Postingan

Tangkap Maling

            “Gus, sudah ketangkap malingnya?”             Ramu yang baru saja datang langsung duduk di bangku panjang di sampingku. Seperti biasa, bila banyak hal yang sedang menumpuki pikiran, ia akan mulai menyulut rokok kretek dan mengangkat sebelah kaki ke atas bangku. Dengan pandangan menerawang ke langit-langit, ia nampak berpikir keras.             “Heran aku! Tiap malam ada ronda keliling kampung, masih saja kecolongan. Hebat betul malingnya! Bukan main, sudah 3 ekor sapi dan 2 motor bebek dia bawa lari. Gus, bagaimana ini? Bisa melarat nanti Pak Haji.”

Rocky dan Ramona

Gambar
http://www.shutterstock.com/pic-92832922 Aku menunggumu, di depan pintu . Jam tua besar di tengah ruangan berdentang dua belas kali. Ramona belum pulang. Sial sekali. Aku sangat mengantuk. Tapi ini sudah menjadi tradisi. Sesuatu yang selalu kulakoni. Menunggu Ramona pulang, lalu berbaring di sampingnya. Bergelung dalam selimut yang sama dengan yang menghangatkan tubuhnya. Ramona, gadis tercantik yang pernah kutemui, gadis yang telah kutemani selama sewindu.

Olivia [Bagian 9-Tamat]

Gambar
shutterstock.com             Mama menangkupkan kedua tangannya di pundak Olivia. "Sudah siap?" Olivia tersenyum. Keningnya sedikit berkerut. Matanya memandang ke arah kamar. Di kamar tidur di rumah Eyang, Olivia bisa melihat kamarnya yang telah dibersihkan. Tidak ada satu pun barang-barangnya yang tertinggal. Seluruh pakaian termasuk seragam sekolahnya telah masuk ke dalam kper. Begitu pula buku-buku pelajaran, boneka pemberian Mas Wahyu, bahkan foto-fotonya bersama Nanda. Kamar itu bukan miliknya lagi, bukan tempatnya lagi. Ia akan punya kamar baru, di rumah baru mama.             Kata orang, kebahagiaan itu pilihan. Kamu bisa merasa bahagia kalau kamu memilih demikian. Tapi kadang, kedua pilihan itu membahagiakan sekaligus menyesakkan. Kamu tidak bisa mengukurnya atau memutuskan mana yang lebih membuatmu senang. Tinggal dengan mama, atau tetap disini bersama Mas Wahyu. Kamu pasti memilih...

Sembilan Ribu Rupiah Itu Musibah!

Gambar
anugrahjuni.wordpress.com             Jumat, 5 Oktober 2012, saya dan seorang teman mencari makan siang di daerah sekitar kampus. Kami mendapat rekomendasi untuk makan di sebuah warung bakso yang katanya enak. Kami tidak ragu. Banyak pembeli yang datang dan pergi, baik makan di tempat maupun membeli untuk dibawa pulang.             Harga seporsi sembilan ribu rupiah. Namun ketika pesanan diantar, teman saya menelan ludah. Matanya tidak berkedip. Apa pasal? Kami memesan satu porsi mie yamin dengan bakso. Yang terhidang di depan kami bukan mie yamin yang manis enak itu. Tapi kwetiaw bercampur mie instan yang rasanya tidak manis pula. "Benar, kan, mbak pesan mie yamin?" kata si pelayan. Teman saya cuma mengangguk lemas.

Di Negeri Para Bedebah, Agungkanlah Para Nasabah

Gambar
kurniawangunadi.tumblr.com Judul               :           Negeri Para Bedebah Penulis             :           Tere Liye Tebal               :           440 halaman Cetakan           :           Kedua, September 2012 Penerbit           :           PT Gramedia Pustaka Utama             Di negeri para bedebah, musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah. Kalimat tersebu...

Flashdisku Sayang Flashdisku (Ga) Malang

Gambar
nyolong dari pesankirim.com *ehem* Halo semua! Apa kabar? Ada yang lagi gulung-gulung di kasur kah karena ga ikut UWRF? Atau ada yang lagi garuk-garuk tanah? #freepukpuk Alhamdulillah banget, seswiti, saya juga kayak kalian. Saya belum bisa ikutan UWRF :D Kalo pake biaya sendiri kayaknya agal berat gitu ya soalnya uang lebaran kemarin kepake huahahahahha! Selama bulan September, saya merasa sangat bersalah pada blog ini. Berasa ga ada yang punya. Saya urus enggak, saya buka apalagi. Saya ga nyalahin tugas kampus (yeee namanya juga mahasiswi, ga ada tugas mah nganggur!). Saya juga ga nyalahin mood atau nafsu tidur yang muncul melulu. Ya pokoknya selama September saya hampir ngacangin ini blog. Tapi tetep sih nulis, walaupun disimpan di flashdisk.

The Hungar Games, Membunuh atau Dibunuh

Gambar
http://www.gramediapustakautama.com/buku-detail/82746/The-Hunger-Games Judul               :           The Hunger Games Penulis             :           Suzanne Collins Alih Bahasa     :           Hetih Rusli Tebal               :           408 halaman Penerbit           :           Gramedia Pustaka Utama             Pasti seru kalau sebuah negara membuat permainan yang melibatkan remaja-remaja dari seluru...

Ketika Ponsel Menciptakan Neraka

Gambar
http://www.kemudian.com/node/204155 Judul               :           Cell Penulis             :           Stephen King Alih Bahasa     :           Esti Ayu Budihabsari Tebal               :           568 halaman Cetakan ke      :           Pertama, Juli 2008 Penerbit           :           Gramedia Pustaka Utama             Bahk...

Sedikit Cerita tentang MPKMB 49

Gambar
MPKMB 49 Program Diploma IPB             Tanggal 30 dan 31 Agustus 2012 menjadi waktu yang tak terlupakan bagi mahasiswa mahasiswi program Diploma IPB angkatan 49. Sekitar 2500 mahasiswa dari berbagai daerah di seluruh Indonesia mengikuti kegiatan Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru. Sebuah kegiatan yang bisa dikenal sebagai masa orientasi.             Kegiatan Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru―selanjutnya disebut MPKMB―dimulai pelaksanaannya di lapangan Kampus Pascasarjana Baranangsiang. Gelombang kedatangan para mahasiswa telah dimulai sejak pukul 3.30 pagi. Para mahasiswa baru yang terdiri dari 18 program keahlian berbaris secara berkelompok bersama panitia divisi penanggung jawab program keahlian (pjpk). Kemudian seluruh peserta MPKMB berjalan menuju IPB International Covention Center (IICC) yang menyatu dengan lokasi Mall Botani Square. Ruangan berkapasitas 3000 orang ini menjadi tempat digelarnya...

Undangan untuk Ibu

Gambar
http://gocengblog.blogspot.com/2011/09/kumpulan-contoh-undangan-pernikahan.html             Kudengan Leni akan segera menikah. "Benarkah itu Leni?" Yang ditanya hanya mengangguk tanpa mengangkat muka yang tenggelam dalam kesibukan membaca buku. "Dengan siapa, Leni?" Ia menjawab acuh tak acuh, "Dengan seseorang pilihan ibuku." Bahagiakah kamu, gumamku dalam hati. "Jangan khawatirkan aku," tiba-tiba ia bersuara lagi setelah lama kami dicekam hening. "Aku tidak peduli. Menikah ya, menikah saja. Tidak rugi kan? Toh aku cukup umur. Calon suamiku juga dari keluarga baik-baik."             Bukan begitu, Leni. Masalahnya, aku berharap bisa menikahimu.             "Kau datang kan kalau aku menikah?" Aku tidah butuh diundang. Aku butuh menyiapkan mental. "Tentu, Leni." "Ya sudah, pergi sana. Jangan ganggu. Buku ini seru," ia mengacungkan buk...

[Katanya Sih] Tidak Ada yang Sia-Sia Di Salemba

            "Mbak, dulu waktu nerbitin buku pake akta notaris?"             "Ga tuh."             "Tapi di website perpusnas, disuruh pake akta."             "Ah, gapapa kok. Dulu saya ke sana gampang. Ga pake kata notaris segala. Cuma kudu punya stempel penerbitan. Bikinnya kira-kira 60 ribu."             Kira-kira inilah percakapan saya dengan seorang mbak penulis yang jadi tempat saya bertanya tentang ISBN. Awalnya saya bingung. Urus ISBN bisa tanya ke siapa? Banyak pertanyaan yang menggumpal di kepala. Googling pun tidak puas rasanya. Namun setelah bertanya ke mbak penulis tadi, saya jadi tenang. Toh dia sudah menerbitkan kumcer dengan ISBN hasil usaha sendiri ke Salemba. Di blog lain saya juga pernah membaca, katanya ur...

Hal Terbaik yang Bisa Kamu Miliki: Teman

Gambar
            Teman adalah nasib yang kamu pilih. Keluarga adalah takdir yang kamu punya.             Tanpa teman, saya yakin hidup akan sangat sepi. Apalagi saya bergantung pada teman-teman saya. Sejak kecil saya hidup berpindah-pindah sehingga pertemanan yang pernah saya rasakan biasanya terpisah jarak. Namun setelah menetap di Bogor, saya masih terhubung dengan teman-teman lama akibat kecanggihan teknologi. Meski mereka jauh berada di kota lain atau pulau lain. Meski mereka tidak bisa saya temui setiap hari.             Saya orang yang terbiasa curhat. Tanpa curhat, akan lebih sulit menghadapi sesuatu. Apalagi saya termasuk orang yang moody . Dan saya tidak menolak untuk menjadi pendengar.             Mereka yang terbaik yang saya punya....

Masuk TV

Gambar
techpp.com             "Saya masuk TV!" kata Pak Budi dengan girang. Pak Budi adalah salah satu tetangga saya di kampung halaman. Waktu perayaan lebaran besar-besaran tempo hari, salah satu stasiun televisi meliput langusng di kampung kami. Dan Pak Budi kebagian jatah masuk tv. Ia diwawancara atas perannya sebagai ketua panitia pelaksanaan perayaan lebaran.             Lebaran di kampung kami dirayakan dengan festival. Bukan cuma ketupat atau opor yang disediakan. Pokoknya sudah menjadi kebiasaan turun temurun yang tak pernah terlewat satu tahun pun. Kebetulan beberapa generasi keluarga Pak Budi selalu menjadi panitia. Dari buyutnya, kakeknya, bapaknya, sampai Pak Budi sendiri.             Pak Budi itu senang masuk tv.

MPKMB Sebentar Lagi!

Gambar
visijobs.com      Untuk anda yang belum tahu, MPKMB singkatan dari Masa Perkenalan Kampus Mahasiswa Baru. Masa transisi dari seorang anak SMA/MA/SMK memasuki dunia perkuliahan. Masa seseorang benar-benar lepas dari seragam putih abu dan memasuki dunia baru yang lebih membebaninya dengan tanggung jawab. Panitia MPKMB dianggap sebagai kelompok penyambut di gerbang masa peralihan itu. Salah satu panitia itu adalah saya.

Siklus

Gambar
Siklus adalah sebuah antologi berisi cerpen-cerpen yang ditulis oleh lima orang mahasiswa Diploma IPB jurusan Komunikasi. Setiap bab dalam antologi ini memuat tiga hingga lima buah cerpen yang dilambangkan dengan musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Setiap musim memiliki kisahnya tersendiri dan menjadi rangakaian puisi. s egera terbit! Erlinda Sukmasari Wasito Kamu akan mulai dengan sebuah pertemuan | Dimana benih-benih jatuh ke dalam lubang | Lalu kamu tenggelam dalam pendekatan | Seperti benih-benih yang tumbuh dan berkembang | Lantas kamu terjebak dalam gelombang―menggelinjang dan bertumbukan | Serupa terik mentari yang membantu tetumbuhan mengolah sari makanan | Kemudian kamu belajar mengenal kepahitan | Semacam tercerabutnya akar-akar dari asal | Namun perjalananmu masih panjang | Waktu kamu mulai menuju keabadian

Mau Ganti Template Jadi Kayak Majalah?

Gambar
milik pribadi "Gimana sih cara ganti template blog?" "Buka aja dashboard." "Waduh, gue ga ngerti begituan." Gara-gara teman mengeluh tentang mengganti tampilan blognya, saya jadi kepikiran bikin tutorial sederhana. Tutorial ini berupa prinstcreen dan semoga bisa diikuti semua orang. Oh ya, tutorial ini buat template yang sudah disediakan blogspot ya. Beberapa teman bilang, template yang sempat saya pakai ini bagus. Saya terinspirasi memakai tenplate ini setelah membuka halojepang.blogspot.com. Template ini namanya " magazine ". Kalau diperhatikan sekilas, memang mirip majalah. Seakan postingan terbaru yang bertenger di bagian atas terlihat seperti headline. Dan untuk membaca sebuah postingan secara lengkap, kita perlu mengklik salah satu judul tulisan. Maka akan muncul jendela yang menampilkan postingan tersebut. Template ini sederhana, tidak menyediakan banyak widget kecuali beberapa widget bawaan yang terletak di bagian kanan.

Lebaran Di Mana?

Gambar
kayuagungradio.com             "Sama mama ya?" Mama terlihat penuh harap. Kedua tangan mama menopang dagu. Bisa kulihat dari senyum di bibir dan binar di mata, mama tengah merayu. Namun aku tidak dapat menjawab selain dengan tundukan kepala. Mama mendesah panjang. Ah, mama.             "Hari kedua?" Mama menggenggam kedua tanganku. "Kalau papamu keberatan mengantarmu kemari, mama yang akan menjemputmu. Sekalian mama silaturahmi dengan keluarga papa. Mama sudah lama tidak main ke sana. Setelah itu, kita ke rumah oma. Terus ke rumah Om Farhan, Om Ridwan, Om Anwar, Tante Monika…" Dengan semangat mama menyebutkan siapa saja yang mungkin akan kami kunjungi. Untuk menentramkan hati mama, aku mengangguk-angguk, seakan rencana kami telah pasti.

Simpanan Bapak

Gambar
shutterstock.com             "Eh, kamu sudah tahu, belum?"             Aku menggelengkan kepala. "Tahu apa, Bu Yusti?" Dengan cepat, Bu Yusti menarikku mendekat. Lalu ia berbisik, "Bapak punya simpanan!"             "Waaah," itu responku. "Kok cuma wah? Kamu ini bagaimana sih?" Bu Yusti berkacak pinggang. Kugaruk-garuk kepalaku yang tak gatal. "Memangnya harus bagaimana tanggapan saya, bu? Namanya juga tuan tanah, bapak pasti punya banyak simpanan. Katanya bapak terlalu kolot, makanya tidak pernah menyimpan uang di bank…."             Pletak! Tangan Bu Yusti melayang. "Aduh! Bu, kok saya dipukul?"             "Kamu ini jadi orang polosnya kebangetan! Masak tidak paham? Itu lhoo…" Bu Yusti menggerakkan-gerakkan kedua alisn...

Olivia [Bagian 8]

Gambar
shutterstock.com             Beberapa minggu lagi, Olivia akan menghadapi UAS―sering dipelesetkan menjadi ulangan agak serius . Tugas-tugas bertumpuk. Seperti membuat karangan pendek dalam bahasa Jerman sejumlah seratus kata, merangkum 7 bab untuk pelajaran Agama, mengerjakan kumpulan soal Matematika, makalah bahasa Indonesia. Tugas-tugas itu memaksanya memperbaiku hubungan dengan Nana.             "Nan, aku minta maaf," Olivia mengulurkan sekotak coklat. "Kamu tidak perlu…" Nana membuka kotak coklat itu. "Ini bukan valentine!" Nana terpingkal. Ya, coklat dalam kotak itu berwarna coklat-pink dan berbentuk hati. "Aku mau cari coklat bentuk sapi tapi cuma itu yang ada potongan harga," goda Olivia. "Nah, pasti beli di toko Beauty. Ya kan? Kemarin aku ke sana, beli susu kedelai titipan kakakku. Aku lihat coklat ini di rak." "Yaaah ketahuan. Bukan kejutan dong!" "Hahaha. Salahmu sendiri. Ke...

Habis, Cinta

Gambar
http://www.shutterstock.com/pic-70098184             "Maaf. Tapi aku sudah tidak mencintaimu lagi." Aku menelan ludah. Beberapa detik terasa lambat sebelum aku memalingkan wajah.             "Apa maksudmu?" Pertanyaan bodoh. Mungkin aku salah memahami kata-kata yang baru saja meluncur dari bibirnya.             "Aku tidak mencintaimu. Aku tidak punya perasaan apa-apa lagi padamu. Maaf. Tapi aku tidak mau membohongi diriku sendiri. Aku juga kasihan padamu bila kita menjalani hubungan palsu. Hubungan yang dilandasi rasa kasihan. Karena aku tak mau mengasihanimu. Aku yakin kau kuat tanpaku."             Butuh beberapa detik lagi sebelum aku mengucap, "Oh," pelan dan mengerti.             "Lihat kan? Ka...