Postingan

W!N-Ini Dia Celoteh Saya Tentang J50K

Gambar
kampungfiksi.com Anda lihat badge besar yang terpampang di atas, dengan latar warna hitam dan gambar bunglon dan tulisan W!N ? Yap! Itu dia! Akhirnya setelah 31 hari saya berjuang, mempertaruhkan mata dan jari-jari tangan serta otak yang seperti dipaksa berkreasi hingga titik darah penghabisan. Berakhirlah bulan Januari dan sesuai harapan. Saya berhak memasang badge ini di blog, horeeeeeee! * hujan confetti *

Generasi Muda, Eksislah!

Gambar
duniaaxis.co.id Lomba Menulis Blog Axis Tema : Eksis dengan Internet Sebagai anak muda yang mengaku gaul dan tidak ketinggalan zaman, tentu kamu telah memanfaatkan bahkan menjadikan internet sebagai bagian dari kehidupanmu sehari-hari. Tak heran, internet menjadi salah satu kebutuhan bagi generasi muda. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Coba ingat, apa saja yang pernah kamu dapatkan dari internet? Dewasa ini, internet telah menjadi jembatan informasi maupun komunikasi yang hampir tiada tandingannya. Internet memenuhi berbagai kebutuhanmu; baik berupa ilmu, berita teraktual hingga kebutuhanmu akan eksistensi.

Chang, Pejuang Tanah Timur-50K

Gambar
Baiklah teman-teman semua, saya persembahkan screenshoot bahwa Chang Pejuang Tanah Timur pas berhenti pada angka 50.000 kata lho! Sebenarnya, naskah ini jauh dari selesai. Selain editing yang belum dimulai, kisahnya pun masih panjang. Bahkan belum menyentuh konflik utama, huehehhehehe :D Nantinya, bagi anda semua yang suka membaca Chang (sebelum akhirnya saya cuma menampilkan screenshoot) harus bersabar. Beberapa tokoh akan diubah, beberapa latar akan dijabarkan lebih detail, beberapa bagian ditambah dan beberapa konflik dihapus. Jika nantinya chang benar-benar selesai, jangan salahkan bila isinya jauh berbeda dari yang pernah saya tulis yaaa. Sebetulnya, semakin mendekati akhir, saya makin gamang. Selain benar-benar keluar dari alur utama kisah, Chang juga masih kurang gereget. Pergolakan batinnya masih gitu-gitu-aja .

Zaman yang Sepi

           Ada saat di mana kau merasa betul-betul sepi. Entah dunia macam apa yang kau tinggali. Padahal, katanya, penduduk bumi melonjak. Membuat dunia penuh sesak. Membuat nestapa akibat kebutuhan lahan yang semakin meningkat. Sementara lahan adalah tetap. Bumi tidak meluas atau membesar. Manusianyalah yang jumlahnya berlipat. Maka sungguh aneh dan kontradiktif rasa kesepianmu. Sementara di kanan kirimu orang-orang berkicau. Di depan belakangmu orang-orang menampilkan senyum dalam bentuk titik dua dan tutup kurung. Lalu di atas bawahmu orang-orang berbagi mulai dari acara buka mata di pagi hari hingga terlelap kembali.             Dua titik menggantung di bawah pipi. Bahkan tanpa kau sadari. Sembari mengelap cepat-cepat. Takut terlambat dan dilihat orang. Kukatakan baik-baik, dengarlah. Bila perlu, kuulang sampai kau tahu. Pahamilah. Begini cara kerja hidup modern. Tak perlu sosok atau kesejatia...

[Screenshoot] Chang, Pejuang Tanah Timur-Bagian 20

Gambar
Ini bagian kedua puluh dan saya telah menempuh perjalanan sejauh 35.000 kata. Saya harap kurang dari sepuluh hari ke depan berhasil menyelesaikan naskah ini. Di bagian ini, Chang telah bertemu dengan Dcoff, kawan lamanya di pulau Hallendoirf. Chang dan Dcoff berlayar bersama armada kapal perangnya dan menuju ibukota Kerajaan Timur untuk merebut tahta dari Perdana Menteri Liem. Sementara itu, dalam bencana alam di tengah peperangan antara penduduk perbatasan dan Kerajaan Selatan, terjadi kehancuran yang menyakitkan. Hanya dua orang yang selamat dalam bencana ini yaitu Rim dan Elepta. Keadaan Elepta sangat terguncang dengan kenyataan yang ia hadapi. Sementara Rim terluka parah dan kesulitan bergerak. Semangat untuk rekan-rekan nekaders! Ayo lanjutkan perjuangan anda! 

Senyum Untukmu Yang Lucu

"Wah, burungnya terbang, mbak cantik! Burungnya terbang!" Aku ―yang dia panggil mbak cantik ―ikut tersenyum sambil melihat burung kecil yang terbang di langit. Burung itu, burung merpati peliharaannya. Ia memutuskan melepas burung merpati itu di hari ulang tahunnya. "Ini kado ulang tahunku buat dia, mbak, biar dia bebas!" ucapnya penuh semangat. Aku mengangguk-ngangguk sambil terus mempertahankan senyum yang di wajah. "Mbak cantik suka pelihara burung juga?" Aku menggeleng. Ia terus berceloteh. "Padahal burung itu teman yang baik lho, mbak. Aku suka curhat sama burung merpatiku. Oh ya mbak cantik, ayah janji mau belikan aku burung perkutut."

Menyelesaikan Naskah J50K Itu Perjuangan Pemirsaaaa

Ada beberapa kesalahan fatal yang saya lakukan ketika menciptakan naskah "Chang, Pejuang Tanah Timur" (selanjutnya disingkat CPTT) yang membuat penulisan naskah menjadi terhambat. Pertama, saya tidak punya rencana mau dibawa kemana cerita ini. Saya memang telah membuat sinopsisnya dan ketika membaca ulang, saya terkejut. Sebetulnya sinopsis ini akan mengarah pada kisah macam apa? Karena setelah menulis beberapa bagian awal naskah, saya mulai kebingungan. Dalam sinopsis saya menyebutkan kepribadian Chang sesuai dengan judul naskah bahwa ia pejuang tangguh dan memiliki tanggung jawab meneruskan kepemimpinan kakeknya. Namun setelah saya telusuri, naskah saya justru menampilkan konflik batin dalam diri Chang yang kekanakan dan lari dari tanggung jawab. Konyolnya lagi, konflik batin yang pada mulanya saya rencanakan akan menggambarkan perkembangan kepribadiaanya menjadi lebih dewasa dan memiliki jiwa pejuang sesungguhnya pun kacau.

[Screenshoot&Cuplikan] Chang, Pejuang Tanah Timur-Bagian 19

Gambar
Sedikit cuplikan dari bagian ini akan saya tunjukkan.Hati-hati kalau makin penasaran ya ^_^ Aku mencoba menyapu kakinya. Ia berkelit dan menyasar punggungku. Terkamannya cepat dan hampir akurat. Aku mengelak dan menyorongkan trisulaku pada wajahnya. Ia melengkungkan tubuhnya ke belakang. Tanpa kuduga, ia menendang dengan keras. Sangat keras hingga tubuhku melayang dan aku terpental menghantam pintu ruang kendali kapal. Aku terhenyak di tempat. Rasa malu dan iri membuncah, mengusik kesadaranku. Jangan membuat malu Dcoff, Chang! Kau telah ia latih secara pribadi! Aku bangkit dan mecoba melawan. Kali ini aku tak mau banyak berpikir. Aku terus menyerang dengan cepat hingga suatu waktu, trisulaku berhasil mengait tombaknya dan memuntir lengannya. Tak kusangka kekuatan tubuhnya begitu besar. Ia melompat di udara dan jatuh tepat di atas tubuhku. Kedudukan menjadi semakin buruk karena aku tak bisa bergerak di bawah tubuh berototnya. Tersengak-sengal, aku mecoba melawan dan menjepit leher...

[Screenhoot] Chang, Pejuang Tanah Timur-Bagian 19

Gambar
Sebetulnya malu, tapi harus bilang, baru mencapai 29.300 kata :( tetap semangat! Ayo selesaikan naskah #j50k -mu!

Aku Benci Kamu Hari Ini

Aku benci kamu hari ini! Seruku dalam hati. Karena kamu memaksaku tersenyum dan teringat terus tingkah lakumu. Sungguh, ini betul-betul benci yang teramat besar. Kenapa kamu begini? Kamu tak perlu melakukannya. Cukup. Apa motifmu, membuatku senang setengah mati dan memikirkanmu sepanjang hari? Apa niatmu hingga kau buat aku menelaah kembali bahwa bersamamu itu pasti, nyata, dan harus. Jika ditelisik lebih jauh, kamu jarang bersikap baik. Kamu tak suka bermanis-manis. Kamu menggambarkan ke-akukamu-anmu dengan jelas sehingga aku sadar, denganmu hanya menjadi aku-kamu. Bukan kita. Sehingga aku lupa, kamu juga manusia. Kamu bisa mencinta. Maka, sewaktu-waktu hati kamu luluh tanpa kutahu dan kamu mulai menelusupi benakmu dengan gambarku. Pasti. Seperti sekarang. Kenapa aku membencimu? Karena setelah sekian lama aku mencinta, tiba-tiba kamu membalasnya membabi buta. Kamu ungkapkan semua, kamu tunjukkan yang ada. Bahwa kamu mau, ada ke-kita-an di antara aku dan kamu. Inilah kita.

[Screenshoot] Chang, Pejuang Tanah Timur-Bagian 18

Gambar
Kenapa lambat? Ternyata ada saja hambatan dalam menyelesaikan naskah ini :(

[Screenshoot] Chang, Pejuang Tanah Timur-Bagian 17

Gambar
Ini screenshoot Chang, Pejuang Tanah Timur Bagian 17. Total sudah 25.000 kata. Nanti dilanjut lagi ya, maaf belum bisa posting.

Sepucuk Surat (Bukan) Dariku

Kuselipkan dengan hati-hati, tak lupa kubiarkan polesan lipstikku menempel di sana, di sudut kirinya.Surat pendek, berisi pesan agar kau jaga diri dan sampi di tujuan dengan selamat. Kupanjatkan setumpuk doa sepanjang hari semoga Tuhan menjagamu nanti. Kupintakan beragam hal pula. Supaya kau sukses di rantau dan segera pulang. Tapi, surat itu bukan dariku. Itu surat perempuan yang tengah duduk semeja denganku. Ia bilang kau akan meninggalkan kampung ini dan mencari kerja nun jauh di ibukota. Katanya lagi dengan bangga, kau berjanji melamarnya segera, setelah kalian bisa membangun rumah sederhana dan membeli mobil tua. ah, iri aku dibuatnya. Kerling matanya, senyum cerianya, penantian panjangnya. Kenapa dia yang menantimu pulang? Aku juga bisa! Kuputuskan tanpa basa-basi. Kulihat menyelipkan surat untukmu, di saku bajumu yang tergantung rapi. Tapi pasti kuganti dengan namaku tertera di sana, dengan sepenuh cinta, dan kecup manis menggigit yang centil. Ya, ketika kau pulang, kau h...

Mbak Dee, Aku Cinta Filosofi Kopi-mu!

“ Untuk Blog Contest Mizan.com ”             Apa kabar mbak Dee?             Rasanya senang sekali saya bisa menulis surat untuk Mbak Dee. Saya salah satu pengagum novel Mbak Dee yang berjudul Filosofi kopi. Pertama kali saya berkesempatan membacanya itu setahun yang lalu, waktu saya kelas 3 SMA. Itupun dipinjamkan teman. Saya penasaran karena sering mendengar orang membicarakan novel ini. Apalagi bawa-bawa kopi. Sebagai seorang penyuka kopi--walau pengetahuan saya soal kopi terbatas--saya tertarik dengan sesuatu yang berbau kopi. Sesedap sesapan secangkir kopikah novel nya? Seharum aroma kopikah ketika larut membacanya? Semua pertanyaan ini berkumpul dalam kepala.           Lalu saya membuka halaman pertama. Saya terjebak dalam kumpulan kata-kata! Saya terpana bagaimana Mbak Dee menulis begitu ringan da menyenangkan. Ya, kadang keti...

Ada Dia di Matamu

Ada dia di matamu. Selalu bergumam lucu. Bergelung nyaman. Meraih dan melingkupi dunia kecil, dunia miliknya sendiri. Ada dia di matamu. Dia yang teguh berdiri. Dia yang punya pendapat sendiri. Bukan seperti aku atau kamu atau mereka. Karena dia adalah dia. Seorang yang takkan runtuh apalagi limbung. Meski seribu bencana mencoba melumpuhkan. Coba lihat! Caranya melempar pandang yang agak sendu tapi kuat nan teduh. Tak henti-henti memancarkan senyum dan ketenangan walau bibirnya tetap diam. Pernahkah kau mendengar keluh kesahnya? Percayalah, hal itu bukanlah bagian dari kepribadiannya! "Kenapa kau tidak mengerti aku, bu? Bukankah kau bilang tiap orang itu unik karena berbeda? Mengapa kau  tidak membiarkan aku menjadi diriku, bu? Sementara kau bisa memahami orang lain dengan karakteristik mereka. Tidakkah kau pahami lukaku, bu?" Itulah sepotong percakapan yang kudengar antara kau dan ibumu. Kau mengiba, mencari celah meloloskan kebekukan hatinya. Agar ia mau melirik barang s...

Chang, Pejuang Tanah Timur-Bagian 16

Chang             Bahkan aku sudah terlanjur merasa putus asa dan tak yakin akan kembalinya aku. Tak perlu aku pulang pada kaumku. Karena mereka tidak butuh. Mereka tidak perlu. Aku hanya membawa nista, kecewa, dan aib. Aku mencelakakan hati mereka dengan cara melarikan diri. Kuhindari tanggung jawabku sebagai tumpuan orang. Kuhancurkan harapan mereka. Kubunuh impian mereka. Perang ini takkan usai hanya dengan kepulanganku.             Aku termangu seorang diri di dalam kamar. Sudah hampir seminggu sejak aku ditemukan di laut oleh Dcoff. Dengan rajin ia melatihku menggunakan beragam senjata, mempelajari teknik dengan beragam tingkat kesulitan. Mulai dari menyerang hingga bertahan. Ia juga menjelaskan secara rinci gerakan-gerakan tertentu yang sekiranya rumit bagiku tapi penting di matanya untuk kukuasai. Ia menyisipkan pula pengalamannya dan pengalamn orang lain yang ketika terj...

Chang, Pejuang Tanah Timur-15

Rim             Ini pertanda maut semakin dekat. Debar jantung yang meloncat dan kejang otot perut yang berputar-putar seakan siap mengeluarkan sesuatu. Seandainya aku memiliki cermin, aku penasaran dengan wajah seorang lelaki muda yang tengah menghadapi maut. Tubuhku mengejang. Perban dari Sarkaw tidak bekerja. Parah. Penglihatanku gelap terang. Kugulingkan tubuh. Hening. Aku tidak dapat mendengar suara-suara tapal kaki kuda. Apa aku akan segera mati? Seperti apa rasanya ajalku dicabut? Tubuhku bergelung, siap kembali ke haribaan Sang Pencipta. Entah dewa mana yang harus kupuja puji saat ini.             Rasa dingin mulai menjalar. Keringat membasahi seluruh tubuh. Telapak tangan, telapak kaki, kulit kepala, tengkuk, kening, pelipis, leher, dada, perut, selangkangan, betis, perlahan basah. Nafasku melemah. Aku tak menghindari takdir, bisikku. Aku tak mau melawan kehendak alam. ...

Jadilah Milikku! Mau?

"Niki!" teriak Shoji. Namun Niki tidak mau menoleh. Ia justru mempercepat langkahnya. Shoji tidak kurang akal. Ia berhenti mengejar Niki lalu masuk ke dalam sebuah toko. Sementara Niki sadar bahwa Shoji tidak lagi mengejarnya. Ia berbalik. "Kok aku sendirian?" bisiknya malu. Niki seegra mencari Shoji. Keterlaluan! Kenapa dia meninggalkanku? Dia tidak mengerti ya kalau aku hanya merajuk? Ah, ini tidak lucu! Niki memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri. Namun ia tidak menemukan Shoji. Sementara Shoji sibuk memilih sesuatu di dalam sebuah toko. "Ini saja mbak," ujarnya. Niki terduduk lemas di sebuah resto. Pandangannya bergulir pada wajah setiap lelaki yang lewat. Ah, kemana Shoji, apa ia betul-betul marah padaku, gumamnya. Ia takut Shoji menganggapnya kekanakan karena sering ngambek . Akhirnya ia memesan makan siang. Coba saja kutelpon Shoji dan minta maaf, pasti dia kembali kemari dan menjemputku pulang, ujarnya dalam hati. Sementara itu, Shoji telah meli...

Aku Maunya Kamu, Titik!

"Mau yang mana sayang?" tanya ibu padaku. Aku memiringkan kepala sedikit. Yang mana ya? Harus yang belum pernah kupunya. Sesuatu yang memenuhi kriteria yang telah kutetapkan. Tapi aku menggeleng. Tidak, yang kuinginkan tidak ada di sini. Aku memberi isyarat penolakan pada ibu. "Loh, kenapa?" tanya ibu lembut sembari mengecup ubun-ubunku dan mengelus pundakku. Aku menarik tangannya. Entah mengapa, di sana tadi tidak menarik hatiku. Aku lelah telah berkeliling seharian. Namun ibuku tetap penuh semangat menemani. Ia memang perempuan tangguh! Tak peduli hari berhujan seperti ini yang dinginnya menembus kulit dan menyakiti tulang belulang. Walau lebih baik baginya bergelung dala selimut dan menanti ayah pulang. Kalaupun ia mau, ia bisa meminta Mbok Nur atau Kang Dadi mengantarku pergi. Begitulah seorang ibu. Ia ingin langsung turut campur pada perkara buah hatinya.

Di Balik Dapur "Chang, Pejuang Tanah Timur"-4

Dicekam panik itu ketika kamu melihat kalender dan merasa dikhianati tanggal. Kamu belum menuntaskan #J50K bahkan--kabar buruknya--perjalananmu melambat. Ya ampun! Bagaimana kelanjutan naskah ini? Ada yang menggapai 30.000 kata ya? *syok* Selain tingginya godaan untuk berlama-lama menyelesaikan naskah, hal lain adalah sakit. Liburan kok sakit? Huheheuehuehehe memang tidak asik ya? Tenang, hari ini sudah sembuh dan kembali giat kok! Tentang bagian 13 dan 14 dimohon maklum kalau terlalu panjang. Demi ngebut, setiap posting sekarang minimal 2000 kata. Sehari 2000 kata juga sudah ngos-ngosan rupanya. Aduh, mana kekuatan dari hari pertama? Mana? Manaaaaa? *pingsan*