Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Pro Kontra RUU PKS: Pro Zina, Pro Aborsi, Hingga Pro LGBT

Gambar
sumber: goabroad.com Ada kekhawatiran yang terus menghantui saya di hari-hari sekarang. Bagaimana bila suatu saat nanti saya memiliki anak perempuan? Adakah jaminan hidupnya akan tentram? Akankah ia merasa aman berada di jalan? Saya tidak ingin dia merasakan beratnya hidup sebagai warga negara kelas dua yang ditimpakan kesalahan sedemikian rupa hingga terus dicap sebagai pendosa. Saya tidak ingin putri saya kelak harus disalahkan atas bajunya atau bentuk fisiknya (yang padahal anugrah dari Tuhannya). Dia tidak harus melalui jalan yang saya lalui. Dia tidak harus bersusah hati. Solusi dari persoalan pelik ini adalah pengesahan Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual yang dicaci, dibenci, dan dilabeli sebagai undang-undang tidak Islami. Dianggap membenarkan perzinahan, aborsi, dan mendukung LGBT. Kadang saya bertanya-tanya dalam hati, Tuhan, mengapa saya lahirnya di Indonesia?

Pengalaman Pertama Wawancara Kerja

Gambar
wawancara kerja (youthmanual.com) Gambaran saya mengenai wawancara kerja kira-kira seperti gambar ini. Menggunakan baju formal, diwawancara secara formal, dan berada di dalam ruang kerja. Saya sering bertanya kepada teman-teman bagaimana proses mereka hingga mendapatkan suatu pekerjaan. Saya pikir, saya juga akan mengalami hal yang sama. Saya sangat gugup.  Ternyata saya diwawancara di restoran. Itu daerah elit, atau mungkin tidak begitu elit, tapi kira-kira tidak membumi seperti kantong saya. Hal pertama yang saya lakukan begitu diberi tahu lokasi restorannya adalah membuka Zomato. Setelah melihat review harga, hal berikutnya yang saya lakukan adalah bertekad untuk tidak membeli apapun kecuali minuman. Saya bingung memikirkan pakaian apa yang cocok dikenakan. Bagaimana agar tidak terlihat salah kostum? Ini semua serba pertama bagi saya. Saya sampai susah tidur dan merasa berdebar berhari-hari.

Masa Depan di Tangan Perempuan

Gambar
media.services.cinergy.ch imdb.com Bird Box maupun A Quiet Place memiliki beberapa kesamaan. Pertama, kita bisa lihat dari posternya. Kedua film ini sama-sama memposisikan tokoh perempuan sebagai sang hero. Tokoh yang dimaksud sama-sama seorang ibu dan sama-sama memperjuangkan hidup anak-anaknya. Terasa familiar sekaligus sebuah kebetulan yang menarik, bukan? Tapi tentu saja ini bukan kebetulan belaka. Dunia yang tengah menggaungkan kesetaraan gender di berbagai lini tentu ikut memengaruhi dunia seni. Para sineas berbondong-bondong menciptakan karya seni yang menonjolkan kiprah perempuan. Perempuan tidak lagi digambarkan lemah, perlu perlindungan, atau selalu mengharapkan bantuan. Perempuan di layar lebar justru menjadi sosok yang tangguh; sosok yang menjadi model pemberdayaan diri sesamanya.

Mendobrak Konsep Cantik Melalui My Id is Gangnam Beauty

Gambar
viu.com Salah satu stereotip yang dilekatkan masyarakat terhadap Korea Selatan adalah plastik. Korea Selatan memang dikenal sebagai negara yang penduduknya familiar dengan operasi plastik sebagai salah satu prosedur mempercantik diri dan sudah dapat diterima oleh berbagai kalangan. Sayangnya hal ini masih menjadi perdebatan dengan embel-embel bahwa hasil operasi plastik dianggap melanggar kodrat dan tidak sesuai dengan konsep cantik dari lahir. Padahal seharusnya prosedur operasi plastik yang dilakukan seseorang tidak menjadi perdebatan karena itu adalah pilihan individu yang tidak menyakiti orang lain. Itulah yang dicoba dilakukan oleh My Id is Gangnam Beauty. Drama yang diadaptasi dari Webtoon ini mengangkat topik mengenai perdebatan masyarakat mengenai cantik natural versus cantik buatan. Kedua istilah ini sebenarnya tidak pantas digunakan karena tentu saja kita tidak memiliki andil terhadap tubuh orang lain, bukan?

Komedi Sekaligus Misteri Ala Terius Behind Me

Gambar
layar.id So Ji Sub kembali tampil di layar kaca dengan karya menarik lainnya melalui Terius Behind Me. Aktor berusia kepala empat yang pesonanya tak pudar oleh waktu ini berperan sebagai seorang agen rahasia bernama Terius alias Wang Jeong Nam alias Kim Bon. Kali ini ia dipasangkan dengan Jung In Sun yang namanya meroket sejak membintangi Laughter in Waikiki.  Awalnya saya tidak memiliki ekspektasi terhadap akting Jung In Sun. Ketika membintangi Laughter in Waikiki, ia memerankan karakter ibu tunggal yang ceroboh dan polos. Saya sempat beranggapan bahwa peran Jung In Sun di Terius Behind Me tidak akan berbeda jauh dengan perannya di Laughter in Waikiki. Ternyata pendapat saya salah besar! Di sini ia memang berperan sebagai ibu tunggal. Tetapi karakternya adalah perempuan serba bisa yang bahkan bisa mengecoh agen rahasia dan mampu membongkar kedok mata-mata.