkata-kata Aku hanya mengetik dan menceracau tanpa arah Tanpa makna Karena tak ada lawan bicara Oh ya, dunia memang hiruk pikuk dengan beragam manusia Tapi tak ada kau Kau Satu-satunya yang mendengarku Maka aku berhenti berkata-kata Sampai aku tahu lagi bagaimana harus bicara Tanpamu Bogor, 13 September 2014 Satu hari setelah berhenti Dan berkata tidak mau lagi